Waktu kecil saya tidak pernah punya cita cita untuk jadi polisi karena polisi itu suka main tembak tembakan dan kejar kejaran sama penjahat, jauh dari didikan tempat saya yang sering tenang dan sepi di puncak gunung Sumbing.
Dulu orang rumah suka banget nonton film India, dan gak tau kenapa, selalu saja aktor bintangnya diperankan seorang polisi, mungkin itu cara India untuk membuat image yang bagus untuk kepolisian mereka.
Kalau di Indonesia, image polisi sering buruk karena yang diketahui mereka suka meminta uang di jalan terkadang tanpa alasan, meskipun tidak semua. ☺
Pengalaman pertama ke polisi itu waktu saya harus buat surat kelakuan baik dari polisi setempat di daerah kecamatan Kaliangkrik, dan baru sekarang berurusan lagi dengan mereka.
Tepat di hari senin dua minggu yang lalu, pada perjalanan dari Masjid Pondok Indah ke UI Depok saya kena tilang polisi, di jalan arah UI sebelum belokan KA ke Pancasila, sebabnya motor tidak dinyalalan lampunya.
Waktu itu saya sedang ada tugas untuk menyampaikan proposal kegiatan dari Islamic Character Development-ICD dan Indonesia Syiar Network-ISN di Masjid Ukhuwah Islamiyah UI Depok.
Biasanya saya gak lengah dengan lampu, tapi hari itu adalah pelajaran dari Allah swt agar tidak lengah lagi, habis kena tilang, motor langsung saya servis dan ganti aki agar nyala lampu lebih terang lagi.
Ratusan orang sudah berkumpul di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di jalan Ampera Raya.
Cara sidang di PN Ampera Raya
- Parkir motor bisa di sebelah PN, ada lapangan luas dijaga orang Batak, titip saja motor disitu.
- Masuk ke PN dan langsung masuk ke loket tilang, jangan menerima calo, karena bisa jadi bayaran nanti lebih mahal, bahkan bisa double, calo iya, polisi juga iya.
- Menyerahkan surat tilang dan dapatkan tiket nomor antrian.
- Menunggu sampai dipanggil, per 25 orang sesuai warna kartu.
- Di ruang sidang, topi harus di lepas untuk menghormati Hakim.
- Nomer kita dipanggil dan kita maju menghadap hakim, hakim menyebut nominal yang harus kita bayar.
- Antri lagi untuk membayar denda dan akan dipanggil sesuai nomer tadi.
- Selanjutnya ketika nomer dipanggil, serahkan uang ke petugas dan sim atau stnk kita diserahkan. Btw, denda gak menyalakan lampu sebesar 80 ribu, di PN sini, tempat lain belum tentu sama 😀
Semoga ini jadi pelajaran bagi saya dan teman-teman agar mempersiapkan segalanya sebelum bepergian termasuk nyala lampu, jangan sampai kena tilang seperti saya. 😊
Ini motor saya dan istri 💓, semoga gak kena tilang lagi dan diberkahi.
saya pernah ketilang sekali, dimintain uang. dan karena nggak mau ribet, saya kasih 30 ribu (mintanya 50, tapi saya minta keringanankarena untuk biaya wisuda.) itu hanya karena lupa nyalain lampu. 🙁
Wah enak ya mbak cuma kena segitu dapat diskon lagi. Saya gak bisa banyak ngeles karena langsung diminta sim dan dibuatkan surat tilang, dan pak polisi lansung bilang kamu tanggal segini jam segini sidang di PN ini.
Itu keren polisinya. Saya nggak gitu, dihentiin, dikasihtau pelanggarannya, ditanyaain surat2, terus ya itu ditawarin mau sidang atau nitip bayar denda? 😆
Oh ya.. Dikasih tawaran dulu ya, kalau saya mah langsung dikasih tau pelanggarannya dan diambil sim saya.
Saya ada pengalaman sebelmnya dg polisi, waktu itu juga pas mau mengantarkan prolosal kegiatan ke masjid Albina di Senayan, intinya kesalahan saya itu masuk jalur cepat yang hanya dimasuki mobil, saya gak tahu karena baru lewat daerah situ dan saya pergi berpatokan google map.
Waktu sampai di perempatan, pas banget ada pos polisi dan langsung deh ada polisi yg mendekat.
Saya diajak masuk ruangannya, dan ditanya tanya dan saya hanya bilang kalau sedang tugas dari Aksi Peduli Bangsa yang pimpinannya bapak Sutanto mantan Kapolri, alhamdulillah dia minta berapa aja, saya kasih 20 ribu dia mau, lalu dia kasih tau kalau denda aslinya segini dan segini…
Enaknya, si polisi ngasih tau juga arah ke Albina.. ☺☺
hehehe.. itu polisi baik sekali. 😀
🙂