Kata ‘Beliau’ sering saya gunakan untuk menyebut orang yang lebih tua, lebih mulia dan lebih banyak ilmunya, meskipun orang tersebut berada jauh. Dan ‘Beliau’ yang saya maksud di sini adalah benar-benar orang yang mulia, disegani dan memiliki ilmu yang luas dan malang melintang di jagad dakwah, beliau adalah Ustadz Farid Ahmad Okbah yang ketika hari ini beliau tergeletak di rumah sakit daerah Bekasi karena sebuah kecelakaan yang menimpa beliau, saya mencoba mengingat-ingat kembali memori kenangan ketika pertama kali melihat beliau dan selanjutnya bisa menimba ilmu di sebuah pendidikan yang beliau pimpin, itu yang mau saya share kali ini disertai doa nan tulus agar beliau diberi kesabaran atas musibah yang menimpa dan segera diberi kesembuhan seperti sebelumnya karena umat sudah lama merindukan nasehat dan wejangan beliau yang amat menggetarkan hati.
Nama Farid Okbah sebenarnya sudah familiar di telinga saya semenjak belajar di tingkat aliyah dulu. Yang sering saya dengar cerita tentang beliau adalah bahwa beliau adalah penjaga perpustakaan Universitas Saudi LIPIA di Jakarta selama beberapa tahun, konon beliau adalah juru pustaka pertama di Indonesia dan sudah sering diminta bagi ilmunya tentang kepustakaan di beberapa universitas. Hal lain yang sempat saya dengar kalau beliau menghafal habis kamus Mahmud Yunus, kamus sedang yang sudah sangat dikenal oleh anak pesantren manapun. Nah, yang kedua ini sempat saya praktekkan meskipun gak berselang lama, tapi saya merasakan manfaat sendiri dari kegiatan menghafal kamus itu seperti lebih cepat mencari sebuah kosa kata, memperbanyak perbendaharaan kata untuk percakapan dan baca kitab khususnya.
Pertama kali melihat beliau ketika pesantren saya di Cirebon akan mendapatkan dana guna membangun masjid dari salah satu yayasan Islam dari negara Qatar, ketika itu mestinya ada syaikh dari sana yang melihat-lihat tempat yang mau dibangun masjid, karena berhalangan digantikanlah sama Ust Farid Okbah sampai akhirnya saya bisa belajar di tempat yang beliau pimpin di daerah Bekasi.
Beliau banyak mengenal ulama dan masayikh Timur Tengah, dan sempat bermulazamah dengan ulama yang sangat dikenal keilmuannya yaitu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Sungguh saya merasa terkesan dengan ustadz Farid Okbah dalam banyak cara beliau mengajar, menjelaskan ilmu dan pendekatan kepada para santri dengan contoh dan makna-makna. Demikian pula dengan akhlak beliau yang bisa bercanda dengan anak-anak kecil dan ramah kepada orang-orang besar. Saya pun terkesan dengan perhatian beliau terhadap aqidah dan tauhid umat karena aqidah merupakan benteng pertahanan keyakinan seorang muslim yang hari ini banyak di serang oleh elemen-elemen di luar Islam, salah satunya lewat kristenisasi dan gerakan Syiah.
Dalam menyampaikan ceramah atau kajian kitab, beliau banyak mengikuti metode yang diterapkan oleh guru beliau Syaikh Utsaimin dengan menggunakan metode yang mudah difahami oleh manusia secara umum dan juga oleh murid-muridnya, sehingga dalam setiap kajiannya, beliau menggunakan perkataan yang jelas, kalimat yang dalam dan tidak bertele-tele dan selalu beliau iringi dengan untaian nasihat dari aqwal salaf.
Salah satu keistimewaan dari kajian beliau adalah menggabungkan antara ilmu dan kenyataan atau waqi’ yang belum banyak ditemui dalam kajian-kajian lainnya.
Dan berikut ini beberapa moment ketika ramai orang menjenguk beliau yang saya dapatkan dari beberapa ikhwan yang sempat berkesempatan menjenguk.
Posted from WordPress for Android by Jumal Ahmad bin Hanbal