Jangan Hina Dia

tutur kata, bicara dan kalimat yang baik adalah sedekah

Imam Ahmad bin Hanbal, dalam salah satu pesannya: “Jika seseorang menghina saudara mukminnya atas suatu dosa, dia takkan mati sampai Allah mengujinya dengan dosa yang semisal dengannya.”

Tidak menghina orang baik itu perkara yang biasa. Akan tetapi, tidak menghina mereka yang (sedang) tergelincir dosa dan salah butuh kesungguhan.Ini bukan pekerjaan mudah.

Betapa sering kita memperolok orang lain yang sedang terpeleset dan berperkara. Mengejek mereka sambil memicingkan sebelah mata. 

Alih-alih menginstrospeksi diri, kita malah menyibukkan diri untuk menjadikan mereka yang tergelincir dalam kekhilafan sebagai bahan gunjingan.😫😫

Maka, sekali lagi, betapa sering kita dengan sikap jumawa dan angkuh mempertanyakan, “Kok bisa dia berbuat sekerdil itu?”

Seakan kita merasa sangat yakin bahwa kita akan mampu melampaui ujian serupa. 

Sungguh, hanya kepada Allah kita memohon agar menjaga hati kita dalam ketaatan kepada-Nya.

Ketika seseorang menghina saudaranya yang tergelincir kesalahan, maka yakinlah bahwa disaat yang sama ia sedang mengukir dosa ‘sombong’ dalam hatinya.

Ingatlah…. 

Bahwa Ya’qub AS tidak menghina kesalahan fatal yang dilakukan oleh putra-putranya. Bahkan ia beristigfar untuk putra-putranya.

Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang panjang dalam kitab Shahihnya no. 2564 dari Abu Hurairah, yang akhirnya berbunyi.
بِحَسْبِ امْرِيْ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسلِمَ كُلٌ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina saudaranya sesama muslim. Seorang muslim wajib manjaga darah, harta dan kehormatan orang muslim lainnya”

Abu Darda’ suatu ketika melewati seorang yang terkadang jatuh ke dalam perbuatan dosa dan ia tengah dicela oleh orang-orang di sekitarnya. 

Abu Darda’ pun berkata, 

“Apa pendapat kalian seandainya ia terjatuh ke dalam sumur, bukankah kalian akan mengeluarkannya ? Maka janganlah mencela saudara kalian, tapi pujilah Allah yang telah menjaga diri kalian”. 

Baca juga:   Menjadi Muslim 'Rāhilah'

Sekian. 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *