Ukhuwah merupakan anugrah Allah yang tiada terhingga dan kenikmatan yang tidak dapat diukur oleh materi. Sekalipun seluruh manusia berusaha untuk mengumpulkan harta mereka, namun itu semua tidak dapat digunakan untuk membeli ‘ukhuwah’. Karena ukhuwah tumbuh dan lahir dari cahaya keimanan.
Allah SWT berfirman:
“Dan (Allah-lah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63).
Itulah ukhuwah Islamiyah, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dan generasi berikutnya hingga pada masa kita sekarang ini. Walaupun seolah dengan berlalunya zaman, ukhuwah menjadi semakin rapuh, bahkan perpecahan yang tidak berkesudahan. Mereka menjalin persaudaraan yang demikian eratnya, bahkan lebih erat dari persaudaraan yang terlahir dengan garis nasab.
Makna Ukhuwah
Dr. Abdullah Nasih Ulwan memaknai Ukhuwah sebagai kekuatan iman yang melahirkan perasaan kasih sayang yang mendalam, cinta, penghormatan dan rasa saling percaya, terhadap seluruh manusia yang memiliki ikatan aqidah Islamiyah yang sama dan juga yang memiliki cahaya keimanan dan ketaqwaan.
Jadi, ukhuwah merupakan sesuatu yang terlahir dari keimanan yang mendalam, dan juga merupakan buah dari ketaqwaan kepada Allah SWT. Bahkan seorang yang beriman apabila tidak memiliki rasa ukhuwah terhadap sesama muslim lainnya, maka imannya belum sempurna Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
Keutamaan Ukhuwah
Pertama, Wajah orang yang berukhuwah akan bersinar
Dari Umar bin Khatab ra, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku:
“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun posisi mereka di sisi Allah membuat para nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah mereka itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab, ‘mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah SWT, meskipun diantara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka.
Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut, dan mereka tidak bersedih hati manakala manusia bersdih hati.’ Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat ‘Sesungguhnya wali-wali Allah itu, mereka tidak takut dan tidak pula bersedih hati.” (HR. Abu Daud)
Kedua, Akan diampuni dosa-dosanya
Dari Salman al-Farisi ra, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan.” (Mu’jam al-Kabir VI/ 256)
Ketiga, Mendapatkan naungan Allah
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa Allah berfirman pada hari kiamat. ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku.? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim)
Keempat, Mendapatkan cinta Allah
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga hal, yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnnya iman. Lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya. Mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT. Tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)
Cara Mempererat Tali Ukhuwah
Memberitahukan rasa cintanya kepada saudaranya
Dari al-Miqdam Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang mu’min mencintai saudaranya sesama mu’min, maka beritahukanlah bahwa ia mencintainya (karena Allah SWT).” (HR. Abu Daud)
Mendoakan saudaranya
Dari Umar bin Khattab ra, aku meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi umrah. Kemudian Rasulullah SAW mengizinkan aku dan berkata: “Jangan lupa wahai saudaraku doanya.” Beliau mengucapkan sebuah kalimat yang teramat membahagiakan, seakan aku memiliki dunia. (HR. Abu Daud)
Memberikan senyuman
Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menganggap remeh satu perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya memberikan senyuman kepada saudaramu.” (HR. Muslim)
Bersilaturahim
Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa Allah berfirman, ‘Cinta-Ku wajib diberikan kepada orang yang saling mencintai karena-Ku, kepada yang saling duduk karena-Ku, kepada yang saling mengunjungi (bersilaturahim) karena-Ku, dan yang saling berlomba untuk berkorban karena-Ku.” (HR. Ahmad)
Memberikan hadiah
Rasulullah SAW bersabda: “Saling mencintai dan saling memberi hadiahlah kalian.” (HR. Baihaqi dan Thabrani)
Selain berbagai keistimewaan di atas, ukhuwah memilki nilai positif lain yang sangat luas, yaitu akan dapat mewujudkan persatuan umat. Karena dengan adanya ukhuwah, setiap muslim tidak akan memandang seseorang dari suku, negara, warna kulit dan lain sebagainya. Namun ia akan melihat seseorang dari segi aqidahnya.
Siapapun ia, jika mentauhidkan Allah, beragamakan Islam, bermanhajkan al-Qur’an, berkiblatkan ka’bah, bersunahkan sunah Rasulullah SAW, maka ia adalah saudaranya.
Setiap muslim memiliki kewajiban untuk senantiasa menolong atau memiliki kepedulian terhadap kebutuhan dan kesusahan yang dialami saudaranya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka bukanlah ia termasuk golongan mereka (kaum muslimin).” (HR. Tabrani)
Adapun pada zaman sekarang ini, berangkat dari ketiadaan ukhuwah, maka seolah tidak ada persatuan dan kepedulian terhdap urusan umat Muhammad saw. Sebagai contoh adalah masalah Palestina, kenapa kita harus peduli pada Palestina? Yang pertama, karena di Palestina banyak umat Islam yang beriman kepada Allah yang kondosinya dalam keadaan sengsara, kedua, di sana terdapat satu tenpat yang dimuliakan Allah yang bernama Masjid al-Aqsha dan yang ketiga bahwa Palestina adalah satu-satunya negara setelah Mesir yang mengakui kemerdekaan Indonesia ketika diproklamirkan oleh presiden Indonesia.
Inilah sekelumit bahasan tentang ukhuwah, yang tentunya kita semua harus berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan berusaha mencoba mengamalkan kiat-kiat Rasulullah SAW dalam mempertebal rasa ukhuwah dalam diri kita masing-masing.
Jumal Ahmad Ibnu Hanbal
Baca juga artikel terkait Ukhuwah Islamiyah berikut
Terima kasih atas tautan ayatnya dan selamat datang di blog sederhana saya.
Ayat tersebut menjadi penguat dari al-anfal ayat 63 di atas beserta hadits-hadits yang lain.
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara…” (QS. Ali Imran: 103).
izin copas ya !
jazakumullah
Thayib, silahkan dengan tetap menyertakan link post kami tentunya.
[…] Ukhuwah Islamiyah Sebagai Bukti Keimanan […]