Betapa banyak manusia mengejar dunia bukan sekedar untuk hidup layak tapi popularitas diri menjadi target utama. Mencari penghormatan orang lain.
Inilah kacamata terbalik, ʞılɐqɹәʇ ɐʇɐɯɐɔɐʞ
Mereka bangga akan prestasi yang diekspos, didengung-dengungkan, dielu-elukan, dipuja puji.
Inilah kaca terbalik
Lupa bahwa kacamata yang benar adalah Mengejar Ridho Allah, bukan manusia. Agar Allah senang bukan agar manusia senang.
Kacamata terbalik ini sudah membudaya.
Maka tidaklah aneh orang sukses adalah orang terkenal. Yang menjadi standar kesuksesan adalah ketenaran. Tidak tenar tidak hebat !! Orang terkenal pasti hebat. naudzubillah min dzalik.
Inilah penyebab kebanyakan orang dilanda kesedihan hanya karena TIDAK dianggap orang bahkan dilupakan.
itulah “kacamata yang terbalik” !!.
ʞılɐqɹәʇ ɐʇɐɯɐɔɐʞ
Kacamata yang benar orang yang hebat dan sukses adalah orang berprestasi dimata Allah !.
Maka pakailah kacamata yang benar dan tidak terbalik yaitu JUSTRU BAHAGIA tidak dikenang jasanya karena ia hidup mencari ridha Allah bukan ridha manusia.
JUSTRU IA BAHAGIA karena jasanya dijernihkan terjaga dari penyakit penyakit hati: kekotoran riya, kesombongam, keangkuhan, kepongahan, sikap membusungkan dada, ujub dan merasa jadi pahlawan..
JUSTRU kacamata yang benar memandang bahwa semua perbuatan kebaikan, MURNI cari ridho ALLAH, HARUS dijaga, tertutup rapi agar tidak tercemar dengan penyakit-penyakit tadi.
Kacamata terbalik juga bagi orang orang yang punya kuasa untuk melakukan sewena wena, me-remove, “mengusir”, melupakan kebaikan orang.
Mereka merasa menang. Merasa kuasa. Merasa mampu menghinakan orang.
Padahal itu kacamata terbalik…ʞılɐqɹәʇ ɐʇɐɯɐɔɐʞ
Seharusnya mereka malu karena mereka tidak jujur, membohongi diri. Mereka hanya mencari pengakuan manusia, bukan lagi Allah. Inilah penyakit Hasad yang akan merugikan diri mereka.
Hasad adalah kacamata terbalik: senang melihat orang lain gagal, sedih melihat orang lain sukses.
Upaya untuk mengabaikan kebaikan orang bahkan membesarkan kekurangan orang lain.
Kacamata yang benar : senang melihat orang lain sukses, sedih melihat orang lain gagal.
Selalu mengenang kebaikan orang lan, santun hati, berterimakasih dan rasa hormat.
Selalu menutupi kejelekan oranglain.
Hindarilah kacamata terbalik. ʞılɐqɹәʇ ɐʇɐɯɐɔɐʞ
Bahagialah bagi kita yang berbuat kebaikan dalam “kesunyian” (tidak diekspos).
Berterimakasihlah kepada orang orang jahat yang melupakan dan mengabaikan bahkan menghina diri kita.
Justru khawatir bagi yang dipuja puji manusia dalam kebaikannya, karena bisa menjadi sampah !.
Lantaran haus mengejar ridho manusia. Itulah kacamata terbalik.
Innamal a’maalu bin niyaat
Sesungguhnya segala perbuatan tergantung niat.
Mulailah segala perbuatan dengan kacamata yang benar.
Katakanlah Bismillah setiap gerakan kita agar tidak salah niat !.
Sumber: BC Ust Arifin Jayadiningrat.