“Sudah selayaknya bagi siapa saja yang mendengar seseorang menggunjing kehormatan seorang muslim ia akan mencegah dan menasehati orang tersebut. Apabila dia mendengar seseorang menggunjing gurunya atau siapa saja yang mempunyai kedudukan, keutamaan dan keshalihan, maka hendaklah dia lebih serius untuk membantahnya” (Shahih Al-Azdkar, II/832, Adab Talamudz, hal 33)
Hari ini guru guru yang selalu mengajarkan kita alif, ba’, ta’, tsa’ sedang mendapatkan cobaan, diuji oleh pemerintah yang dhalim dengan dugaan dan sangkaan yang kurang beradab.
Ketika guru kita dihinanakan, kita mesti membela dengan apa yang kita bisa, paling tidak dengan mendoakan mereka agar diberikan kekuatan dan juga memberikan support agar langkah mereka tidak pernah goyah.
Imam Nawawi berkata, “Sudah selayaknya seorang murid memperhatikan gurunya dengan sikap penuh hormat, dan sudah selayaknya pula ia meyakini keahlian gurunya dibandingkan dengan yang lainnya, karena hal itu akan mengantarkannya untuk mendapatkan manfaat yang banyak dari gurunya dan lebih membekas dalam hatinya terhadap apa yang dia dengar darinya”. (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, I/85)