Persatuan dan kesatuan umat adalah jawaban konci permasalahan kita yang sangat kompleks. Ini yang wajib kita perjuangkan.
Masalah aqidah generasi, masalah akhlak, budaya hedonistik kapitalistik, masalah ekonomi, masalah politik dan sejuta problematika umat Islam. Jawaban utama adalah kita bersatu, bersinergi, berkolaborasi dalam segala aspek kehidupan yang muaranya adalah MASJID.
Saya sepaham dengan ust Valentino “kembali ke Masjid”. Gerakan masif akan bisa dikendalikan oleh Masjid.
Problematika kita yang “njlimet” akan terselesaikan bila hati kita bersih murni MEMBESARKAN ALLAH. Bila gerakan kita hanya MENINGGIKAN nama ALLAH.
Sebaliknya bila meninggikan nama pribadi atau golongan tertentu akan ada perpecahan. Maka sulit bersatu. Ada ketersinggungan, sakit hati, terluka hati dan istilah istilah yang lainnya yang menggambarkan “meninggikan nama pribadi” bukan lagi Allah. Apalagi kalau orientasinya harta (uang).
Dalam berjuang Lillahi taala tidak ada istilah ngambek sakit hati karena semua LILLAH, murni membesarkan nama Allah. Bila berjuang ada yang sakit hati itulah gambaran salah niat.
Ingat hadist dibawah ini Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
Kerusakan pada sekawanan kambing akibat dua srigala lapar yang dilepaskan padanya tidak lebih parah dibandingkan kerusakan pada agama seseorang akibat kerakusannya terhadap harta dan kemuliaan (rasa ingin dihormati) dengan mengorbankan agamanya.
HR. Tirmidzi, no. 2376; Ahmad 3/456;
Perpecahan yg terjadi hanya
- Ingin dihormati
- Kerakusan harta.
- Keduanya diprioritaskan dengan mengorbankan agamanya.
- Bila niat meninggikan NAMA ALLAH tidak lagi nama baik pribadi akan terjadi gerakan persatuan.
Mari kita perbaharui niat kita. Evaluasi hati kita. Jangan ada merasa tersakiti hati dalam berjuang yang bertujuan MENINGGIKAN NAMA ALLAH.
Sumber: Bc Ust Arifin Jayadiningrat (Direktur Islamic Character Development-ICD)