Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Sudah menjadi kebiasaan, setiap bulan Agustus masyarakat kita bersuka-cita memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan tersebut; tak hanya di kota, tetapi juga di pelosok-pelosok desa bahkan lorong-lorong perkampungan.

Bulan Agustus adalah bulan istimewa, di bulan ini negara Nusantara merdeka bersama, dimulai dari Singapura pada tanggal 9 Agutus, Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan Malaysia pada tanggal 31 Agustus.

Agustus tahun ini pun menjadi lebih bermakna dengan bersamaan bulan Muharram, dimana banyak peristiwa bersejarah terjadi dan sebagai rasa syukur kita dianjurkan berpuasa Tasyu’a dan Asyura yaitu puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Mengenang hijrah Nabi dan Sahabat, pada saat yang sama mengenang perjuangan para pahlawan mendapatkan kemerdekaan negara.

Makna Kemerdekaan

Pada hakikatnya kemerdekaan yang kita peroleh lewat perjuangan 63 tahun yang lalu mengandung beberapa makna:

Kemerdekaan sebagai Nikmat

Pertama, jelas sekali perbedaan kehidupan kita di masa kemerdekaan bila dibandingkan dengan masa penjajahan, sekarang kita memiliki kebebasan penuh untuk menentukan nasib kita sendiri. Oleh Karena itu, kemerdekaan sebagai nikmat harus kita syukuri.

Allah SWT berfirman dalam QS Ibrahim: 7 dimana Allah SWT mengingatkan kita apabila kamu pandai mensyukuri nikmat Allah, maka niscaya Allah akan mengucurkan nikmat-Nya lebih banyak lagi. Tetapi, kalau kamu mengingkari nikmat itu, Allah akan memberikan azab yang sangat pedih.

Namun kenyataan akhir-akhir ini banyak yang memprihatinkan kita. Ada fenomena di dalam masyarakat ini, baik dikalangan para pemimpin maupun masyarakat luas, telah muncul suatu sikap hidup, gaya kehidupan yang tidak menjurus kepada syukur nikmat, tetapi justru kepada kufur nikmat.

Dalam QS al-Anfal: 53 Allah SWT berfirman: “Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesunguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” Allah tidak akan mencabut kenikmatan yang telah diberikan kepada sebuah Negara, kecuali Negara itu dengan tangannya merusak dan menghancurkan kenikmatan. Dan kenikmatan tersebut bisa berupa kemerdekaan ini.

Baca juga:   Muslim Mentawai Masih Makan Babi dan Solusinya

Sungguh, kita merupakan satu bangsa dengan karunia Ilahi yang luar biasa, berupa kekayaan alam yang melimpah ruah, dan jarang Negara yang kekayaan alamnya seperti yang kita punya, akan tetapi banyak sekali sumber daya alam itu yang tidak dipelihara dengan benar.

Kemerdekaan sebagai Amanah

Kedua, kemerdekaan juga sebuah amanat untuk berbuat adil, memerangi kemiskinan, menegakkan akhlak dan moral bangsa. Amanat itu pada dasarnya datang dari Allah SWT sehingga kita tidak boleh berkhianat, Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan juga janganlah kamu mengkhainati amanat-amanat yuang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS al-Anfal: 27)

Sebagai amanat, maka kemerdekaan selama setengah abad lebih ini harus kita pelihara dan jangan sampai mengikuti orang-orang yang suka berbuat kerusakan di muka bumi Allah SWT.

Kemerdekaan sebagai Ujian

Ketiga, kemerdekaan juga sebagai sebuah ujian. Dalam hal ini Nabi Sulaiman telah memberikan contoh kepada kita. Tatkala ia diberi kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah, beliau mengatakan: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (QS an-Naml: 40)

Pandangan Islam Tentang Kemerdekaan

Seseorang dikatakan merdeka jika  ia terbebas dari penyembahan pada sesuatu yang tidak layak disembah. Secara bahasa, ibadah artinya adalah taat. Satu-satunya Zat yang patut ditaati tidak lain adalah Allah SWT.

Allah adalah Pencipta dengan segala kekuasaan-Nya, sedangkan manusia adalah makhluk ciptaan Allah dengan segala keterbatasannya. Oleh karena itu, wajar jika manusia harus menjalankan ketaatan kepada Allah. Inilah hakikat kemerdekaan, yaitu penghambaan manusia secara total pada Zat yang menciptakan dirinya. Allah SWT berfirman: “Katakanlah, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS al-An‘am: 162)

Baca juga:   Waktu Adalah Kehidupan

Dan sebuah masyarakat dikatakan merdeka jika pemikiran, perasaan, dan aturan yang ditegakkan di dalamnya adalah aturan Allah semata. Aturan Allah-lah yang dijadikan rujukan sekaligus diterapkan untuk mengatur berbagai aspek kehidupan. Sebaliknya, jika aturan yang diterapkan dalam masyarakat adalah aturan yang berasal dari manusia, masyarakat atau negara tersebut hakikatnya masih dalam keadaan terjajah. Jadi, kemerdekaan bagi sebuah negara tidaklah cukup dimaknai sebatas terbebasnya suatu negara dari penjajahan secara fisik atau militer.

 Agar Tak Dijajah

Jauhnya umat Islam dari pemahaman yang benar tentang Islam, dijadikan alat oleh para penjajah untuk melangengkan jajahan mereka. Dan salah satu upaya yang bisa dilakukan umat Islam untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan adalah:

Pertama, Memahami Islam sebagai sebuah ideologi, yang terdiri dari akidah dan syariat, yang berfungsi untuk memecahkan seluruh problematika hidup manusia.

Kedua, Umat Islam tidak boleh terjebak oleh kepentingan-kepentingan sesaat atau jangka pendek dalam mengambil sikap dan keputusan. Setiap sikap dan keputusan harus diambil berdasarkan pertimbangan Islam.

Ketiga, Meraih kemuliaan dengan Islam. Kaum Muslim harus memahami bahwa kemuliaan hidupnya, di dunia dan akhirat, hanya bisa diraih dengan mewujudkan tegaknya aturan Islam.

Sifat-Sifat Orang yang Merdeka

Di antara sifat-sifat orang yang merdeka adalah Pertama, Tidak disiksa oleh banyaknya keinginan. Kedua, Bebas dari perbudakan nafsu. Ketiga, Jujur. Setiap kali berbohong maka bohong itu akan menjadi penjara bagi kita. Kita akan selalu takut diketahui kebohongan kita yang mengharuskan kita berbuat bohong lanjutannya.

Keempat, Tawadhu. Kelima, Ikhlas. Ikhlas adalah kunci kemerdekaan hati. Ia tidak memikirkan penilaian manusia. Yang dia pikirkan adalah selalu memikirkan yang terbaik, dan puas dengan penilaian Allah. Keenam, Tawakal. Allh SWT berfirman: ”Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. Ath Thalaq: 2-3)

Baca juga:   Beragama Dengan Akal Sehat

Dengan demikian, jelas bahwa kemerdekaan yang dikaruniakan kepada kita sekarang haruslah kita pelihara sebaik-baiknya. Jangan sampai kita merusak lingkungan hidup kita dan jangan membiarkan tumbuhnya penyakit-penyakit masyarakat seperti korupsi, kolusi, monopoli dan sekulerisasi.

Jangan sampai hal-hal di atas terus berkembang di atas kemerdekaan yang dulu ditebus dengan darah, air mata dan nyawa oleh para pejuang kemerdekaan kita.

Webinar Kemerdekaan: Menjadi Insan Merdeka bersama Aksi Peduli Bangsa

Seseorang dikatakan merdeka jika  ia terbebas dari penyembahan pada sesuatu yang tidak layak disembah. Secara bahasa, ibadah artinya adalah taat. Shalat adalah salah satu jalan meraih kemerdekaan dalam Islam.

Aksi Peduli Bangsa mengadakan webinar kemerdekaan dengan pemateri Ust. Arifin Jayadiningrat.

Seseorang dikatakan merdeka jika  ia terbebas dari penyembahan pada sesuatu yang tidak layak disembah. Secara bahasa, ibadah artinya adalah taat. Hidup dunia adalah ujian siapa yang paling baik amalnya, kita diuji dengan nikmat atau kesengsaraan, maka banyak orang yang terjajah dengan kenikmatan, harta dan jabatannya dan melupakan tujuan hidup. Inilah orang yang terjajah.

Webinar ini akan melihat bagaimana Al-Quran dan hadits tentang makna kemerdekaan. Pada dasarnya manusia dimerdekakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala sampai titik An-nafsul Mutmainnah, yaitu merasakan ketenangan jiwa melalui shalat. Shalat adalah salah satu jalan meraih kemerdekaan dalam Islam.

Webinar ini akan membahas materi penting berikut;

📚 Hidup adalah Ujian
📚 Konsep Merdeka dalam Islam
📚 Sholat dan Sabar Pondasi Kebebasan Setiap Insan
📚 Jiwa Muthmainnah = Jiwa Merdeka (Konsep Khusyu’)

Webinar dikuti oleh banyak peserta, hari pertama 310 orang dan hari kedua 320 orang.

Berikut rekaman webinar sesi 1 dan sesi 2.

Webinar Kemerdekaan Sesi 1, Sabtu 14 Agustus 2021

Webinar Kemerdekaan Sesi 2, Ahad, 15 Agustus 2021

Jumal Ahmad | ahmadbinhanbal.com

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

3 Comments

  1. mancappp… sayang udah lebih dari 3 tahun nggak bisa mensukuri dengan bikin acara 17an…. karna bentrok dgn puasa, semoga tahun 2013 bisa kembali kita bersuka cita ya…salam ngeblog 🙂

  2. salam ngeblog juga mas @aqomadin dan semoga harapannya terwujud di tahun 2013 nanti, hanya saja anak muda dan mudi sekarang harus lebih arif dalam mengisi kemerdekaan bukan hanya merayakan kemerdekaan dengan acara 17-an yang gitu-gitu aja.

    yang bisa dilakukan anak muda-mudi sekarang seperti dengan belajar atau menuntut ilmu lebih rajin dan giat lagi agar nantinya dengan ilmu dan pengalaman yang sudah didapat tersebut negara kita bisa lebih mandiri dan tidak bergantung kepada negara lain.

    berolah raga agar tubuh sehat, menjauhi kebiasaan buruk anak sekarang seperti nongkrong, kongkow atau hangout di mall, pasar atau tempat lainnya yang kebanyakan hanya membuang umur dan mematikan kreatifitas.

    belajar berpolitik sekalipun bukan politik praktis paling tidak kita up date terus berita-berita perpolitikan lewat berita-berita di televisi jangan hanya nonton tv atau bioskop saja, negara kita masih butuh anak muda-anak muda yang mau mengorbankan dirinya demi kemerdekaan yang sebenarnya.

    gemar bersosialisasi dan mengenal lingkungan sekitar bisa dengan ikut bergabung kegiatan sosial tingkat rt atau rw sekitar atau mengikuti kegiatan keagamaan sekitar, solmed (social media) dan blogging juga bisa menjadi sarana bersosialisasi, kegiatan iini cukup efektif dalam membuka cakrawala dan berbagi informasi dengan orang banyak.

    itu beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan dan banyak hal lain yang bisa dilakukan.

  3. Seharusnya umat Islam ingat ketika sebelum datang ajaran Nabi Muhammad saw umat manusia saling bermusuhan. Di antar kabilah-kabilah dan suku-suku saling benci, berlomba memperebutkan kebanggaan dan kemegahan. Tapi setelah Nabi Muhammad saw datang dengan membawa Islam, maka Allah swt memberi nikmat yang sangat besar yaitu disatukannya hati-hati umat Islam dalam persatuan karena iman.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *