“Trauma Persepsi” Dalam Menghafal Al Qur’an

trauma persepsi dalam menghafal al-quranBetapa banyak kaum muslimin mengeluh, “Menghafal Al Qur’an itu susah amat yah. Sudah berkali-kali diulang-ulang dan menggunakan berbagai macam cara, tapi tetap saja hasilnya nol. Alias gak bisa hafal dan lengket.” Ini adalah bentuk ‘trauma persepsi’ tentang problematika seputar tahfizul Qur’an, yang bila dibiarkan lama-lama mengendap dalam pikiran Anda akan menjadikan Anda tidak lagi bergairah ketika dihadapkan dengan Al Qur’an dalam berbagai sisi manapun. Maka berhati-hatilah…!

Atau Anda pribadi juga merasakan hal seperti itu ketika dihadapkan dengan tahfizul Qur’an?! Ayoo… Ngaku saja deh, hehe.. Kami tidak ingin memvonis Anda akan hal ini. Tapi kalau memang demikian fenomenanya, maka seharusnya jangan berhenti hanya sampai di situ.

Jika Anda serius ingin bisa hafal juga -minimal beberapa surat baru ataupun yang lama yang belum bisa lengket-lengket hingga sekarang- maka ada beberapa hal yang harus anda ubah tentang hal ini. Di antaranya ialah:

Ubah cara yang Anda gunakan selama ini

Apabila Anda merasa sulit sekali menghafal dengan cara-cara klasikal yang anda ketahui selama, maka janganlah kemudian berputus asa. Orang-orang yang memiliki tipe pantang mundur biasanya akan maju terus. Betul, khan?! Kalau orang itu adalah Anda sendiri, maka Anda harus mencari cara baru yang lebih menantang dan tentunya bisa memberikan kemudahan kepada diri Anda.

Misalnya, sebelum Anda menghafal, usahakan Anda mengerti terlebih dahulu isi ayat yang akan Anda hafal.

Setelah itu, Anda resapi kandungan maknanya sampai ia benar-benar melekat dalam memori Anda.

Lalu, khayalkan ilustrasi ayat itu dalam bentuk visual (gambar) atau gambar imajinatif. Nah, ketika ilustrasi itu sudah Anda ‘ukir’ di benak Anda, selanjutnya potretlah imajinasi itu dan hubungkan ke teks ayat yang bahasa Arab itu.

Baca juga:   QP | Quran Project Indonesia

Ingat-ingat dan hubungkan antara bayangan visual imajinasi dengan redaksi ayat.

Setelah itu, perlahan-lahan silahkan baca ayat yang Anda hafal secara perlahan-lahan dengan kaidah tajwid yang benar.

Apabila Anda kesulitan membaca dengan benar (karena bacaan Anda masih belepotan misalnya), jangan bingung. Carilah kaset, atau audio dari bacaan qori yang Anda sukai. Dengarkan baik-baik. Lakukan hal itu berulang-ulang disertai peniruan dari Anda.

Ketika Anda melakukan hal ini secara berulang-ulang dan disertai pemahaman maknanya, maka Insya Allah, sedikit demi sedikit ayat tersebut akan melekat di benak Anda.

Jangan puas dulu.. Karena hafalan anda itu masih ‘dini’ yang masih rentan hilang. Karenanya, lakukan kemudian dengan cara mengurangi bacaan dari audio. Dan coba ulangi dengan bacaan Anda sendiri. Jika berhasil dan Anda bisa membacanya dengan lancar disertai pemahaman ayat, maka lakukan sekali lagi tanpa melihat mushaf..

Lakukan hal itu berkali-kali. Dalam hitungan menit Insya Allah, anda akan hafal ayat yang barusan saja anda hafalkan itu. Plus disertai pemahaman ayat. Asyik, khan?!

Berhentilah dulu dan lakukan jeda barang setengah menit tanpa menengok sejenak pun ke ayat tersebut. Lakukan relaksasi sampai satu jam dengan mengerjakan hal-hal lain selain tahfiz.

Nah, satu jam kemudian coba ulang kembali hafalan anda itu. Jika masih OK.. Lakukan terus dengan diselingi jeda dua jam, lima jam sampai seharian penuh.

Mau tahu hasilnya?! Silahkan anda tes lagi keesokan harinya. Apabila hafalan itu masih anda ingat dan bisa dibaca dengan baik dan lancar, itulah rejeki dari Allah kepada Anda, dan jangan lupa ucapkan Alhamdulillah..Sepintas, memang butuh perjuangan. Yaa, namanya juga jalan menuju kesuksesan tentu anda harus suka mengikuti prosesnya.

Baca juga:   Serial Drama Khaybar, Serial Timur Tengah Yang Mengupas Hakikat Yahudi

Itu baru sehari Anda uji.

Next.. Lakukan hal itu sepekan dua pekan dan seterusnya sampai benar-benar hafalan itu seperti bacaan surat al-Fatihah yang sulit sekali untuk dilupakan -kecuali dengan izin Allah.

Cara maintenace hafalan Anda itu:

Hanya ada satu cara, apa itu? Ya, senjata itu bernama review atau yang disebut dengan MUROJAAH atau pengulang-ulangan. Kalau perlu Anda mengikuti ulangan sesering mungkin biar tahan lama..Caranya banyak, yang penting judulnya mengulang. Usahakan waktunya di malam hari, sebelum fajar (subuh), ba’da subuh, dan setelah qoilulah (tidur sejenak di siang hari). Atau di saat-saat semangat Anda sedang bangkit. Itulah saat-saat pikiran anda segar. Jangan kkhawatir dengan jeda aktifitas. Memang biasanya, padatnya aktifitas dan berseliwerangnya berbagai kegiatan keseharian membuat hafalan anda akan ‘menguap’ alias hilang sedikit demi sedikit. Tapi dengan tahfiz disertai pemahaman tadi, setidaknya anda membuat hafalan itu tidak mudah hilang. Malah, akan mempermudah dihadirkan ketika ia diminta hadir dibacakan setelah ‘tersimpan’ dalam waktu beberapa hari dan waktu.

Sahabat al-Qur’an yang disayangi Allah..

Itulah sekelumit cara mengatasi ‘trauma persepsi’ tentang problemati tahfizul qur’an yang mungkin sudah terlalu lama menjangkiti diri kita. Setelah ini jangan ada lagi trauma-trauma lain menghampiri Anda.

Jikalau ada (dan pastinya ada), jangan khawatir, lakukan hal yang sama seperti cara di atas. Dan jangan bosan untuk bertanya dan berkonsultasi di kolom komentar di bawah, karena itu baru satu ayat yang anda hafal. Sementara ayat-ayat al-Qur’an yang belum anda hafalkan dan menanti anda hafalkan masih ribuan lagi.

Mereka, rindu dihafal oleh Anda sehingga tidak hanya menjadi milik lembaran-lembaran kertas, tapi juga milik memori dan benak anda yang luar biasa itu..

Baca juga:   Tafsir Al-Quran Surat Al-Baqarah: 07- 10 Sifat Hati Orang-orang Kafir

Jadi, mari berjuang, berkorban dan tekadkan diri untuk terus menghafal al-Qur’an. Semoga Allah memudahkan dan merestui kita semua, Amiin.

Wallahu A’lam

Sumber: Fimadani.Com kategori Al-Quran

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *