Seminar Menggapai Kemabruran Haji di Islamic Centre Slawi, Tegal

Puncak prestasi seorang jamaah haji adalah menggapai haji mabrur, yakni haji yang diterima oleh Allah SWT dan tiada balasan yang lebih baik, kecuali surga.
Namun, predikat haji mabrur itu tidak mudah digapai, kecuali oleh orang-orang yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam menunaikan niat, rukun, wajib dan sunnah haji.

Setelah kembali ke tanah air, hal yang tidak kalah pentingnya adalah merawat kemabruran haji itu agar tetap terjaga.

Sebab, seperti halnya iman yang bisa naik-turun, kemabruran haji itu pun bisa menurun bahkan luntur sama sekali kalau tidak dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Setiap tahapan berhaji memiliki makna tersendiri yang perlu dipahami oleh para jamaah haji yang melaksanakannya.

Rasul saw pernah bersabda, ‘Ambillah dari aku tata cara berhaji’.

Dari hadits tersebut, dapat kita lihat bahwa segala tata cara dalam berhaji sudah memiliki perincian maknanya masing-masing.

Materi pertama disampaikan oleh bapak Tri Jazuli dari Tegal. 

Output haji seseorang, liinul kalaam wa ith’amut tha’am yaitu katanya lembut dan suka memberi makan orang lain. Ibadah yang baik itu dilakukan secara sungguh sungguh, dilaksanakan secara tuntunan nabi dan selanjutnya menghadirkan hal hal yang baik dalam kehidupan sehari hari. 

Dalam kitab Subulus Salam, haji yang mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah yang buahnya bisa dilihat sepulang haji dan semua unsur hidupnya lebih baik dari sebelum haji. 

Berhaji harus diniatkan kepada Allah semata, karena banyak yang pergi haji karena harta, kehormatan dan pangkat. 

Secara bahasa haji adalah alqashdu artinya tujuan, atau ada yang mengatakan rihlah muqaddasah artinya perjalanan yang suci. 

Agar berhaji dengan baik, niat tulus,  sesuai dengan ajaran Nabi dan istiqamah dalam segala keadaan atau memelihara kemabruran haji. 

Baca juga:   Perbandingan Fiqih Mazhab-MPAP MRPI

Materi selanjutnya dan inti disampaikan oleh Ust Arifin Jayadiningrat. 

Beliau memulai dengan talbiyah bersama peserta agar semangat dan tidak ngantuk. 

Haji dilaksanakan pada tiga bulan haram yaitu Syawal, Zulqa’dah dan Zulhijjah. Dalam tiga bulan ini dilarang melakukan rafas, kefasikan dan berjidal. 

Bahasan kemabruran dalam banyak keterangan adalah baiknya hubungan sosial, baik kepada manusia, hewan dan tumbuhan. 

Ini beberapa foto seminar haji hari ini. 

Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *