Istana yang berhimpitan dengan Kebun Raya Bogor adalah sebuah pemandangan yang menarik ketika kita melintas di depan istana itu. Rusa rusa bertutul akan bermunculan di waktu pagi sekitar jam 9 an. Ketika matahari mulai hangat dan tak terhalang oleh pepohonan.
Kemarin saya dan dua anak Ust Arifin Jayadiningrat (Mavaza dan Mahira) dan kakaknya Ust Arifin yaitu mas Sholihin dan istrinya Mbak Endang jalan jalan ke tempat ini. Kami gak bersama Ust Arifin dan istri beliau, karena mereka sedang umrah.
Menarik sekali mengajak anak anak untuk melihat rusa bertutul dan memberi makan mereka. Memberi makan? Ya di tempat ini kita bisa memberi makan rusa dengan wortel. Jika gak sempat bawa, sudah ada yang jualan wortel di sekitar istana.
Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1, Bogor, Jawa Barat, sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di pusat kota Bogor, di atas tanah berkultur datar, seluas sekitar 28, 86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut.
Jumlah rusa di Istana Bogor itu kini sekitar 600-an ekor. Jika pagi hingga siang, mereka berjalan-jalan, berlari-lari, dan terlihat jelas dari jalan raya, dari dalam mobil, dari dalam angkot. Tapi, menjelang sore dan malam, mereka seperti lenyap.
Keberadaan rusa-rusa di Istana Bogor memiliki sejarah panjang. Rusa bertututul tersebut didatangkan dari Nepal pada tahun 1808. Yang mendatangkan Gubenur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, pria yang sangat mencintai dunia tumbuh-tumbuhan dan binatang. Sir Raffles rupanya ingin ada pemandangan lain di depan istananya yang serba putih itu. Maka enam rusa pun ia datangkan dari Nepal.
Rupanya enam rusa itu betah dengan udara Bogor yang dingin, hawa yang cocok untuk “acara kawin-kawinan.” Maka, dengan sukses pula mereka beranak pinak. Pernah suatu ketika populasinya mencapai lebih dari 900-an ekor. Dengan luas lahan di Istana Bogor sekitar 28, 4 hektare, idealnya jumlah rusa di situ tak lebih dari 600.
Jumlah yang banyak itu tentu saja tak sehat bagi para rusa itu –juga memberatkan kantong rumah tangga Istana yang setiap hari memberi makan. Maka, rusa-rusa itu pun ada yang kemudian dihibahkan ke mana-mana. Mereka yang ingin meminta juga boleh. Caranya, mengirim surat permohonan kepada Sekretaris Presiden. Staf Istana kemudian akan mensurvei: apakah pemohon, perorangan maupun lembaga, memenuhi syarat untuk mendapat rusa itu. Yang sangat menjadi pertimbangan, luas lahan milik pemohon.
Jika Anda ingin masuk ke dalam dan melihat-lihat isi Istana Bogor, Anda dapat melakukannya dengan meminta ijin kepada pengurus Istana Bogor beberapa hari sebelum kedatangan Anda dan keluarga, atau Anda dapat lakukan jika sedang ada program Istana Open.
Program ini biasanya bertepatan dengan ulang tahun kota Bogor, jadi seperti program tahunan di sekitar bulan Juni. Dan tentunya jangan lupa untuk memesan tiket jauh hari sebelumnya, karena peminatnya tentu tidak sedikit.
Nah, kalo ada yang mau kesana, ada info baru nih tentang rute satu arah yang mulai ditertibkan tanggal 1 April 2016.
Per 1 April ini sebanyak 13 trayek angkutan kota (angkot) di Kota Bogor akan mengalami perubahan rute. Ada yang bergeser dan ada yang putar balik dari rute sebelumnya.
Perubahan rute tersebut, seiring dengan lahirnya kebijakan baru yang dikeluarkan Walikota Bogor Bima Arya yakni pemberlakuan sistem satu arah (SSA) di sekitar Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor.
Sistem satu arah dibuat searah jarum jam dari Jalan Otista-Ir. H. Djuanda hingga Jalan Jalak Harupat. Sebelumnya di jalur ini diberlakukan dua arah.
Selesai memberi makan rusa, kami mencoba naik delman mengelilingi istana bogor, kebun raya bogor dll persis seperti jalur satu arah di atas.
Alhamdulillah jalan jalan kemarin sangat menyenangkan, Mavaza dan Mahira pun terlihat puas.
Membuat orang lain senang itu pahalanya besar, sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad saw berikut.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280)
Ini foto jalan jalan kemarin, habis lihat rusa kita berenang di kolam renang dekat rumah mas Sholihin di Cibinong