AHMADBINHANBAL.COM – Hari Jum’at merupakan hari yang paling utama (afdhal) dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barakah. Allah Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari umat-umat terdahulu.
Bagaimana jika hari yang mulia ini terletak di bulan yang mulia yaitu bulan Dzulhijjah dan hari yang mulia yaitu hari Arafah?
Pasti menjadikan siang hari jumat ini sangat istimewa. Terkumpul keutamaan hari jumat, keutamaan siang hari di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan keutamaan hari Arafah.
Mengenai keutamaan hari Jumat bisa Anda baca artikel kami sebelumnya di tautan ini; Waktu Doa Mustajab di Hari Jumat.
Syaikh Abdur Razaq bin Abdu Muhsin Al-Badr menyebutkan bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari penuh keberkahan. Allah Azza wa Jalla memberikan beberapa kekhususan dan kelebihan di dalamnya.
Di antara kekhususan hari-hari ini adalah Alla Azza wa Jalla telah memilihnya dan menjadikannya hari-harinya paling utama dalam setahun secara mutlak. Allah Azza wa Jalla yang menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Dan Dia menjadikan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai hari yang paling baik dan paling utama.
Di antara keitimewaan dan kelebihan hari-hari ini: Allah tabaraka wa ta’ala bersumpah dengannya, sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian kedudukannya. Hal ini sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.
وَالْفَجْرِ(1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil (QS. Al-Fajr: 1-3)
Menurut Ibnu Abbas dari ahli tafsir lainnya: Sepuluh yang dimaksud dalam ayat ini adaah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Di antara kelebihan hari-hari ini: Hari terbaik untuk melakukan amal saleh. Tidaklah seseorang itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu ibadah yang paling utama dibanding seseorang itu mendekat diri kepada Allah tabaraka wa ta’ala pada sepuluh hari yang utama dan mulia ini.
Dalam Sahih Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء
“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.
Amalan-amalan ibadah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah akan lebih mendapat pahala dan cinta Allah melebihi jika dilakukan di luar hari-hari tersebut.
Lantas bagaimana jika amalan-amalan ini bertepatan dengan hari Jumat?
Maka akan semakin berlipat pahala dan fadhilahnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar.
Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata :
ويوم الجمعة في عشر ذي الحجة أفضل من الجمعة في غيره؛ لاجتماع الفضلين فيه.
“Dan hari Jum’at pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah itu lebih utama dibandingkan hari Jum’at pada waktu2 yang lainnya, karena berkumpulnya 2 (dua) keutamaan padanya” (Fathul Baari III/29), yaitu hari Jum’at dan 10 hari pertama Dzulhijjah.
Bagaimana jika Hari Arafah bertepatan dengan hari Jumat, adakah keutamaan khusus? seperti yang terjadi pada haji tahun 1443 H yang lalu.
Arafah adalah tempat berkumpulnya jamaah haji seluruh dunia dari pagi sampai terbenam matahari, mereka berasal dari ragam kulit dan bahasa tetapi mereka dalam kesatuan dan tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, pejabat dan rakyat, disinilah nampak persamaan yang hakiki.
Selain itu, disebut Arafah karena pada hari tersebut semua manusia menyadari kesalahan dan dosanya sehingga banyak yang menangis dalam doa doanya. Ada juga yang menyebutkan Arafah sebagai tempat Malaikat mengajarkan manasik haji kepada Nabi Ibrahim AS dan tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah diturunkan di dunia.
Amal ibadah puasa, infaq dan sedekah di hari Arafah ini akan diterima oleh Allah SWT, mari memperbanyak amal dan doa khususnya untuk saudara kita di Rohingya dan Palestina agar diberikan kemenangan oleh Allah SWT dan doa untuk kesuksesan hidup dunia akhirat karena doa di hari Arafah akan dikabulkan, sebagaimana Sabda Nabi berikut:
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah, dan sebaik-baik ucapkan yang aku dan para nabi sebelumku lakukan adalah ucapan: La ilaha illaLlah, wahdahu la syarika lah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syai-in qadir (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah seluruh pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu). (HR At-Tirmidzi [3585]).
Terkait dengan terkabulnya do’a pada hari Arafah, seorang shalih berkata:
“Demi Allah, aku tidak berdo’a dengan suatu do’a pada hari Arafah, dan belum sampai genap satu tahun, kecuali apa yang aku pinta telah aku saksikan sebagai kenyataan seterang terbitnya fajar”.
Pahala berlipat yang akan didapatkan jamaah haji bergantung kepada kadar ikhlasnya kepada Allah Azza wa Jalla dan kesungguhannya dalam beribadah dan melaksanakan ketaatan. Adapun bertepatannya hari Arafah pada hari Jumat tidak menjadikannya keutamaan bagi para jamaah haji jika tidak melaksanakan ibadah dengan kesungguhan dan ketaatan.
Prof. Dr. Abdul Fattah Idris, Professor dalam bidang Fikih di Al-Azhar menjelaskan hal ini ketika menaggapi haji tahun lalu dimana Arafah bertepatan dengan hari Jumat.
Berikut pernyataan Prof. Dr. Abdul Fattah Idris.
” إن الإثابة على الحج أمرها موكول إلى الله سبحانه وتعالى، فهو الذي يضاعف الثواب لمن يشاء، وكما قال رسول الله للسيدة عائشة رضي الله عنها “أجرك على قدر نصبك” وهذا يقتضي أن الحج الذي يجهد الإنسان نفسه في عبادة الله سبحانه وتعالى ويخلص النية له سبحانه وتعالى ولا يأتي بما يفسده ليس ببعيد أن يجزيه الله سبحانه وتعالى على حجه هذا بأجر سبعين حجة أو أكثر من هذا؛
ولكن موافقة يوم عرفة ليوم الجمعة ليس له خصوصية في مضاعفة أجر الحاج عن حجته إذا لم يجهد الإنسان نفسه في هذه العبادة ويؤيدها بحسب ما كلف بها، ولهذا فإن الإثابة على الحجة أمرها موكول إلى الله سبحانه وتعالى فهو الذي يجزي على الأعمال لمن يشاء وهو الذي يضاعف الأجر لمن يشاء.
Kurang lebih artinya demikian.
“Sesungguhnya penetapan pahala haji urusannya diserahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dialah yang akan melipat gandakan pahala bagi siapa yang Dia kehendaki. Sebagaimana sabda Rasulullah kepada Aisyah radhiyallah anha: ‘Besarnya pahalamu tergantung pada usahamu’. Korelasinya bahwa seseorang melaksanakan haji dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, memurnikan niat hanya untuk-Nya yang Maha Suci dan Maha Tinggi dan tidak melakukan hal-hal yang merusak haji, maka tidak akan jauh-jauh, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan ganjaran atas hajinya dengan pahala 70 haji atau lebih dari itu.
Adapun bertepatannya hari Arafah dengan hari Jumat, tidak memiliki kekhususan dalam meningkatkan pahala orang yang berhaji jika tidak bersungguh-sungguh dalam beribadah dan melaksanakannya sesuai kadar kemampuan. Maka dari itu, penetapan pahala haji urusannya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang memberikan pahala atas amalan siapa yang dikehendaki dan melipat gandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki”.
Bagi jamaah haji yang mendapatkan rizki untuk ibadah ke Baitullah, manfaatkan waktu dan kesempatan sebaik-baiknya untuk melaksanakan ibadah dan ketaatan semampunya. Hindari dan tinggalkan distraksi-distrask ibadah seperti berfoto, mengambil video dan perbanyak belanja. Fokus dan sungguh-sungguh dalam beribadah agar berhak mendapatkan pahala berlipat dari Allah Azza wa Jalla.
Adapun bagi kita yang masih di Indonesia, semoga hari ini kita beribadah dan berpuasa di Indonesia dan tahun depan kita bisa beribadah wukuf di Arafah. Kita belum pernah bermalam di Mina, Wukuf di Arafah, melempar Jumrah akan tetapi dalam hati kita selalu mengucapkan labbaikallahumma labbaik labbaika laa syariika laka labbaika.
Seperti halnya nasehat di atas untuk jamaah haji, juga buat kita yang tidak berhaji untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan hari Arafah untuk memperbanyak ibadah dan ketaatan. Ingat hadis Nabi di atas
اجرك على قدر نصبك
“Besarnya pahalamu tergantung pada usahamu.”.
Dari hadis ini, para ulama Ushul Fikih membuat kaidah berbunyi
زيادة المشقة زيادة الأجر
Bahwa besar pahala sesuai kadar kesusahan.
Kaidah ini dinisbahkan kepada Imam Al-Qarafi dalam kitabnya Al-Qawaid 2:411 dan Imam As-Suyuthi menyebutkan redaksi lain berbunyi ما كان أكثر فعلًا؛ كان أكثر فضلً (amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan) dalam kaidah ke-19 dalam kitab Al-Asbah wan Nadhair hal. 268. (Baca tulisan kami: Besar Pahala sesuai Kadar Kesusahan).
JANGAN HABISKAN WAKTU KITA DI DUNIA
HARDWORK KITA UNTUK AKHIRAT, BUKAN UNTUK DUNIA
Jumal Ahmad Ibnu Hanbal
Sumber:
Jumal Ahmad. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Terjemah oleh: Jumal Ahmad Ibnu Hanbal: Link: artikel sedang disiapkan.
Jumal Ahmad. Adam, Hawa dan Padang Arafah. Link: https://ahmadbinhanbal.com/adam-dan-hawa/ (diakses pada 21 Juni 2023)
Palsawa.com, فضل موافقة يوم عرفة ليوم الجمعة, Link: https://palsawa.com/post/349021/%D9%81%D8%B6%D9%84-%D9%85%D9%88%D8%A7%D9%81%D9%82%D8%A9-%D9%8A%D9%88%D9%85-%D8%B9%D8%B1%D9%81%D8%A9-%D9%8A%D9%88%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%D8%A9-1443 (diakses pada 21 Juni 2023)
FAQ
Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr menjelaskan hendaknya seorang mukmin merenungi sejenak keistimewaan hari-hari ini, memperbarui semangat untuk menyambutnya sepenuh hati dan jiwanya, beribadah dengan baik dan pengabdian kepada-Nya.
Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr menyebutkan beberapa kelebiiahan dan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
1. Alla Azza wa Jalla telah memilihnya dan menjadikannya hari-harinya paling utama dalam setahun secara mutlak.
2. Allah tabaraka wa ta’ala bersumpah dengannya, sebagai tanda kemuliaan dan ketinggian kedudukannya.
3. Hari terbaik untuk melakukan amal saleh.
4. Terkumpul ketaatan-ketaatan utama yang tidak terkumpul pada hari-hari yang lain dalam setahun.
5. Allah tabaraka wa ta’ala menjadikannya sebagai musim untuk mengerjakan ibadah haji di Baitullah al-Haram (Makkah) dan dijadikan pada hari sepuluh pertama ini hari Tarwiyah yaitu hari ke delapan bulan Dzulhijjah.
6. Disana juga terdapat hari Arafah yaitu sebaik-baik hari ketika matahari terbit dan juga hari al-Nahr (Hari raya Kurban) yaitu hari yang paling mulia di sisi Allah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله berkata :
ويوم الجمعة في عشر ذي الحجة أفضل من الجمعة في غيره؛ لاجتماع الفضلين فيه.
“Dan hari Jum’at pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah itu lebih utama dibandingkan hari Jum’at pada waktu2 yang lainnya, karena berkumpulnya 2 (dua) keutamaan padanya” (Fathul Baari III/29), yaitu hari Jum’at dan 10 hari pertama Dzulhijjah.
Secara khusus tidak ada dalil mengkhususkan pahala bagi jamaah haji ketika hari Arafah bertepatan dengan hari Jumat. Jika tidak melaksanakan ibadah dengan kesungguhan dan ketaatan, maka akan sedikit pula pahalanya karena besar pahala bergantung sejauhmana usaha.