Banyak di antara kita yang mengira bahwa nama Maisarah yang menemani Nabi pergi ke Syam untuk berdagang sebelum datangnya kenabian adalah seorang perempuan, karena biasanya nama Maisarah di lingkungan kita seperti Indonesia dan Malaysia, digunakan untuk nama perempuan.
Sebenarnya Maisarah yang menemani Nabi saat dagang itu laki-laki atau perempuan? Ini penjelasan tentang nama Maisarah dan apa akibat jika kita pikir Maisarah seorang perempuan.
Bukti bahwa Maisarah adalah Lelaki
Ramai tidak tahu bahwa Maisarah sebenarnya lelaki. Maisarah yang ikut Nabi Muhammad saw. ke Syam bukan perempuan, melainkan laki-laki. Redaksi di kitab sirah dan hadis disebut ميسرة غلام خديجة. Ghulam, semacam asisten yang membantu.
Nama Maisarah pun banyak dimiliki orang Arab dahulu, seperti Ibrahim bin Maisarah, murid dari Anas bin Malik ra., Maisarah bin Masruq, seorang Sahabat Nabi pemberani yang wafat tahun 20 H. contoh lain bisa klik di Web Hawramani.
Bukti bahwa Maisarah adalah laki-laki karena Nabi Muhammad Saw tidak pernah bersentuhan dengan wanita yang bukan dari mahromnya. Apalagi perempuan yang menemaninya selama perjalanan yang begitu jauh.
Berikut ini adalah kisah Nabi Muhammad Saw dengan Maisarah:
Pada usia 25 tahun, Beliau pergi berdagang ke Syam, menjalankan dagangan milik Khadijah. Khadijah adalah perempuan pelaku bisnis, terpandang dan kaya raya. Ia banyak mempekerjakan banyak karyawan untuk menjalankan roda bisnisnya dengan sistem bagi hasil. Perkenalan Nabi Muhammad saw. dan Khadijah bermula lewat pekerjaan Nabi Muhammad dalam menjalankan tugas perniagaan milik Khadijah.
Orang-orang Quraisy memiliki hobi berdagang. Tatkala Khadijah mendengar kejujuran beliau, kredibilitas dan kemulian akhlaknya, maka dia mengirim utusan dan menawarkan Beliau pergi ke Syam untuk menjalankan barang dagangannya. Dia siap memberikan imbalan jauh dari imbalan yang pernah ia berikan kepada pedagang yang lainnya.
Selama perjalaan ke Syam, Beliau didampingin seorang Ghulam atau asisten yang bernama Maisarah. Maisarah sangat mengagumi akhlak dan kejujuran Nabi, semuanya diceritakan kepada Khadijah hingga dia sangat tertarik dengan kejujuran Nabi Muhammad saw.
Dampak jika kita pikir Maisarah seorang Perempuan
Ust. Abdul Kadir Addien, pengkaji Kisah Sirah dari Malaysia menjelaskan dampak dan implikasi jika kita pikir Maisarah yang menemani Nabi adalah seorang Perempuan, yaitu kita menilai Nabi berdua-duaan dengan seorang Perempuan.
Tidak logis seseorang yang hendak menjadi Nabi, berjalan sejauh 1500 km berdua dengan seorang perempuan. Bahkan mustahil. Dan Allah Swt. selalu menjaga nabi-Nya dari segala maksiat.
Arti Maisarah
Kata Maisarah isim Alam yang digunakan untuk muzakkar (lelaki) dan muannats (Perempuan). Memiliki arti memberikan kemudakan, kelembutan dan kaya.
Kata ini muncul sekali di al-Quran,
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ﴾ [البقرة: من الآية280]﴿
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan.
Yang berarti memiliki kelapangan harta dan tidak dalam kesusahan, lawan dari kata Usr.
Dalam kisah perjalanan Nabi ke Syam, Maisarah memberikan kesenangan, ketenangan
Nama lain dalam Bahasa Arab yang dikira Perempuan
Nama Mughirah adalah contoh lain dari nama Bahasa Arab yang mungkin dikira Perempuan, padahal ia nama lelaki.
Ada juga nama dalam Bahasa Arab yang digunakan untuk nama perempuan dan nama lelaki, yaitu Hindun.
Umumnya, para pencinta bahasa Arab menggunakan kata Hindun (هِنْدٌ) sebagai nama wanita. Kita juga sering mendengar kisah tentang Hindun bintu ‘Utbah (هِنْدٌ بِنْتُ عُتْبَةَ), istri dari Abu Sufyan bin Harb, yang telah memakan hati dari Hamzah paman Nabi Muhammad ﷺ sewaktu Perang Uhud namun kemudian masuk Islam.
Selain itu, ada juga Ummu Salamah, seorang wanita jelita yang menjadi isteri rasulullah setelah suaminya, Abu Salamah, syahid dalam Perang Badar. Ummu Salamah mempunyai nama lengkap Hindun bintu Abi Umayyah bin Al-Mughirah.
Adapun nama Hindun untuk nama pria adalah nama putra dari Khadijah. Khadijah, sebelum menikah dengan Nabi Muhammad saw., mempunyai seorang suami bersama Safwan bin Mahraz yang dijuluki Abu Halah. Kemudian memiliki anak lelaki bersama Hindun bin Abi Halah. Tak heran jika Khadijah juga dikenal dengan nama Ummu Hindun alias “Ibunya Hindun”. Hal ini dijelaskan antara lain dalam kitab Taarikh at-Thabari (II/211).
Nama itu bisa berubah mengikuti waktu dan keadaan. Zaman sekarang jika mau mencari Lelaki Arab bernama Maisarah atau Hindun, susah. Namun, 1000 tahun yang lalu, Nama itu ada untuk Lelaki.
Sumber:
- Potongan video pendek Kelas Sirah Ust. Addien dari Malaysia
- Jumal Ahmad, Usia Khadijah Ketika Menikah dengan Muhammad SAW, ResearchGate. Link: https://www.researchgate.net/publication/324412329_Usia_Khadijah_Ketika_Menikah_dengan_Muhammad_SAW