Kaum Muslimah tercipta dalam keadaan suci dan terjaga kehormatannya. Keadaan mereka bisa diibaratkan dengan para bidadari yang mulia, jauh dari jamahan tangan dan mata tak bertanggung jawab. Sebelum para pria yang memang benar-benar halal bagi mereka datang meminang mereka tak pernah sudi memperlihatkan kehormatan apalagi mengumbar mahkota kemuliaannya.
Allah swt memberikan gambaran keadaan bidadari yang suci dalam sebuah firman-Nya: “Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS Ar-Rahman: 74)
Begitulah gambaran tentang terjaganya kesucian bidadari dan itulah sifat asli kaum Muslimah, menjaga diri dan iffahnya (kesucian) dari hal yang menodainya. Tapi, mari kita bandingkan dengan kehidupan nyata sekitar. Sudahkah mereka memiliki kesucian tersebut? Sudahkah mereka meniru akhlak wanita utama pendahulu kita yang shalihah? Jangankan untuk berpose di depan khalayak umum, hanya keluar rumah saja begitu mereka perhatikan. Artinya keluarnya muslimah hanya demi hajat dan kebutuhan pentingnya, selebihnya mereka terlindung di rumah yang menjadi surganya.
Dan bukanlah suatu yang asing lagi bagi kita, bahwa wanita menjadi komoditi dan barang eksploitasi ‘berharga’ bagi sebagian pengusaha yang tidak bertakwa. Dalam segala isinya, gambar dan peran wanita tak lepas dari kehidupan ini. Dari iklan otomotif, obat makanan sampai alat kecantikan pun gak lepas dari pajangan pose-pose kaum hawa.
Belum lagi reality show dan acara dunia seperti Miss World yang begitu bebas mengekspos. Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw tentang wanita, “Berhati-hatilah dari godaan dunia dan waspadalah rayuan kaum wanita, sebab fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita.” (HR Muslim) Rasulullah saw mensinyalir bahwa wanita bisa menjadi sumber fitnah (godaan). Dan ini sudah benar-benar terjadi di era kita, begitu bak-blakan dan tanpa malu lagi.
Maraknya eksploitasi wanita bak jamur di musim dingin penghujang meninggalkan dampak yang memilkuan. Bukan hanya bagi kaum hawa sendiri, pria yang shalih dan mereka yang ada kepedulian tentang moral pun sering mengelus dada, prihatin akan kondisi yang mempertaruhkan sebuah kesucian wanita. Namun disisi lain, sadar atau tak sadar eksploitasi wanita malah didukung oleh sebagian kaum hawa sendiri. Dengan alasan kesetaraan gender dan emansipasi, mereka rela dilucuti pakaian kesuciannya oleh tangan tak bertanggung jawab.
Ketika kesucian adalah sebuah harga mati untuk dijaga, maka usaha maksimal pun perlu ditempuh oleh para Muslimah. Di antaranya dengan mempelajari hukum-hukum agama, syariat-syariat dan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita. Hari ini kita dapatkan fenomena berpalingnya orang-orang dari mempelajari agama, akibatnya kewajiban menjadi tersia-sia dan, hak-hak terabaikan dan kejahilan merebak dan merajalela di tengah masyarakat.
Sungguh begitu memprihatinkan sekali melihat keadaan perempuan Muslimah sekarang ini dan kelalaian mereka dalam mengemal hukum-hukum agama. Ada di antara mereka yang mengetahui kehidupan artis ini dan penyanyi itu dengan sangat detil dan terperinci, akan tetapi dia tidak tahu tentang hukum-hukum agama terkait wanita.
Saudaraku, problematika kaum hawa kini menjadi masalah serius yang tidak boleh diacuhkan dan didiamkan, sebab bila mereka tetap seperti itu akan menimbulkan dampak-dampak berbahaya terhadap negara dan bangsa. Apakah para pihak yang berwenang terhadap keluarga dan negara tidak memahami bahwa masing-masing dari mereka bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tidak bisakah memberi nasihat pada putri, saudari dan kerabat mereka? Itu semua bisa dilakukan dan mudah bila tulus niatnya dan kuat tekadnya.
Sebagai Muslim dan Muslimah, kita wajib bangga dengan agama kita dan mencukupkan diri dengan batasan yang telah diberikan oleh Allah swt, Rasul-Nya dan agama yang lurus ini dan sepatutnya tidak menjadi pengekor yang mengikuti semua teriakan, namun harus menumbuhkan kepribadiannya sesuai tuntunan syariat Allah swt agar memiliki harga diri dan kemuliaan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Ini hanyalah usaha kecil. Maaf jika antara judul dan isi tulisan ini kurang ada kesesuaian, intinya sih gak setuju acara Miss World di Indonesia. Adapun bentuk penentangan yang bisa kita lakukan adalah dengan menentang secara lisan bahwa kita sebagai kaum muslim keberatan dengan acara tersebut, kita sampaikan dengan baik-baik tanpa perlu demo atau turun ke jalan, denga tulisan di blog, facebook, twitter atau jejaring sosial lainnya, dan jangan tonton acaranya di TV. Semoga Allah swt menggagalkan acara tersebut, iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in.
Sudah jelas bahawa kewajipan Muslimah bukanlah hanya sebagai ibu (ummun) dan pengatur rumah tangga (rabbatul bait). Namun Muslimah juga memiliki tanggungjawab lain yang hukumnya juga adalah wajib iaitu turut aktif melakukan dakwah baik secara peribadi mahupun bergerak dalam jemaah. Dengan kata lain, peranan utama wanita muslimah adalah mengurus dan mendidik anak-anak. Dia mampu menjadi sumber yang menghasilkan cendekiawan dan mujahid pembela Islam. Wanita yang berusaha mempersiapkan anaknya menjadi pejuang Islam merupakan penyumbang besar dalam proses perubahan masyarakat. Peranan kedua ialah untuk membimbing sesama wanita. Walaupun wanita memikul tanggungjawab yang besar dalam keluarga, namun beliau juga pasti mampu untuk memikul tugas dakwahnya kerana Allah Yang Maha Mengetahui tidak akan membebani hambaNya diluar kemampuan mereka. Perkara penting yang harus difahami seorang muslimah ialah bagaimana caranya untuk memadukan seluruh kewajipannya agar dapat dilaksanakan dengan sempurna.