Kajian Akhlak Senin Pagi di Masjid Raya Pondok Indah, kajian tetap bersama Ust Arifin Jayadiningrat Direktur Islamic Character Development-ICD sebuah lembaga yang berkonsentrasi dalam pembangunan akhlak di Indonesia, diantara produknya adalah seminar guru, pelatihan, konsultasi sekolah, sanlat dll.
Seperti biasa kajian dimulai dengan doa oleh Ust.Arifin Jayadiningrat dilanjutkan dengan materi yang kali ini masih melanjutkan materi sebelumnya tentang “Metode Menaklukkan Jiwa dalam Alquran dan Hadits”.
Beberapa point isi kajian yang bisa kami catat adalah sebagai berikut:
1. Manusia tidak punya hak untuk mempertanyakan apa yang dilakukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala justru kelak manusia yang akan ditanyakan atas apa yang mereka perbuat dengan karunia yang sudah diberikan Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Bukan why, tapi hikmah. Bukan kenapa Allah begini dan kenapa Allah begitu, tapi hendaknya manusia mencari hikmah apa dibalik sesuatu yang sudah diciptakan Allah.
3. Perjalanan manusia akan selalu mendekat kepada kematian, dan selama itu manusia dalam garis ujian. Maka ujian akan selalu ada dalam hidup manusia, sampai dia mati, dan para Nabi adalah contoh kita, tauladan kita maka Allah memberikan mereka ujian dan cobaan yang dahsyat agar bisa menjadi contoh buat kita.
4. Cinta adalah anugerah dari Allah, letaknya di hati, dia juga diuji apakah hanya mengikuti hati saja atau taat aturan Allah seperti firman Allah yang melarang menikahi orang kafir sekalipun dia tampan dan kaya, lelali budak tapi muslim lebih baik dari pada lelaki yang tampan tapi kafir, begitu juga budak wanita tapi muslimah lebih baik dari pada wanita yang cantik tetapi kafir tidak taat pada Allah. (Qs. Albaqarah: 221)
5. Ketika melewati suatu jalan dan kita tidak tahu arahnya mau kemana kemudian kita tanya seseorang itu merupakan satu tanda bahwa kita mempunyai sikap growth mindset (pikiran yang berkembang).
6. Manusia harus mengetahui siapa yang men-drive dirinya, jiwa fujurkah atau jiwa taqwa? Contohnya, jika seseorang makan makanan sampai kekenyangan dan berlebihan, ini indikasi jiwa fujur men-drive dirinya karena Alquran menjelaskan agar kita makan dan jangan israf (berlebih lebihan).
7. Mengetahui siapa yang men-drive diri namanya Meta Level Reflection atau bahasa mudahnya adalah kemampuan berkaca diri sendiri. Ketika berkaca dan ada peci yang gak pas atau ada cemong di pipi maka langsung kita rapikan, langsung kita hapus kotorannya, maka coba aplikasikan itu ke jiwa, itu fisikli maka coba taruh dalam jiwa kita. Jika ada cemong di pipi atau marah kalau dalam jiwa, maka bersihkan cemongnya atau bersihkan rasa marah dalam jiwa. Maka orang yang bisa MEMBACA JIWA, DIA MEMILIKI META LEVEL REFLECTION YANG TAJAM.
8. Penajaman Meta Level Reflection yang paling bagus adalah dengan PUASA. Di dalam Alquran ada kisah kisah tentang puasa yang bukan hanya menahan lapar dan haus tetapi juga PUASA BERBICARA seperti kisah Maryam. Aktualisasi untuk hari ini, jika dihina atau disakiti tidak harus direspon.
9. Menjadi MUSUH DIRI SENDIRI adalah orang yang tidak bisa membaca kecenderungan diri sendiri, tidak bisa tahu siapa yang men-drie jiwa kita.
10. Dalam satu hadits Nabi menjelaskan larangam seorang hakim untuk memberikan keputusan ketika emosinya naik. Dari hadits ini menjelaskan jika emosi naik maka level thinking turun. Jika akal naik maka emosi atau rasa akan semakin turun.
11. Wa rabbaka fakabbir, Allah yang kita agungkan bukab kenginan kita. Betapa banyak perilaku kita yang membesarkan keinginan diri kita bukan keinginan Allah. Ini yang harus kita sadari.
12. MENAKLUKKAN JIWA DENGAN INGAT KEMATIAN. Seseorang yang hatinya keras bisa menjadi lunak dengan selalu mengingat kematian dengan cara banyak berziarah ke kuburan.
13. Orang yang mau diberi nasehat, mau membaca dan sering ikut pengajian adalah tanda memiliki growth mindset.
14. Cara mengasah kepedulian adalah dengan DUDUK BARENG ORANG MISKIN. Bergaul hanya dengan orang orang kaya saja bisa menjauhkan diri dari Allah.
15.Kenapa ketika menjenguk orang sakit kita diberikan pahala 70 ribu malaikat mendoakan kita? Karena akan mengasah jiwa kita agar ikut merasakan apa yang si sakit rasakan, bisa jadi suatu saat kita mengalami apa yang mereka rasakan.
*Resume Kajian Akhlak di Masjid Raya Pondok Indah 26-09-2016