Mengenal Kitab Ad-Da Wad Dawa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah

Home » Mengenal Kitab Ad-Da Wad Dawa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah

Bismillah…

Pernah merasa hati terasa berat dan sulit menemukan ketenangan? Kita semua pernah mengalami pasang surut emosi dalam hidup. Nah, di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin kompleks, mencari panduan untuk menjaga kesehatan jiwa menjadi semakin penting. Salah satu kitab klasik yang hingga kini masih relevan adalah “Ad-Da Wad Dawa” atau dikenal juga dengan “Jawabul Kafi an Dawa’ al-Syafi” karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.

Mengapa kitab ini begitu istimewa? Ibnu Qayyim, seorang ulama besar, dengan cerdik mengupas tuntas berbagai penyakit hati yang seringkali menghinggapi manusia. Mulai dari sifat iri hati, sombong, hingga penyakit hati yang lebih kompleks lainnya seperti Isqy atau mabuk asmara. Kitab ini tidak hanya menyajikan diagnosis, tapi juga menawarkan solusi-solusi praktis yang bersumber langsung dari Al-Quran dan Sunnah.

Di program Kitab Ulama ini, kita akan bersama mengenal Kitab Ad-Da’ wad Dawa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Pembahasan meliputi biografi ringkas Ibnu Qayyim, mengenal judul kitab, pentingnya kitab ini dan cetakan terbaiknya.

Biografi Ibnu Qayyim al-Jauziyah

Nama Lengkap

Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sa’d bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zur’i ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Kelahiran

Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Menuntut Ilmu

Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tekad luar biasa dalam mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia. Dia memulai perjalanan ilmiahnya pada usia tujuh tahun. Allah mengkaruniainya bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas, pikiran cemerlang, daya hapal mengagumkan, dan energi yang luar biasa.

Tidak mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para guru (syaikh) dengan semangat keras dan jiwa energis untuk menyembuhkan rasa haus dan memuaskan obsesinya terhadap ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba ilmu dari setiap ulama spesialis sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar dalam berbagai disiplin ilmu.

Disiplin ilmu yang didalami dan dikuasai oleh Ibn Qayyim hampir meliputi semua ilmu syariat dan ilmu alat. Ibnu Rajab, muridnya, mengatakan, “Dia pakar dalam tafsir dan tak tertandingi, ahli dalam bidang ushuluddin dan ilmu ini mencapai puncak di tangannya, ahli dalam fikih dan ushul fikih, ahli dalam bidang bahasa Arab dan memiliki kontribusi besar di dalamnya, ahli dalam bidang ilmu kalam, dan juga ahli dalam bidang tasawuf.”

Dia berkata juga, “Saya tidak melihat ada orang yang lebih luas ilmunya dan yang lebih mengetahui makna Al-Qur’an, Sunnah dan hakekat iman daripada Ibnu Qayyim. Dia tidak makshum tapi memang saya tidak melihat ada orang yang menyamainya.”

Ibnu Katsir berkata, “Dia mempelajari hadits dan sibuk dengan ilmu. Dia menguasai berbagai cabang ilmu, utamanya ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushuluddin, dan ushul fikih.”

Baca juga:   Mengenal Tafsir Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari

Adz-Dzahabi berkata, “Dia mendalami hadits, matan dan perawinya. Dia menggeluti dan menganalisa ilmu fikih. Dia juga menggeluti dan memperkaya khasanah ilmu nahwu, ilmu ushuluddin, dan ushul fikih.”

Ibnu Hajar berkata, “Dia berhati teguh dan berilmu luas. Dia menguasai perbedaan pendapat para ulama dan mazhab-mazhab salaf.”

As-Suyuthi berkata, “Dia telah mengarang, berdebat, berijtihad dan menjadi salah satu ulama besar dalam bidang tafsir, hadits, fikih, ushuluddin, ushul fikih, dan bahasa Arab.”

Karya

Ibn Qayyim adalah ulama yang sangat produktif. Beliau menulis buku sebanyak 96 judul yang hingga saat ini dicetak berulang – ulang dan di-alihbahasakan ke dalam berbagai bahasa di dunia.

Beberapa yang terkenal diantaranya adalah Miftah Dar As-Sa’adah, Ijtima’ al-Juyusy al Islamiyah, Ahkam Ahl adz-Dzimmah, A’lam al-Muaqqi ‘in ‘an Rabb al-Alamin, Ighatsah al-Luhfan min Mashadir asy-Syaithan, At-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an, Tuhfah al-Maudud fi Ahkam al-Maulud, Ad-Da’ wa ad-Dawa’, Raudhah al-Muhibbin wa Nazhah al-Musytaqin, Ar-Ruh, Madarij as-Salikin baina Manazil Iyyaka Na’bud wa Iyyaka Nasta’in.

Bedakan Ibnu Qayyim dan Ibnu al-Jauzi

Sebagian orang tidak mampu membedakan antara Ibnu Qayyim al-Jauziyah dengan Ibnu al-Jauzi karena kemiripan nama. Kesalahan ini telah berakibat pada penisbahan beberapa kitab karya Ibnu al-Jauzi kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Kesalahan seperti itu terjadi karena kelalaian para penulis manuskrip atau karena perbuatan orang-orang yang sentimen terhadap Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Wafat

Kematian Ibn Qayyim, dalam kitab-kitab biografi, disepakati bahwa Ibnu Qayyim al-Jauziyah wafat pada malam Kamis setelah azan Isya’, tanggal 13 Rajab tahun 751H. Dia dishalati setelah shalat Zhuhur keesokan harinya di Mesjid al-Umawi, kemudian di Mesjid Jarah dan dimakamkan di perkuburan al-Bab ash-Shaghir dekat makam ibunya di Damaskus.

Semoga Allah merahmati beliau.

Tahkik Nama Kitab

Kitab ad-Da’ wad Dawa’ adalah salah satu kitab terkenal dari karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, bahkan sampai saat ini. Ada lusinan edisi dan tidak ada penerbit, kecuali telah mencetaknya sekali.

Sebagian penerbit menuliskan nama kitab ini dengan “Ad-Da Wad Dawa” dan sebagian lain dengan nama “Jawabul Kafi an Dawa’ al-Syafi”.

Kedua judul ini adalah sebuah karya yang sama, yang ditulis oleh Ibnu Qayyim sebagai jawaban terhadap soal yang diajukan kepada beliau. Sebagian penulis klasik dan kontemporer telah salah sangka ketika menganggap dua judul kitab ini sebagai judul kitab yang berbeda.

Ibnu Qayyim tidak Menyebutkan Nama Kitab

Selaku penulis, Ibnu al-Qayyim tidak menyebut judul dari bukunya itu, sebagaimana bisa dibaca di pendahuluan kitab. Karena memang kitab ini adalah jawaban untuk sebuah pertanyaan pelik tentang masalah hati dan obatnya.

Ibnu Qayyim menjawab pertanyaan yang dia jawab secara langsung sesuai dengan metode mufti, dia juga tidak merujuk nama buku ini dalam buku-bukunya yang lain.

Namun, di bagian awal penjelasannya, Ibnu Qayyim menyebutkan hadis Nabi.

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ

Bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya.

Ad-Da Wad Dawa

Jika Ibnu Qayyim tidak menamai kitabnya. Lalu siapakah orang yang pertama memberi nama atau mengenalkan kitab ini?

Orang yang pertama kali menamainya adalah murid Ibnu Qayyim bernama Ibnu Rajab al-Hanbali. Ia menulis nama Kitab ad-Da’ wad Dawa’ dalam biografi Ibnu Qayyim di kitabnya Dzail Thabaqat Hanabilah (II/450). Orang-orang setelah Ibnu Rajab, seperti Ibnul Ammad dalam asy-Syadzarat (VI/169) dan As-Syaukani dalam Badruth Thaali (II/144) ikut sepakat bahwa nama kitab ini adalah Kitab ad-Da’ wad Dawa’.

Nama kitab ini terdapat di manuskrip dari masa kehidupan Al-Hafiz Ibnu Rajab (736-795), salinan tertua El Escorial yang ditulis pada tahun 770 H, yang kedua bertanggal pada tahun 785 H, dan yang ketiga ditulis sebelum tahun 791 H. Semua sepakat dengan judul “Ad-Da Wad Dawa”.

Baca juga:   Kitab Muwafaqat, karya Imam Syatibi: Metodologi Mutakhir dalam Memahami Syariah

Jawabul Kafi an Dawa’ al-Syafi

Haji Khalifa atau Katib Celebi datang, salah satu Ulama besar Hanafi dan pakar sejarawan di era Kesultanan Utsmaniyah menyebut judul buku ini dengan jawabul kaafi liman sa’ala an dawa’ as-syafi, hal ini ia sebutkan dalam Kasyfuz Dzunun an Asami al-Kutub wal Funun (I/728), an-Nadawi dalam kitab Rijalul Fikr wad Da’wah juga menyebut dengan nama kitab ini. Sehingga kitab ini mulai dikenal dengan nama ini, khususnya dikalangan Mazhab Hanafi.

Manuskrip kitab dengan nama ini tersimpan di Perpustakaan Universitas Yale, dan penulis katalognya memperkirakan bahwa itu berasal dari abad kedelapan, dan judulnya: “jawabul kaafi liman sa’ala an dawa’ as-syafi“.

Cetakan Pertama

Buku ini pertama kali dicetak di India pada tahun 1357 H berjudul jawabul kaafi liman sa’ala an dawa’ as-syafi“, kemudian dicetak di Kairo dua edisi berbeda dengan judul yang sama, sehingga judul ini menjadi terkenal.

Ketika kitab ini di tahqiq langsung oleh pentahqiq ulung, Syaikh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, beliau menerbitkan kitab ini dengan judul ad-Da’ wad Dawa’, di Mesir pada tahun 1377 H. Namun pada tahun yang sama, edisi lain juga diterbitkan di Kairo oleh Syekh Mahmoud Abd al-Wahhab Fayed, dengan judul jawabul kaafi liman sa’ala an dawa’ as-syafi“.

Nama Kitab yang Sesuai

Lantas, manakah judul dari kitab Ibnu Qayyim ini yang paling sesuai dan berbobot?

Menurut Abdul Halim Mudabbir, nama kitab ad-Da’ wad Dawa’ lebih sesuai karena sejumlah naskah pada abad ke-8 menyebutkan nama ini, dan Ibnu Rajab, murid dari Ibnu Qayyim menggunakan nama ini.

Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Sheikh Bakr Abu Zayd:

“وهما اسمان وضعا لمسمّى واحد، وهو جواب لسؤال ورد عليه، والمناسبة لكل واحد من الاسمين ظاهرة، لكنها بهذا الاسم “الداء والدواء” أظهر، فإنه استهلّ جواب السؤال بقوله صلى الله عليه وسلم: “ما أنزل الله من داء إلاّ أنزل الله له شفاء” وأحاديث نحوه

“Keduanya adalah dua nama yang dimasukkan ke dalam satu nama, yang merupakan jawaban atas pertanyaan dan jawaban terhadapnya, dan kesesuan untuk masing-masing dari dua nama itu jelas, tetapi dengan nama ad-Da’ wad Dawa’ lebih berbobot. Dia (Ibnu Qayyim) memulai jawaban atas pertanyaan dengan menyebutkan hadis Nabi: “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Dia mengirim dia obat” dan hadis serupa.”

Selain itu, Syaikh Bakr Abu Zaid menyebutkan beberapa teks serupa yang sering diulang oleh Ibnu Qayyim, seperti:

  • وهل مع ذلك كله من دواء لهذا الداء العضال … (Apakah ada obat untuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan ini, namun… ) (413).
  • ولعل هذا هو المقصود بالسؤال الذي وقع عليه الاستفتاء، والداء الذي طلب له الدواء (Mungkin inilah yang dimaksud dengan pertanyaan yang terjadi dalam referendum, dan penyakit yang diminta obat” (414).)
  • والكلام في دواء هذا الداء” (415) (Dan bicaralah tentang obat untuk penyakit ini) (415).

Teks-teks ini, dan bukti bahwa Al-Hafiz Ibn Rajab dan orang-orang lain sezamannya menyebut buku ini dengan judul “ad-Da’ wad Dawa'”, dan ada di manuskrip kitab ini, terutama mendekati zaman Ibnu Qayyim.

Tahun Penulisan

Beberapa kitab yang ditulis oleh Ibnu al-Qayyim dapat diketahui waktu penyusunannya, namun ada pula yang tidak, seperti kitab ad-da’ wad dawa’ ini, tidak diketahui waktu kapan ditulis maupun lokasi ditulis atau berapa umur Ibnu Qayyim ketika menulis kitab.

Baca juga:   Kitab Muwafaqat, karya Imam Syatibi: Metodologi Mutakhir dalam Memahami Syariah

Sebab Penulisan

Adapun alasan penulisannya, Ibnu al-Qayyim memulai bukunya dengan pertanyaan seorang pria,

“Apa nasihat dan saran para ulama kepada seseorang yang tengah ditimpa suatu cobaab, sementara orang itu menyadari apabila cobaan tersebut terus berlangsung, maka ia akan merusak dunia dan akhiratnya. Orang ini telah berusaha dengan segala daya dan upaya untuk menanggulanginya, namun cobaan tersebut justru bertambah parah dan kian menjadi-jadi. Maka bagaimanakah cara menghindari cobaan itu dan menyingkirkannya?”

Buku ini berbicara panjang lebar serta sempurna di berbagai masalah tarbiyah dan tazkiyatun-nufus, mulai dari pentingnya do’a bagi seorang hamba serta hubungan do’a dengan takdir. Membahas tentang macam-macam maksiat dan bahayanya bagi pelakunya, juga dosa-dosa dan pengaruh negatifnya secara langsung di dunia.

Membahas tentang hukuman Allah terhadap hamba-Nya baik itu hukuman syar’i maupun qadari, qalbi maupun badani, duniawi maupun ukhrawi. Berbicara mengenai syirik dan macam-macamnya dalam ibadah, perbuatan, perkataan, kehendak, dan niat, serta syiriknya agama Nasrani, juga syirik dalam wasilah dan syafaat.

Bahas pula seputar dosa-dosa besar, seperti kezhaliman, pembunuhan, dan zina beserta dampak-dampak negatifnya. Bicara seputar pintu-pintu pembuka maksiat, diantaranya bisikan hati, pandangan mata, dan langkah kaki. Mengenai liwath (homoseks) dan menyetubuhi binatang; serta tentang cinta, tingkatan-tingkatannya, soal mabuk asmara dan masalah yang lain.

Penyakit (ad-Da’) yang dimaksud Ibnu Qayyim dalam kitabnya adalah penyakit cinta atau asmara. Menurut Abdul Halim Mudabbir, buktinya adalah Ibnu Qayyim dalam buku itu, membahas panjang lebar tentang Al-Hubb atau Cinta (Bab VIII), Al-‘Isyq atau mabuk Asmara (bab IX dan setelahnya), lebih dari 100 lembar, jika berpatokan dengan terjemah bahasa Indonesianya.

Ibnu Qayyim adalah contoh seorang mufti yang sempurna, beliau memberikan sub masalah selain jawaban utamanya.

Jawaban tentang penyakit cinta ini juga beliau perjelas lagi Dalam kitab Madarijus Salikin dalam bab «فصل في هديه ﷺ في علاج العشق» bab petunjuk Nabi mengobati penyakit asmara.

Pentingnya Kitab

Dalam buku ini, Ibnul Qayyim membahas masalah-masalah jiwa manusia dan peran-perannya, dan memetakan cara-cara untuk mereformasi dan menyucikannya. Dia menjelaskan makna dosa, penyebabnya, pengaruhnya terhadap jiwa dan masyarakat, dan konsekuensinya di dunia dan akhirat, dan kemudian menawarkan pengobatan yang berhasil untuk penyakit ini, yang diilhami oleh bimbingan Al-Qur’an dan Sunnah dalam mereformasi jiwa dan masyarakat.

Ibnul Qayyim adalah seorang ilmuwan sosial dan pendidik yang sangat teliti, yang mengetahui cara kerja jiwa manusia, sifat-sifat dan kecenderungannya, mengidentifikasi sebab-sebab penyakit yang menimpanya, dan kemudian memberikan obat yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan lingkungannya.

Cetakan Terbaiknya

Beberapa cetaka kitab yang ada saat ini, antara lain cetakan dari Dar al-Ma’rifah dan Athaat Ilm.

Dari Kedua cetakan ini, yang terbaik adalah terbitan dari Athaat Ilm. Ditahkik oleh Muhammad Ajmal al-Islahi, ditakhrij hadisnya oleh Zaid bin Ahmad an-Nusyairi dan di bawah bimbingan Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid.

Referensi

Keterangan Dr. Abdul Halim al-Mudabbir di Channel Youtubenya.

Pengantar kitab Miftah Dar as-Sa’adah oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Ad-Da’ wad Dawa’ / al-Jawabul Kafi an Dawa’ al-Syafi, Maroko: Dar al-Ma’rifah, 1997. https://app.turath.io/book/158

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Ad-Da’ wad Dawa’ / al-Jawabul Kafi an Dawa’ al-Syafi, Athaat Ilm. https://app.turath.io/book/98093

Haji Khalifa atau Katib Celebi, Kasyfuz Dzunun an Asami al-Kutub wal Funun (I/728), Ihya’ Turath, 1941. https://app.turath.io/book/2118.

تحقيق عنوان كتاب الداء والدواء, https://www.ibnalqayem.net/articles/1208, diakses 23 November, 2024

Kitab Ulama Lainnya

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *