Rasa Aman

Rasa aman adalah suatu nikmat. Rasa aman lebih mahal dari kesehatan. Jika sakit tapi tetap merasa aman, tidak merasakan penyakitnya, namun yang tidak merasa aman, walau sehat, akan selalu merasa terganggu hidupnya. Maka syukurilah jika kita mendapat lingkungan yang penuh ketenangan dan masyarakatnya beradab.

Allah memerintahkan kepada kita beribadah kepada-Nya sebagai wujud nikmat aman yang dianugerahkan pada kita.

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Al Quraisy: 1-4)

Nabi saw juga menyatakan bahwa rasa aman adalah suatu nikmat yang besar. Coba perhatikan hadits berikut.
Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi saw, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).

Kedamaian dan rasa aman adalah syarat mutlak bagi tegak dan sejahteranya satu masyarakat.
Keamanan dan kesejahteraan merupakan dua hal yang kait-berkait. Jika tak ada rasa aman, maka kesejahteraan tidak dapat diraih dan dirasakan dan bila kesejahteraan tidak wujud, maka keamanan tidak dapat terasa, bahkan kekacauan dan kegelisahan tumbuh subur.

Itu sebabnya ditemukan al-Qur’an menggarisbawahi keduanya bahkan menyandingkannya antara lain dengan merekam permohonan Nabi Ibrahim as. yang yang menyatakan:

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Tuhanku, jadikanlali negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka_dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. ” (QS. al-Baqarah [2]: 126)

المُؤمِنُ مَن أمِنَهُ المُسلِمونَ عَلى أموالِهِم ودِمائِهِم ، وَالمُسلِمُ مَن سَلِمَ المُسلِمونَ مِن يَدِهِ ولِسانِهِ .

“Seorang mu’min itu adalah orang yang kaum muslimin merasa aman atas harta dan darahnya dari gangguannya. Dan seorang muslim itu adalah yang kaum muslim selamat dari gangguan tangan dan lidahnya”. (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Nasa’i)

Dari Fadhalah bin Ubaid berkata, Rasulullah saw bersabda ketika Haji Wada’:

((ألا أخبركم بالمؤمن؟ من أمنه الناس على أموالهم وأنفسهم، والمسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده، والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله، والمهاجر من هجر الخطايا والذنوب)).

“Maukah kalian aku beritahu siapakah mukmin itu? Mukmin adalah orang yang manusia merasa aman atas harta dan jiwanya, seorang muslim adalah orang yang kaum muslim selamat dari gangguan lisan dan tangannya, mujahid adalah orang yang berjihad melawan nafsu untuk taat kepada Allah dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan dosa dan kesalahan” (HR. Ahmad)

Dalam dunia psikologi dikenal dengan adanya Teori Hierarki Kebutuhan yang diungkapkan oleh Abraham Maslow yang menyebutkan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.

Salah satu kebutuhan tersebut adalah Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs). Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman.Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.

Semoga bisa memberi rasa aman..!

Teori Kebutuhan Maslow
Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *