Ketika merasa lemah semangat mengejar cita cita, saya selalu ingat dia, saya selalu menjadikan anak ini sebagai pelecut semangat untuk berubah dan menjadi pengingat saya untuk terus bersabar menghadapi hidup dan Allah akan memberikan pahala luar biasa besar kepada orang yang sabar.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis salah satu pengalaman saya ketika mengajar tahfidz yang salah satu di antara mereka mengidap penyakit yang sangat memprihatinkan yaitu Epilepsi. Silahkan anda search tulisan itu di blog sederhana ini.
Pelajaran berharga saya dapatkan dari dia, pelajaran yang tidak akan pernah saya dapatkan di meja kuliah manapun. Ya, pelajaran KESABARAN. Ilmu yang hanya akan kita rengkuh ketika kita bergelut dengan kehidupan, merasakan manis dan pahitnya kehidupan.
Dia yang masih kecil, usia SMP harus menanggung sakit yang sangat mengganggu dia belajar. Kadang rasa takjub menghinggapi diri, bagaiamana dia bisa menghafal Alquran sementara alatnya untuk menghafal yaitu otak sedang dalam masalah.
Dan bagaimana sedihnya saya kala itu, ketika melihat dia tiba-tiba kejang dengan mengeluarkan air liur berbusa dari dalam mulutnya. Saya hanya bisa menangis melihatnya berjuang melawan penyakit.
Menurut sebuah artikel kedokteran, Epilepsi bukan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau bakteri, akan tetapi merupakan gangguan kronik pada otak akibat gangguan atau infeksi yang terjadi pada otak sebelumnya. Gangguan bersifat mendadak dan terjadi sesaat.
Gangguan ini muncul seperti suatu serangan dan terjadi berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat reversibel dengan berbagai penyebab. Gejala yang timbul secara tiba-tiba dan menghilang secara tiba-tiba pula. Akan tetapi yang pasti, gangguan epilepsi dapat diredam maksimal dengan pengobatan secara rutin dan disiplin.
Kami, para asatidz melarang dia untuk pergi sendiri apalagi ke pasar, waktu itu pesantren kami di daerah puncak Bogor dan dia seringkali ingin pergi sendiri ke tempat ibunya di daerah Bogor kota. Pernah dia pergi sendiri dan langsung kami jemput dia agar kembali ke pesantren. Alhamdulillah kami bisa menemukan dia kembali.
Artikel kedokteran itu juga menulis bahwa Epilepsi banyak macamnya, penggolongan penyakit ini berdasarkan gejala yang timbul pada saat serangan. Untuk lebih mengenal secara jelas, secara sederhana epilepsi dibagi dalam dua golongan besar.
1. Epilepsi Umum
2. Epilepsi Parsial
Yang tergolong Epilepsi Umum adalah
Petit Mall.
Terjadi gangguan kesadaran secara mendadak (absence). Pada jenis epilepsi ini, penyandang akan tampak diam tanpa reaksi (bengong) untuk beberapa saat, kemudian melanjutkan aktifitasnya semula setelah sadar.
Grand Mall
Epilepsi jenis ini ditandai dengan kehilangan kesadaran, kemudian terjadi kejang-kejang, keluar air liur yang berbusa dari mulut, sering disertai napas mengorok pada saat serangan.
Mioklonik Juvenil
Kontraksi otot singkat terjadi pada penyandang epilepsi ini. Kontraksi terjadi pada satu kelompok otot atau beberapa kelompok otot. Kekuatan kontraksi otot bervariasi dari yang lemah, yang tidak terlihat, sampai yang kuat hingga terjadi sentakan hebat dan dapat mengakibatkan penyandang epilepsi terjatuh atau melontarkan benda-benda yang sedang dipegang.
Sedangkan yang termasuk Epilepsi Parsial adalah:
Sederhana (Tanpa Gangguan Kesadaran).
Umumnya penyandang kejang-kejang dan terkadang terasa kesemutan atau rasa kebal pada satu tempat. Gangguan ini berlangsung beberapa menit sampai hitungan jam.
Kompleks (Disertai Gangguan Kesadaran)
Diawali dengan gangguan parsialis sederhana, penyandang epilepsi jenis ini seperti bermimpi, daya ingatnya terganggu, halusinasi, atau kosong pikiran. Seringkali diikuti oleh otomatisme, misalnya: mengulang-ulang ucapan, melamun atau berlari-lari tanpa tujuan.
Banyak penyebab yang mengakibatkan cedera pada otak dan pada akhirnya memicu terjadinya epilepsi, diantaranya:
1. Trauma yang dapat menyebabkan cedera otak atau perdarahan otak.
2. Infeksi pada otak atau selaput otak yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
3. Kejang demam, yang sering terjadi pada anak-anak.
4. Tumor otak.
5. Kelainan pembuluh darah.
6. Keracunan timbal (Pb) atau kamper (kapur barus).
7. Gangguan keseimbangan homon.
8. Degenerasi otak, dan lain sebagainya.
Serangan pada penyandang epilepsi dapat dipermudah oleh rangsangan-rangsangan tertentu, misalnya ; Faktor Sensoris (cahaya yang berkedip-kedip, bunyi-bunyi yang mengejutkan, air panas), Faktor Sistemis (Demam, penyekit infeksi, obat-obatan, kelelahan fisik), dan Faktor Mental (stres dan gangguan emosional).
Selesai kutipan dari artikel kedokterannya…
Kembali ke laptop…
Sekali lagi, waktu itu kami hanya bisa menjaga dia agar tidak keluar dari pesantren sendiri sehingga membahayakan dirinya, kedua, kami hanya bisa berusaha terus menghubungi orang tua agar mengirimkan obatnya jika sudah habis.
Pengalaman kami, jika penderita epilepsi bisa displin minum obat maka akan bebas dari gangguan kejang kejang dan lainnya dan dapat belajar dan bergaul secara normal.
Bila anda kebetulan berada dekat orang penyandang epilepsi yang mengalami serangan dan disertai kejang-kejang, segera lakukan hal hal berikut :
1. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari benda keras, tajam, atau panas. Serta hindarkan dari tempat atau benda berbahaya lainnya.
2. Longgarkan pakaiannya, bila mungkin miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah sumbatan jalan napas.
3. Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara giginya, karena dapat akibatkan gigi patah.
4. Biarkan istirahat, karena penyandang akan bingung atau mengantuk setelah kejang.
5. Laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penyandang epilepsi. Ini penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter.
6. Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau penyandang epilepsi terluka berat segera larikan ke rumah sakit.
Tentang penyakit epilepsi ini, dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Atha bin Abi Rabbah, dari Ibnu Abbas diriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata, “Maukah engkau kuperlihatkan wanita penghuni surga? Atha menjawab, “ Mau. Beliau berkata,” Ada seorang wanita berkulit hitam datang menemui Rasulullah saw dan berkata,” Saya memiliki penyakit epilepsi, dan bila kumat, auratku terbuka. Do’akanlah aku kepada Allah.” Rasulullah saw berkata,” Kalau engkau bersabar, engkau akan masuk surga, tetapi kalau engkau mau, aku akan mendo’akanmu hingga sembuh.” Wanita itu berkata,” Aku akan bersabar, akan tetapi bila kumat auratku terbuka. Do’akanlah agar auratku tidak terbuka.” Rasulullah lalu mendo’akannya.
Dari riwayat di atas, Rasulullah saw menjanjikan surga kepada wanita yang mengidap epilepsi karena kesabarannya terhadap penyakit ini, bahkan mendo’akan agar auratnya tidak tersingkap bila penyakitnya kumat.
Rasulullah memberi pilihan kepadanya, antara bersabar dan ia akan memperoleh surga, atau dido’akan sehingga sembuh, tanpa ada jaminan masuk surga. Wanita itu akhirnya memilih bersabar dan mendapatkan jaminan masuk surga.
Ini merupakan pelajaran berharga bagi kita, karena kesabaran seseorang menerima penyakit dari Allah, menjadikan dia seorang calon penghuni surga.
Wallahu A’lam Bisshawab
[Jumal Ahmad | Twitter: @JumalAhmad]
Boleh, menuntut ilmu kewajiban bagi setiap Muslim baik lelaki maupun perempuan. Dan berdasarkan pengalaman saya, anak yang epilepsi tetap bisa menggunakan otaknya untuk menghafal, hanya terganggu ketika epilepsinya kambuh.
Pilih pesantren yang khusus selain mengobati epilepsi juga mengajarkan Agama dan hafal Alquran. Tapi mohon maaf rujukan pesantren seperti ini belum Saya dapatkan.
Terima kasih.
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jsSy pny anak epilepsi sy ingin sekali anak sy mesantren krn dia pny pnykt ini efek dr radiasi game yg berlebihan…shgg terjadi lah mata minus plus slinder akhirny epilepsi.apa menurut bpk epilepsi boleh dipesantren kan?