Kata oxymoron sebagaimana kami post sebelumnya berarti kontradiksi. Misalnya, “Iuran Wajib”, kata iuran wajib itu oxymoron karena namanya iuran ya suka rela. Contoh lain, adalah “Rahasia Umum”, Rahasia umum? Bagi orang yang faham bahasa jelas kata ini Oxymoron, karena namanya rahasia ya tidak diumumkan.
Oxymoron ini banyak kita dapatkan ketika politik sedang panas seperti sekarang. Jika tidak pandai pandai menggunakan Oxymoron, bisa membuat persepsi keliru dan merugikan si pengguna.
Beberapa waktu yang lalu, ketua umum PDIP ibu Megawati mengeluarkan statement yang oxymoron dengan menganggap Islam sebagai ideologi tertutup.
Mungkin yang dimaksud adalah fakta bahwa Islam tertutup dari kebatilan. Tentu bukan ini yang dimau. Karena ini pandangan yang benar. Maksudnya adalah Islam agama eksklusif, anti kemajuan, tradisional, anti modernitas dan terkesan jadul.
Menyatakan Islam sebagai ideologi tertutup tentu salah. Malah, Islam adalah ideologi terbuka. Terbuka menerima rahmat dan hidayah Allah. Makanya, kita senantiasa minta dibukakan rahmat dan karunia Allah. Istilahnya FATH dalam bahasa agama (Islam). Contoh, sebelum masuk masjid kita membaca, “Iftah lana abwaba rahmatika (bukakanlah pintu rahmatMu.” Demikian pun sebelum kita keluar masjid, kita dianjurkan membaca, “Iftah lana abwaba fadhlik (bukakanlah pintu karuniaMu).”
Selain itu, kata Fath juga digunakan untuk orang yang baru memahamai sesuatu dalam Islam. Termasuk dalam kategori Fath adalah kemenangan kaum muslimin terhadap kekafiran dan diterimanya Islam sebagai agama bagi warga masyarakat. Hal ini seperti Fathu Makkah yang terjadi di masa Rasulullah.
Semua ideologi selain Islam adalah ideologi tertutup. Karena mereka menutup hati menerima Islam sebagai pencerahan jiwa, hati, pikiran dan perbuatan. Itulah kenapa istilah kafir dilekatkan kepada mereka yang tidak berislam. Karena kata ka-fa-ra artinya menutup. Kita dalam Islam mengenal istilah kaffarah yang artinya penutup dosa dan maksiat.
Selain kafara, ada juga ghafara yang sering diartikan mengampuni. Makna sebenarnya adalah juga menutupi. Yaitu Allah sebagai gafur, Sang Maha Menutupi dosa-dosa hamba dg ampunanNya.
Fakta hari ini, ummat Islam sangat mudah diidentikkan dengan teroris, anti kebhinnekaan, anti kebersamaan dan persaudaraan, tidak pro NKRI, pembuat makar dan lain lain.
Inilah framming media-media kafir yang ingin mematikan cahaya Allah. Namun Allah tetap akan membuat cahaya2 itu makin benderang di masa2 mendatang. Mereka bikin makar, namun mereka lupa, makar Allah jauh lebih berbahaya.
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (Qs. An-Naml: 50)