Cerita Sandal Yang Hilang

Hari minggu kemarin saya seharian di Masjid indah, pagi hari usai shalat Subuh saya bantu bantu Ibu Irma Purwitasari, istri Ust Arifin Jayadiningrat mengumpulkan pakaian layak pakai, boneka dan mainan di rumah beliau untuk diserahkan kepada KissPi atau komunitas sedekah sampah untuk sedekah di Masjid Pondok Indah yang mengumpulkan barang bekas layak pakai seperti baju, celana, elektronik bahkan lemari es untuk disumbangkan ke pedalaman mualaf di Mentawai dan Papua.

Pagi itu  juga ada kajian Ahad Pagi di Masjid Pondok Indah, kajian rutin setiap hari minggu dengan berbagai macam ustadz dan background keilmuan yang berbeda beda pula. Kebetulan kemarin yang ngisi adalah Ustadz Ahmad Sarwat,Lc ustadz yang membidangi masalah fiqih dan syariat. Tapi saya gak akan panjang lebar jelasin materi beliau,insya Allah nanti saya share di blog ini..

Kembali ke laptop….eh ke blog…

Habis kajian, seharian saya tetep nongkrong di masjid pondok indah, tepatnya di ruangan perpustakaan masjid yang sekarang juga jadi kantor GEMA atau Generasi Muda Masjid Pondok Indah, saya ngebantuin bang Akmal Fikri ketua Gema input data peserta untuk pelatihan shalat khusyu yang akan diselenggarakan di gedung BPPT Thamrin tanggal 17 besok, acara ini sinergi antara Masjid Pondok Indah dengan pelaksana Gema-nya dan Islamic Character Development ICD pimpinan Ust Arifin Jayadiningrat.

Dari siang sampai malam, ruang serbaguna masjid pondok indah ramai terus karena sedang ada resepsi pernikahan (…duh…kalo nikah pengen.deh di tempat ini…edisi ngarep.com :)..) ramai berjibun orang datang, mungkin yang lagi nikah anak pejabat, pikir saya waktu itu.

Saya keluar dari ruang utama shalat selepas menunaikan shalat isya berjamaah, biasanya usai shalat  keceriaan terpancar berlipat-lipat. Namun, kali ini kesenduan, pikiran kalut, emosi meledak.

Saya ke ruang perpustakaan masjid, ada bang Akmal yang dari tadi sibuk mainin hp andoidnya buat ngeblast acara dan kegiatan masjid pondok indah. Saya baru saja kehilangan sandal baru. “Saya sengaja beli sandal mahal supaya tahan lama. Sandal ini buat saya ikut kajian Ust Arifin Jayadiningrat yang ke rumah rumah bagus itu. Tapi malah digondol maling kurang ajar itu!” omel saya ke Bang Akmal.

Semalaman saya mengomel terus dengan muka marah padam.  Saya betul-betul kecewa dan marah besar atas kejadian tersebut.
“Maling itu pasti kualat. Ke masjid bukannya ibadah malah nyolong sandal”

Di ruang perpustakaan itu bang Akmal bertanya “Apa yang lo rasakan saat ini?” Saya menjelaskan dengan wajah sendu.plus jengkel, “Kepala saya pusing bang, pandangan berkunang-kunang, selera makan hilang.”

Beruntunglah saya itu mempunyai teman yang pandai menghibur dan menggembirakan seperti bang Akmal. “Bukan hanya sendal yang berhasil dicuri maling itu, tapi juga kebahagiaan Hidup lo, Jumal… Kalo lo terus-terusan marah, pikiran lo jadi kacau . Tapi kalau lo ikhlas dan lebih berhati-hati di lain waktu, pikiran lo akan tenang. Insya Allah, ada gantinya Jumal..Allah Maha Pemberi rizki, bisa jadi Allah.gantiin sendal baru yang lebih bagus lagi,” terang bang Akmal.

Bang Akmal nambahin lagi, “Malaikat lagi minjem sendal lo, sekalian juga ngetes lo, sabar gak kehilangan sendal, itu juga baru sebagian kecil yang di tes malaikat Allah, kebayang nggak, apa yang lo punya didalam tubuh, salah satunya gak ada?”

“Bang Akmal, saya menabung lama untuk membeli sandal mahal itu. Saya belum bisa menerima kenyataan ini, saya gak rela bang,” ungkap saya masih kesal.

“Nih dengerin kisah orang sholeh zaman dulu, lo dengerin dagh!!” komentar Bang Akmal. Saya yang kelelahan akibat kehabisan energy meluapkan amarah itu tak punya pilihan kecuali menyetujui tawaran bang Akmal.

Bang Akmal mulai cerita. Suatu hari seorang musafir mengalami kejadian buruk di tempat baik. Sengaja dia datang ke masjid guna menunaikan ibadah beribadah kepada Allah. Tak ada perbuatan buruk yang dilakukannya di tempat suci itu. Bahkan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT hanyalah yang berkaitan dengan kebaikan.

Seusai shalat, musafir itu keluar dari masjid. Ternyata sandal satu-satunya hilang dari tempat semula. Semua orang di sana telah ditanyai, tapi tak seorang pun yang mengetahui ke mana raibnya. Masjid itu dia kelilingi. Setiap inci diperhatikan, siapa tahu sandal itu terselip atau terlempar jauh. Namun, segala upaya tak menghasilkan apa-apa, sandalnya raib digondol entah siapa.

Bagaimana dia akan melanjutkan perjalanan jauh tanpa alas kaki?Sementara itu, dia tak punya cukup uang untuk membeli sandal baru. Di zaman itu sandal adalah barang yang sangat mewah, hanya segelintir orang yang sanggup memilikinya.

Musafir malang itu menangis tersedu-sedu di pelataran masjid. Kesedihannya amat mendalam hingga tak malu meneteskan air mata di depan umum. Namun, tidak seorang pun datang menghiburnya, sekadar bertanya penyebab kesedihannya. Dia betul-betul sendirian menghadapi masalahnya.

Tangisannya terhenti saat sesosok istimewa melintas di hadapannya. orang itu tersenyum sangat indah hingga orang lain merasakan kedamaian. Senyuman itu bahkan menghentikan tangisan orang yang tengah bersedih.

Hal yang mengagetkan, ternyata sosok yang menakjubkan itu tidak punya kaki sama sekali alias buntung. Musafir itu bergumam, “Dia yang kehilangan dua kaki saja masih bisa tersenyum bahagia. Dia bahagia dengan takdirnya. Sementara aku yang hanya kehilangan sandal malah berduka cita. Bukan cuma sandal yang hilang tapi juga
kebahagiaanku.”

Bang Akmal menutup ceritanya dengan menyuguhkan segelas teh hangat yang sengaja dibuat untuk saya.

Saya pun insyaf dan menyadari kesalahan paradigma saya, akhirnya saya bilang ke bang Akmal, “Ya, harusnya saya bersyukur cuma sandal yang hilang, bukan kaki saya. Alhamdulillah ya Allah terima kasih atas segala nikmatmu yang banyak, maafkan hambamu ini yang kurang bersyukur

“Apa yang di sisi kalian pasti akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah pasti kekal.” (An-Nahl: 96)

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi: 46)

****
Sahabat fillah…
Adakah sahabat yang pernah mengalami kejadian semisal? Bagikan cerita anda disini dan apa perasaan, emosi anda waktu kehilangan barang yang.menurut anda penting??…kami tunggu partisipasinya…!!!

Wallahu Alam Bisshawab
[Jumal Ahmad | Twitter: @JumalAhmad]

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *