Tidak ada yang tidak MENGETAHUI bahwa shalat itu Menghadap Allah (kognisi). Tapi pada prakteknya, kita tidak MERASAKAN bahwa Shalat sedang Menghadap Allah (afeksi) maka sering kali mengingat / memikirkan hal-hal lain.
Tidak ada yg tidak MENGETAHUI bahwa sabar itu indah, tapi pada prakteknya, Sangatlah Sulit MERASAKAN bahwa sabar itu INDAH.. maka perilaku Sabar menjadi berat.
Tidak ada yg tidak MENGETAHUI bahwa marah itu buruk, tapi pada prakteknya, suliiit sekali menahan amarah.
Jadi apa yang kita ketahui belum tentu kita rasakan. Inilah pentingnya belajar “merasakan” komunikasi dengan ALLAH.
Apakah tujuan Shalat ?
Untuk Mengingat Allah
Qs. Tãhã (20) : 14
“Sungguh Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah Shalat untuk mengingat Aku”.
Bagaimana kita bisa selalu mengingat Allah, kalau kita tidak mengenal Allah.
Contoh …. kita pernah bertemu dgn seseorang 1-2 X, anggaplah si fulan namanya, saat bertemupun hanya sepintas, dikemudian hari kita bertemu lagi dengan orang tersebut, tapi kita lupa siapa namanya , karena kita kurang mengenalnya.
Tapi jika kita bertemu dengan sahabat/orang yg dekat dengan kita, sudah pasti kita akan mengingatnya karena kita sangat kenal dekat dengannya.
Mengingat itu lemah jika mengenalnya pun kurang. Jadi pondasi untuk mengingat adalah mengenal. Maka tidak akan mengingat Allah kalau belum mengenal Allah.
Tahapannya :
– Mengenal dulu
– Baru Mengingat
Bagaimana cara mengenal Allah ….?
Kita tidak bisa melihatNya,
Karena mata kita kecil dan terbatas.
Allah tidak dapat kita lihat, karena Allah Maha Tidak terbatas.
Kita bisa mengenal Allah dgn 2 cara :
1. Mengenal Allah dgn Robb رب
– yang Mencipta Mahluk
– yang Memiliki Mahluk
– yang Mengatur Mahluk
– yang Menata Mahluk
– yang Menghiasi Mahluk
– yang Menghidupkan Mahluk
– yang Memelihara Mahluk
– yang Mematikan Mahluk
– yang Menentukan Mahluk
– yang Menguasai Mahluk
– dst
2. Mengenal Allah dgn Ilahun اله
– yang disembah
– yang dikultuskan
– yang disucikan
– yang diagungkan
– yang dibesarkan
– yang dimuliakan
– yang dipuji,
– dst
Jadi dengan kuat mengenal Allah, maka kita akan kuat mengingat Allah.
Banyak sekali cara kita untuk kita bisa mengenal Allah, dari apapun, dari manapun.
Misal mengingat Allah dari bernafas. Betapa bernafas itu baru satu kali tarikan nafas saja sudah mengaktifkan 300 juta sel-sel yg kita butuhkan.
Siapakah yg dpt melakukan itu selain Allah ? ….. TIDAK ADA.
لا اله الا الله
” Orang2 yang ber Iman, Bila disebut nama ALLAH ….. Bergetarlah hatinya.
Bila dibacakan ayat2 suci Al-Qur’an …. Bertambahlah Imannya”.
Tapi Orang yg ber Iman, Jika disebut nama Allah …. Tidak bergetar hatinya (biasa2 saja), dan dibacakan ayat2 suci Al-Qur’an … Tidak bertambah Imannya …. Maka ada yang tidak benar pada Imannya.
Konsep dasar Shalat…
Khusyu didalam Shalat :
- Harus merasakan sangaaaat membutuhkan Allah
- Harus Sabaaar, Tenaaang, Tuma’ninah
- Merasakan bertemu dgn Allah, Berbincang2lah dengan Allah
- Merasakan akan kembali kepada Allah = Kematian.
Insya Allah manfaat dan bisa membantu utk lebih khusyu didalam Shalat.
Perbanyaklah Shalat-shalat Sunah karena kita tidak pernah tau Shalat yang mana yang diterima Allah.
Semoga bermanfaat.
Oleh: Islamic Character Development-ICD
Kisah Ali dan Nabi Muhammad di atas perlu dikaji ulang, bisa jadi merupakan israiliyat yang bisa merupakan kebenaran atau bukan, terkadang israiliyat tidak masuk akal, seperti di atas, bagaimana Ali hanya Shalat selama 3 tahun sementara manusia punya aktifitas dan kewajiban yang harus dilakukan baik kepada Allah dan Manusia.
Sebagai tambahan tentang Shalat Khusyu yang pernah kami tuliskan di artikel yang lain.
KHUSYU’ secara bahasa hudhurul qalbi, yakni kesadaran penuh terhadap apa yg dikatakan (bacaan), dan perbuatan (gerakan), dalam bahasa psikologi disebut single focus. Artinya hati, lisan, dan gerakan tertuju kepada :
Sekarang aku Sedang berjumpa dg Allah.Nanti kembali pasti kepadaNya. Yakni sekarang saat saya shalat ini saya sedang berjumpa dengan Allah yang Maha Segala Sempurna, MahaSuci dari segala kekurangan, Dia mencipta, mengatur, mengurus, merawat,menjaga, memberi rezeki, menyembuhkan sakit, mendidik, memelihara, membina, menghidupkan, mematikan… saya. Dan shalat yg sedang saya tunaikan ini adalah bekal pertama dan utama kelak saat saya kembali kepadaNya.
Dari uraian di atas, maka untuk mencapai SHALAH KHUSYU adalah :
Menyadari sepenuh hati maksud dan tujuan melaksanakan shalat.Memahami dan menyadari makna bacaan shalat.Memahami dan menyadari mkna gerakan-gerakan shslat.Mengamalkan ajaran shalat dalam kehidupan sehari hari di luar shalat.
Dengan mengamalkan 4 hal di atas akan mudah terbangun kekhusuan.
Tips Khusyuk untuk Bacaan
Terkadang dalam shalat kita masih belum bisa fokus karena gangguan dari luar atau fikiran yang masuk dalam shalat kita. Untuk menghilangkannya bisa anda praktekkan tips berikut ini agar khusyu dalam bacaan shalat.
Menggerakkan lidah, bibir , rahang bawah secara ekspresif TAJWID DAN MAKHROJ .. walau tidak keluar suara.
Semakin ekspresif tajwid dan makhraj dalam gerakan maka PIKIRAN akan lebih terjaga.Bacaan harus perlahan dalam mengekspresikan gerakan Lidah, bibir dan rahang bawah tidak tergesa gesa.Mengerti bacaan. Bila belum paham batin harus memuji Allah…. ( penyamaan tarjamahan doa )Takbir Wajib keluar suara walau kecil … sholat sendiri atau berjamaah.
Bila 1 sampai 4 dikerjakan maka suara sekeras apapun disampig kita yang kita dengar saat kita shalat maka TIDAK AKAN pengaruh kepada kekhusyukan.
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jsdulu aku pernah diceritakan oleh guru ngaji, bahwa dalam suatu waktu, Nabi Muhammad menyuruh Sayidina Ali untuk berkunjung kesebuah petani kurma diseberang kota yang cukup jauh. setelah menemukan orang tersebut, beliau kaget kedatangan tamu besar seperti sayidina Ali.
Ceritanya, Sayidina Ali sendiri tidak tau untuk apa beliau datang ke petani ini, Sayidina ali kan selalu menurut apa kata Rosullulloh tanpa harus bertanya kembali.
karena binggung entah kedatangannya ke petani kurma itu untuk apa, akhirnya Sayidina Ali sholat. dan karena saking khusuknya sayidina ali sujud hingga pedang yang ditancapkan kesebuah pohon kurma yang masih kecil didekat dia sholat, kini menjadi besar. Dan petani itu menyadarkan sayidina Ali dari sholatnya.
dan kejadian itu sudah lebih dari 3 tahun, tapi seingatnya Sayidina Ali, beliau sedang sholat, dan beliau sadar penuh bahwa beliau tidak tertidur.
Nah mungkin saking khusuknya dan merasakan nikmatnya sholat, jika sholat yang sebenar-benaranya sholat seperti Sayidina ali. sunggu jauh sekali sholatku selama ini..
pernah aku cooba setenang mungkin, sekhusuk mungkin, tapi khusuk itu bukan masalah niat ingin khusuk atau apa, tapi sholat khusuk itu berkah dan sebuah hidayah dari Allah. dan semoga kita juga diberi hidayah seperti itu, selagi kita terus berusaha memperbaiki sholat kita
maafkan terlalu panjang
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jspernah coba hal seperti itu mas…
bahkan saya pernah dengar loh bahwa Nabi Muhammad mempercepat sholatnya berjamaah, dan disaat ada suara bayi yang menangis, Beliau mengira ada jamaah yang mengerjakan sholat shubuh yang meninggalkan anaknya sendirian dirumah, sebab kalau sholatnya lama, justru kasihan anak dan tentu sholat seorang orang tua mendengar anaknya menangis juga akan tidak khusuk
Kalau menurutku, bukan masalah tidak akan mendengar atau tidak pengaruh dari luar, tapi khusuk itu perihal apa yang ada dihati, bagaimana kita sholat dengan merasakan sholat itu sendiri.
Setuju dengan mas Ir perihal merasakan shalat.
Membangun shalat khusyu dimulai sejak sebelum shalat, dari wudhu yang baik dari menjaga perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
Sekian, silahkan ditambahkan.
https://polldaddy.com/js/rating/rating.jsQ.S 2:45
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”
Q.S 2:46
الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ࣖ
“(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”