Menjelang tiga atau dua hari gerhana bulan yang sedianya akan terjadi awal malam nanti, berseliweran info dan broadcast tentang gerhana. Ada yang memanfaatkan moment seperti ini dengan menyebarkan broadcast hoax.
Salah satu bc yang tersebar luas adalah info bahwa jam 03.25 pagi bulan akan mengelilingi ka’bah dan langit akan berwarna biru muda. Inilah saat penerimaan doa, taubat dan munajat, terjadi setiap 100 tahun sekali.
Selanjutnya, bc tersebut mengajak pembacanya membaca doa ‘rabbi min kulli dzammbi wa atuubu ilahi’ jika kamu mengirim doa ini ke temanmu, maka Allah akan menyelesaikan masalahmu.
Ustadz Aan Chandra Thalib meminta agar bc seperti ini jangan diteruskan lagi karena termasuk kedustaan dalam Agama. Tidak ada dalil syar’i dan bukti ilmiah bahwa bulan Thawaf mengelilingi Ka’bah apalagi dibumbui dengan terkabulnya doa dan diterimanya taubat.
Lalu apa saja Sunnah ketika terjadi gerhana? Berikut ini pemaparan singkat yang semoga bermanfaat:
1. Shalat dua gerhana merupakan Sunnah Muakkadah.
2. Pelaksanaannya dilakukan secara berjamaah di Masjid.
3. Tidak ada adzan khusus untuk shalat ini, namun dianjurkan bagi bilal untuk menyeru kaum muslimin dengan seruan Asshalaatu Jaamiah الصلاة جامعة berdasar pada hadits yang muttafaq alaih dari Ibnu Umar ra.
4. Shalat gerhana dimulai sejal awal berlangsungnya gerhana hingga gerhana tersebut berakhir. Namun bila shalat gerhana usai sebelum gerhananya berakhir maka tidak apa apa, hanya saja dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa hingga gerhana tersebut berakhir.
5. Tata cara shalat gerhana.
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan dua kali ruku’ pada setiap rakaat.
Setelah takbiratul ihram membaca doa istiftah lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah. Kemudian membaca Surat yang panjang seperti Al-Baqarah, Ali Imran, At-Taubah dan lainnya.
Setelah itu rukuk yang panjang, sebagaimana keterangan Aisyah ra yang mengatakan “Belum pernah saya melakukan ruku’ dan sujud yang lebih panjang dari ini”. (HR. Bukhari Muslim).
Kemudian bangkit dari ruku’ dan lalu membaca Surat Al-Fatihah dan lanjutkan dengan membaca surat yang panjang. Kemudian ruku’ yang panjang, lalu bangkit untuk melakukan i’tidal. Kemudian sujud yang panjang. Lakukan cara di atas untuk rakaat setelahnya.
Tidak ada bacaan khusus ketika ruku’ dan sujud dan disunahkan membaca tasbih yang banyak ketika ruku’ dan sujud.
Beberapa catatan penting seputar Shalat Gerhana.
1. Shalat Gerhana hanya dianjurkan ketika gerhana itu terlihat. Adapun bila gerhana terjadi namun tertutup awan, maka tidak dianjurkan melaksanakan shalat gerhana.
2. Shalat Gerhana dilakukan secara berjamaah, namun tidak mengapa bila dilakukan secara sendirian, terutama bagi musafir atau orang yang terhalangi dari menghadiri shalat gerhana, sementara dia menyaksikan gerhana tersebut.
3. Khutbah shalat gerhana bukanlah satu keharusan, namun dianjurkan bagi imam agar memberikan wasiat setelah pelaksanaan shalat gerhana.
4. Shalat gerhana boleh dilakukan pada waktu yang terlarang seperti bakda shalat Ashar atau shalat Subuh. Karena dia termasuk shalat yang memiliki sebab.
5. Ada perbedaan pendapat tentang hukum mengumumkan terjadinya gerhana berdasarkan hitungan ilmu falak. Pendapat yang terpilih dalam masalah ini adalah boleh. Pengumuman ini tidak menafikan takhwif yang menjadi hikmah terjadinya gerhana.
Sumber: IG Ust Aan Chandra Thalib rahimahullah.