Ulumul Quran
Ayat kursi merupakan ayat yang paling utama dalam Al-Quran karena pahala membacanya lebih besar daripada membaca ayat-ayat yang lainnya selain itu ayat ini juga mengumpulkan hukum-hukum ilahiyah dan sifat-sifat Allah yang tidak terkumpul di tempat lainnya. (Tafsir Said Thanthawi, 1: 469)
Intisari Tafsir
Ayat Kursi termasuk dari ayat Al-Quran yang hanya Allah turunkan kepada Nabi Muhammad dan tidak Dia turunkan kepada selainnya, hal ini sebagaimana atsar yang disampaikan Ali dari Abu Ubaid: “Ayat Kursi diberikan kepada Nabimu dari tempat penyimpanan yang berada di bawah Arsy, dan tidak diberikan kepada seorang pun sebelumnya”.
Ayat ini mashur dengan nama Ayat Kursi, penamaan ini bukan hasil ijtihad ulama, tetapi dari Rasulullah saw. sebagaimana dalam satu riwayat bahwa ketika Rasulullah saw. ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang “ayat apa yang paling agung dari kitabullah?” Beliau menjawab, “Ayat Kursi”, kemudian Rasulullah membaca ayat ini. (HR Ahmad dan Nasa’i)
Ayat Kursi sangat kental dengan nuansa aqidah karena di dalamnya terdapat penetapan tiga macam tauhid yaitu tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah dan tauhid asma’ wa shifat. Di awal ayat terdapat penetapan tauhid uluhiyah (الله لا إله إلا هو), kemudian Allah menyebutkan tauhid asma wa shifat dalam firman-Nya (الحي القيوم), dan firman-Nya (له ما في السماوات والأرض) merupakan penetapan rububiyah Allah.
Ayat ini mengandung pelajaran penting tentang syafaat, bahwa syafaat adalah milik Allah dan hanya boleh meminta syafaat kepada Allah semata, sebagaimana firman-Nya (من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه) .
Dalam ayat ini juga terkandung penetapan atas sempurnanya ilmu Allah dalam ayat (يعلم بين أيديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه إلا بما شاء). Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari ilmu Allah. (Tashil li Takwilit Tanzil oleh Musthafa Al Adawi 3: 454)
Hadits
Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Hai Abu Mundzir! tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Qur`an yang ada padamu yang paling utama?” Abu Mundzir berkata; saya menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bertanya lagi: “Hai Abu Mundzir, tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Qur`an yang ada padamu yang paling utama?” Abu Mundzir berkata; Saya menjawab, “Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum.” Abu Mundzir berkata; lalu beliau saw. menepuk dadaku seraya bersabda: “Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir.” (HR Muslim 1343)
Panduan Amal
Cara yang benar dalam mengamalkan Ayat Kursi
- Membaca Ayat Kursi setelah shalat, waktu pagi dan sore dan sebelum tidur.
- Menggunakan Ayat Kursi sebagai bacaan Ruqyah
- Tidak menggunakan Ayat Kursi Sebagai jimat atau tenun
- Mentadabburi Ayat Kursi yang isinya adalah tauhid rubuniyah, ilahiyah dan asma wa shifat.
- Menelaah tafsir dan kandungan dari Ayat Kursi
- Meneladani Rasulullah, sahabat dan ulama dalam mengamalkan Ayat Kursi
- Tidak menggunakan Ayat Kursi sebagai alat kesyirikan
- Khusyu’ dan menghadirkan hati dan pikiran dalam memahami makna Ayat Kursi, kemudian berusaha menjalani maksud dan tujuannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Senantiasa mengingat manfaat dzikir, keutamaan dzikir, dan ancaman bagi orang yang tidak pernah berdzikir, sehingga senantiasa termotivasi untuk berdzikir.
- Senantiasa memohon kepada Allah agar Ia mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya agar kita tidak lupa, lalai dan malas dari berzikir.
Khazanah Pengetahuan
Kursi adalah salah satu makhluk Allah, Ibnu Abbas ra berkata: “Kursi adalah tempat kedua telapak kaki Allah” (Dishahihkan Albani dalam Mukstashar Uluw: 40). Dan Kursi bukanlah Arsy, karena Arsy lebih besar dari Kursi, sebagaimana sabda Nabi saw: “Sesungguhnya langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi Allah bagaikan gelang yang dilempar di tanah lapang, dan keagungan Arsy dibanding Kursi bagaikan tanah lapang dibanding gelang”. (Dishahihkan Albani dalam Asshahihah: 109)
Bersemayamnya Allah di atas Arsy wajib kita imani dan tidak perlu kita tanya-tanya lagi seperti kaifiyah atau cara bersemayam. Imam Malik pernah ditanya dalam majlisnya tentang makna firman Allah QS Thaha: 5 “Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas Arsy”, bagaimana caranya Allah bersemayam? Maka Imam Malik menjawab: “Bersemayam itu maklum (diketahui maknanya), bagaimananya (caranya) tidak diketahui, menanyakan bagaimana adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) Sebagai orang yang sesat, kemudian memerintahkan untuk mengeluarkan penanya tersebut dari majlis (Aqidah Ahlus Sunnah Ashabul Hadits, Syaikh Abu Utsman Ismail Ash-Shabuni: 34).
Doa Ma’tsur
Disunahkan untuk menjadikan bacaan Ayat Kursi Sebagai wirid yang dibaca saat pagi dan sore, ketika hendak tidur dan dzikir setelah shalat fardhu, sebagaimana hadits berikut: “Barangsiapa membacanya ketika pagi, akan selamat dari gangguan jin sampai waktu sore. Dan siapa yang membacanya ketika sore, akan selamat dari gangguan jin sampai waktu pagi”. (HR Hakim dengan sanad Jayid)
terima kasih atas tulisannya, semoga Allah SWT memberi Rahmat
Terima kasih kembali dengan doanya, sangat diharapkan kembali kunjungannya di rumah sederhana kami.
Allah SWT memberi rahmat kepada yang menulis ilmu ini.
Amin ya rabbal alamin. Semula ini tulisan tafsir yang diminta kepada saya untuk menulis dari seorang teman di Riau yang kemudian saya upload di blog saya.
Ada beberapa tafsir yang sudah saya tulis sekitar 15-an silahkan di indeks di laman Archive.
Ass…..mau nanya pak ustadz…saya pernah baca artikel riyadhoh ayat kursi itu gimana caranya..karena artikel itu agak berbelit dan harus berbayar..mudah”an di artikel ini ada keihklasan untuk membaginya..
Semoga setiap membaca ayat kursi ditambahkan pahala
aamiin
Amiin