Saat lapar tiba tiba tercium aroma aneka daging bakar yang diolah dengan bumbu, tentu akan tergoda memakannya.
Saat tergiur untuk memakannya tiba tiba diberitahu bahwa itu sebetulnya daging bangkai.
Pertanyaanya apakah tetap tergiur nafsu memakannya atau langsung hilang selera?.
Manusia yang normal akan hilang selera, terlebih lagi diberitahukan bahwa itu daging bangkai manusia !!. Aroma harum tadi sudah tak terasa harum, yang ada ingin muntah.
Realita kehidupan justru tidak demikian, malah semakin terasa nikmat dan tetap ingin memakannya. Itulah gambaran Al-Quran tentang membuka aib orang lain.
Sahabat Rasulullah ‘Amru bin Al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhu melewati bangkai seekor bighol (semacam keledai), lalu beliau berkata: “Demi Allah, salah seorang dari kalian memakan daging bangkai ini (hingga memenuhi perutnya) lebih baik baginya daripada ia memakan daging saudaranya (yang muslim)”.
Hal ini berangkat dari ayat AlQuran “Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih”. [Al Hujurat :12]
Bayangkan betapa kotornya seseorang pemakan bangkai. Inilah dosa ghibah dijelaskan dalam hadits.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian apakah ghibah itu?”. Sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Bagaimanakah pendapat anda, jika itu memang benar ada padanya ?
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya”.
Membuka aib orang lain sama saja membuka aib diri sendiri, tak ubahnya dengan membuka pakaian sendiri, menyakiti diri sendiri.
Tragisnya, sudah ada ancaman yang menjijikkan laksana memakan bangkai tetap saja membobgkar aib dan banyak yang tertarik mendengarnya, itupun bila yang diceritakan benar. Apabila tidak benar , jelas lebih parah dosanya dan termasuk fitnah kebohongan terhadap orang lain, tentu lebih menjijikkan lagi.
Ingat jiwa yang kotor tetap “lahap” memakan bangkai, juga bagi yang mendengarkan ghibah, senang dengan bangkai saudaranya. Tidak menggubris ayat ayat Al-Quran dan hadist Nabi.
Bila jiwanya bersih akan terasa jijik saat ada yang membuka pakaiannya, membuka aib orang lain. Lihatlah jiwa kita kotor atau bersih?
Bila kita celupkan pena bertinta kedalam laut apakah akan merubah warna laut ?.
Tentu sama sekali tidak merubah. Bahkan tinta sebanyak satu ember atau satu drum tidak mampu merubah warna laut karena laut sangat banyak airnya. Nah sekarang simak kisah ini.
“Dari ‘Aisyah beliau berkata: Aku pernah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Cukup bagimu dari Shofiyah ini dan itu”. Sebagian rawi berkata Aisyah mengatakan Shofiyah pendek . Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat, yang seandainya kalimat tersebut dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya”
Bayangkan betapa kotornya membongkar aib orang lain, laksana merubah air laut !!! ( polusi)
Betapa banyak yang membuka auratnya sendiri karena lidahnya membicarakan aib orang lain. Bahkan lidahnya merubah laut. Di dalam hadist riwayat At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i disebutkan laut adalah suci dan mensucikan bahkan bangkai laut halal.
Ternyata lidah bisa mengotori kesucian laut !. Laksana melemparkan bangkai bangkai manusia ke lautan sehingga terjadi polusi air.
Semestinya kita selalui ingat semua dosa yang kita lakukan pasti akan kembali kepada diri kita sendiri.
Perhatikan orang yang membuka aib orang lain di depan anda, sesungguhnya ia akan juga membuka aib anda di depan orang lain. Berhati hatilah dengan lidah yang menghancurkan kehidupan dunia dan akhirat.
Segala keburukan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita itulah surat 17 Al Isra ayat 7 “bila kalian berbuat baik sesungguhnya kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri, bila kalian berbuat keburukan maka kalian berbuat keburukan untuk kalian sendiri”.
Mari kita berpakaian dengan menjaga lidah kita. ! Saat orang lain berghibah bayangkan anda sedang disuguhkan bangkai saudaramu untuk memakannya. Naudzubillah min dzalik.
Semoga kita terjaga dari dosa ghibah yang dibangun diatas keangkuhan merasa lebih baik.
Ya Allah bimbinglah kami kepada Akhlak yang mulia.
Motivasi Ramadan | Islamic Character Development
Alhamdulillah, sama sama. Agar lebih hidmat kunjungi juga Berpakaian 1 dan 2.
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jshttps://polldaddy.com/js/rating/rating.jsHhm..siraman rohani dari qur’an dan hadist
Terima kadis mas.
Mari berpakaian, jngan suka telanjang dan menelanjangi
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jshttps://polldaddy.com/js/rating/rating.jsTerima kasih (sori typo)