Tata Cara Shalat Gerhana Matahari dan Pengalaman di Masjid Raya Pondok Indah

Ahmadbinhanbal.com. Beberapa hari ini media televisi dan internet disibukkan dengan berita akan terjadinya gerhana total di beberapa daerah di Indonesia seperti Palembang, Tanjung Pandan, Bengkulu, Palangkaraya, Palu dan Ternate. GMT akan terjadi tanggal 09 Maret 2016 atau 3 hari lagi, hanya Indonesia satu satunya negara yang dilintasi bayangan tersebut.

Untuk daerah Jakarta gerhana Matahari sekitar 88,76% pada pukul 06.19 – 08.31 WIB. Masjid Raya Pondok Indah akan memgadakan shalat gerhana pada pukul 06.00 – 09.00 WIB dengan Imam, Ust. Ir. Furqan Al-Faruqie.

Saya kenal dekat dengan beliau, kami bersama dengan Ust Devis dari Bandung membuat program tahfidz 1 tahun untuk anak SMA yang sudah lulus dan akan masuk universitas di pesantren Bina Qolbu di daerah Cilember, Puncak Bogor. Beliau juga guru tahsin saya selama di Bina Qolbu.

Alhamdulillah beberapa santri alumni program tahfidz satu tahun itu sekarang menyebar di beberapa tempat, seperti Ade Wiranata yang sekarang mengajar di Kafila International Islamic School, Ahmad Alwandi menjadi guru di Kuttab Alfatih Depok pimpinan Ust. Budi Azhari dan Tion Pelani meneruskan tahfidznya di pesantren daerah Magelang.

Tata cara Shalat Gerhana

Ketika jamaah sudah berkumpul dan gerhana mulai terjadi maka Bilal menyerukan sholat dengan membaca seruan

الصلاة جامعة ..

Lalu imam memulai sholat gerhana dg Tata cara sholat gerhana sebagai berikut..

IMAM

  1. Takbirotul ihrom bersama niat solat kusuf lillahi ta’ala
  2. Doa iftitah
  3. Membaca surat al fatihah dan surat lain (sunnahnya baca QS Al-Baqarah atau boleh juga baca surat pendek ) secara SIRRY (tanpa dikeraskan)
  4. Ruku’
  5. Bangun dari ruku’
  6. Membaca surat fatihah ke 2 dan surat lain (sunnahnya baca QS Ali Imran atau boleh juga baca surat pendek ) secara SIRRY
  7. Ruku’ yg ke 2
  8. Bangun dari ruku’ (itidal).
  9. Sujud dua kali.
  10. Melanjutkan rakaat yang ke dua
  11. Berdiri untuk Membaca surat al-Fatihah dan dan surat lain (sunnahnya membaca an-Nisa atau boleh juga baca surat pendek ) secara siri
  12. Ruku’
  13. Bangun dari ruku’
  14. Membaca surat fatihah lagi dan surat lain (sunnahnya membaca Al-Ma’idah atau boleh juga baca surat pendek ) secara siri
  15. Ruku’ lagi
  16. Bangun dari ruku’ (i’tidal).
  17. Sujud dua kali.
  18. Tasyahhud akhir
  19. Salam
Baca juga:   Senyumlah Walaupun Ada Kesengsaraan | Majelis Pengajian Ahad Pagi Masjid Pondok Indah bersama Ust. Arifin Jayadiningrat

Jadi intinya salat khusuf maupun kusuf (gerhana bulan) itu sama dengan salat sunnah yang lain tetatpi ruku’nya dua kali.

BILAL

Setelah selesai sholat maka Bilal berdiri di depan mimbar menghadap jama’ah  kemudian mengucapkan :

يَامَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوا… حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ

اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, اَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, اَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Setelah Khatib naik ke mimbar, Bilal mengucapkan doa sebagai berikut :

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ،وَاْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ قَوِّاْلاِسْلاَمَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ اِقَامَةِ الدِّيْنِ. رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ وَيَاخَيْرَالنَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

KHOTIB

Memulai berkhutbah dengan ketentuan:

Khutbah 2 kali (seperti khutbah jumat, baik syarat maupun rukunnya)

Tema khutbah Isi dianjurkan motifasi melakukan taubat nashuha, memperbayak istighfar, sedekah dll dan menjelaskan bahwa gerhana adalah bagian dari fenomena alam dan tanda kekuasaan Allah. Tidak benar jika gerhana dimitoskan dg berbagai tahayul, seperti matahari dimakan “bethorokolo”, dll.

BACAAN BILAL

Ketika Khatib duduk diantara dua khutbah.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

KHOTIB melanjutkan khutbah ke 2 sampai SELESAI…

Khutbah Ust Furqan Alfaruqi

Dalam ceramahnya, beliau menyebutkan bahwa dalam kehidupan Nabi Muhammad saw, beliau hanya mengalami satu kali gerhana matahari, waktunya pagi hari seperti hari ini.

Waktu itu berbarengan dengan wafatnya ananda beliau yaitu Ibrahim, sehingga membuat para sahabat yang kuat imannya itu hampir goyah, mereka bilang, “alangkah hebatnya Nabi kita ini, anak beliau meninggal disambut dengan fenomena alam”.

Baca juga:   Fiqih Salat Dua Gerhana

Maka Nabi Muhammad saw segera mengumpulkan para sahabat semua dan melurukan paradigma sahabat bahwa Gerhana ini adalah fenomena yang biasa.

Abu Bakrah berkata, “Kami berada di sisi Rasulullah lalu terjadi gerhana matahari. Maka, Nabi berdiri dengan mengenakan selendang beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa 7/34) hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera ke sana,lalu kami masuk. Kemudian beliau shalat dua rakaat bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami, lalu bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya bukan gerhana karena meninggalnya seseorang. Akan tetapi, Allah ta’ala menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Oleh karena itu, apabila kamu melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah sehingga terbuka apa (gerhana) yang terjadi padamu.”

Abu Mas’ud berkata, “Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya) seseorang. Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat gerhana.'”

Ibnu Umar mengatakan bahwa ia memberi kabar dari Rasulullah, bahwa matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal dan hidupnya seseorang. Tetapi, keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah. Apabila kamu melihatnya, maka shalat gerhanalah.

Al-Mughirah bin Syubah berkata, “Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah pada hari meninggalnya Ibrahim. Orang mengatakan, ‘Matahari gerhana karena meninggalnya Ibrahim.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan (adalah dua dari tanda tanda kebesaran Allah). Keduanya tidak gerhana karena meninggal atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka shalatlah (gerhana) dan berdoalah kepada Allah sehingga ia menjadi cerah kembali.'”

Rasulullah menjelaskan bahwa peristiwa gerhana matahari dan Bulan bukan pertanda buruk, melainkan fenomena kosmik yang menunjukkan kebesaran Allah.

Baca juga:   Tips Menggapai Khusyuk dalam Shalat

Dan beliau sampaikan bahwa tidak ada hubungan antara kejadim alam semesta dengan keuntungan dan rizqi kita karena jika dikaitkan, akan menggelincirkan kita dari koridor tauhid. Ini jenis kesyirikan yang masih ada sampai zaman modern kita ini. Sejatinya hanya kepada Allah kita menyembah dan meletakkan harapan-harapan.

Al-Quran menyebutkan tentang fenomena syirik, yaitu menjadikan selain Allah sebagai tandingan atau andad. Ketika menjadikan rizqi, menjadikan keluarga, karir dan lainnya kedudukannya sama dengan Allah maka ini sudah termasuk syirik.

Bisa jadi hal ini terkena kepada orang yang sudah lama mengaji, mungkin dalam bentuk ustadz, yayasan, kelompok dan lainnya. Kalo standarnya, mana yang lebih dicintai, jika selain Allah maka itu masuk dalam fenomena syirik.

Tidak boleh bertanya tentang zat Allah, itu bisa masuk dalam syirik. Lalu bagaiamana jika kita ingin mengenal Allah? Lihat yang ada di sekitar kita bahkan lihat diri kita, maka akan kita dapatkan kekuasaan Allah ada dimana mana,


Artikel terkait

Pengumpulan Bantuan untuk Mentawai di Masjid Raya Pondok Indah dan Dees Gallery Bintaro, https://ahmadbinhanbal.com/pengumpulan-bantuan-untuk-mentawai-di-masjid-raya-pondok-indah-dan-dees-galery-bintaro/, terbit 9 Maret 2016

Prosesi Masuk Islam Jamaah Konsultasi Samara Masjid Raya Pondok Indah, https://ahmadbinhanbal.com/prosesi-masuk-islam-jamaah-konsultasi-samara-masjid-raya-pondok-indah/, terbit 8 Maret 2016

One Day One Post, https://ahmadbinhanbal.com/one-day-one-post/, 7 Oktober 2015



image
Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

  1. Baik . Bpk/mas artikelnya.
    Tapi tlg terjemah bacaan bilalnya kalau gak keberatan & ada tanda titik2 bacaanya gimana biar komplit.

  2. 1. Titik titik di atas maksudnya si Bilal mengucapkan الصلاة جامعة dengan suara yang keras.

    2. Artinya: “Wahai selutuh umat Islam yang dirahmati Allah swt, Rasulullah saw telah bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak pula karena kelahirannya, maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kepada Allah, bertakbir, sholat dan bersedekah”.

    Diamlah, dengarkan dan taati wahai sekalina manusia semoga Allah memberikan rahmat.
    Diamlah, dengarkan dan taati wahai sekalina manusia semoga Allah memberikan rahmat.
    Diamlah agar kalian diberikan rahmat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *