Isu-Isu Sentral Pemikiran Islam Liberal Tentang Al-Quran

Akar-Akar Pemikiran Islam Liberal berpusat dari pengaruh pandangan hidup Barat dan peradabannya yang hegemonik dan mendominasi semua bidang kehidupan dewasa ini. Islam Liberal merupakan percampuran antara pemikiran ‘modernisme’ yang berusaha memberikan tafsiran Islam yang sesuai dengan ‘modernity’ dan pemikiran ‘post-modernisme’ yang berusaha melakukan ‘deconstruction’ terhadap segala pemikiran yang sudah mapan (established).

Namun pengaruh pemikiran ‘post-modernism’ lebih nampak.  Sehingga upaya untuk merombak (deconstruct) segala yang sudah mapan dalam Islam, merupakan ciri utama pemikiran ini.

Kaitannya dengan al-Quran isu-isu sentral mereka adalah ‘decontstruct’ yang dapat kita lihat pada point-point berikut: (1) al-Quran edisi kritis, yang menjadi agenda mereka untuk mengedit al-Quran yang sudah ada, (2) Hermeuneutika, yang bertujuan merubah orientasi tafsir al-Quran yang selama ini telah menjadi tradisi umat Islam dari masa ke masa, (3) Feminisme (gender equality) yang menuntut persamaan antara laki-laki dan perempuan, menurut mereka perbedaan hukum dalam Islam antara laki-laki dan perempuan tidak adil.

Pemikiran-pemikiran di atas diprakarsai oleh pemikir-pemikir yang banyak menjadi kiblat kalangan Islam Liberal di Indonesia seperti, Arthur Jeffery, Muhammad Arkoun, Nasr Hamid Abu Zaid dan Muhammad Abid al-Jabiri, berikut ini pemikiran mereka.

  1. Biografi dan Pemikiran Arthur Jeffery
  2. Biografi dan Pemikiran Mohammed
  3. Biografi dan Pemikiran Naṣr Ḥāmid Abū-Zaid
  4. Nasr Hamid Abu Zaid dan Konsep Tentang Teks
  5. Biografi dan Pemikiran Muhammad Abid Al-Jabiri

Baca juga:   Pandangan Muktazilah Tentang Al-Quran dan Kritik Ahlu Al-Sunnah Terhadap Konsep Khalq Al-Quran
Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

One comment

  1. Saya tidak tertarik dengan issue Islam Liberal, karena dari namanya aja sudah serem, apalagi ada kalimat anda diatas yang mengatakan:
    “Feminisme (gender equality) yang menuntut persamaan antara laki-laki dan perempuan, menurut mereka perbedaan hukum dalam Islam antara laki-laki dan perempuan tidak adil”.
    Lalu apa mereka mau buat kitabnya sendiri sebagai pengganti al-Quran? silahkan tapi jangan pakai nama Islam seperti Ahmadiyah! Lalu juga jangan membuat ayat sendiri karena mengganggap al-Quran tidak adil tapi masih pakai nama al-Quran seperti Ahmadiyah! Sebaiknya penganut Islam Liberal buat agama sendiri, kitabnya sendiri, resiko ditanggung sendiri!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *