Biografi Imam Al-Jawwad dan Serial Syiah Bab AlMorad

Biografi Imam Al-Jawwad

Muhammad bin Ali bin Musa (as), (bahasa Arab: محمّد بن علی بن موسی علیه السلام) yang masyhur dengan Imam Jawad (الامام الجواد) dan Imam Muhammad Taqi. Lahir di Madinah pada tanggal 10 Rajab tahun 195 H yang bertepatan dengan 8 April 811 M, wafat pada tanggal 28 Dzulqa’dah tahun 220 H yang bertepatan dengan 14 November 835 M.

Imam Jawwad adalah Imam Kesembilan Syiah Itsna Asyariyah. Kunyahnya Abu Ja’far al-Tsani (untuk membedakan dengan Abu Ja’far pertama). Ia memegang tampuk keimamahan selama 17 tahun dan pada usia 25 tahun meneguk syahadah. Syahid lantaran racun yang diberikan istrinya Ummul Fadhl atas perintah Khalifah Al-Mu’tashim. Di kubur di pemakaman daerah Iraq di samping kakeknya Musa Al-Kadzhim.

Keluarga Ahlu Bait hidup dalam keresahan dan kegalauan, lantaran umur Imam Ar-Ridha yang sudah sampai ke 40 tahun, belum diberikan keturunan yang akan meneruskan keimamahannya. Imam Al-Jawwad lahir pada tanggal 10 Rajab tahun 195 H.

Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW yang akan dibahas kali ini adalah Imam Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kadzim bin Ja‟far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin Ibn alHusain keturunan dari Ali bin Abi Thalib dan Ibundanya Fatimah puteri Rasulullah SAW.

Imam Al-Jawad a.s. adalah keluarga dari Nabi Muhammad yang selama 8 generasi telah melahirkan para ulama‟ terkemuka dan kelanjutan dari silsilah Ahlul Bait yang suci. Dia dilahirkan pada bulan Ramadhan, tahun 195 H di Madinah Al-Munawwarah. Dia adalah putera dari Imam

Ali ar-Ridha a.s. dan Ibunya bernama Sabikah. Perawi lain menyebutkan riwayat lain tentang kelahiran Imam Muhammad al-Jawad yang mengatakan bahwa dia dilahirkan pada hari Jum‟at, tanggal 17 atau 15 Ramadhan tahun 195 H.

Baca juga:   Tentang Blog Elder of Ziyon (EoZ)

Di masa kanak-kanaknya dia dibesarkan, diasuh dan dididik oleh ayahandanya sendiri selama 4 tahun kemudian ayahnya diharuskan pindah dari Madinah ke Khurasan. Itulah pertemuan terakhir antara dia dengan ayahnya. Sejak tanggal 17 Safar 203 H, Imam Muhammad al-Jawad memegang tanggung jawab keimaman atas pernyataan ayahandanya sendiri serta perintah dari Allah.

Imam Al-Jawad lahir pada periode yang sarat dengan berbagai peristiwa politik dalam keadaan kacau, dan silih bergantinya kekuasaan antara al-Amin dan al-Ma‟mun, dua putera Harun ar-Rasyid. Tahun kelahirannya, 195 H adalah tahun saat al-Ma‟mun dibai‟at sebagai Khalifah, dan saudaranya, Amin dima‟zulkan.

Dalam bidang keilmuan Imam al-Jawad sangat dikenal, karena seringkali berbincang dengan para ulama‟ di zamannya. Dia mengungguli mereka semua, baik pada bidang fiqih, hadis, tafsir dan lain-lainnya. Demi kepentingan politik, al-Ma‟mun sebagai penguasa Bani Abbas pada masa itu mengundang Imam al-Jawad yang berada di Madinah untuk datang ke pusat pemerintahannya di Baghdad. Kemudian al-Ma‟mun berniat untuk menikahkan puterinya yang bernama Ummu Fadhl dengan Imam al-Jawad a.s yang masih sangat muda belia.

Dengan pernikahan ini, al-Ma‟mun telah menanamkan mata-mata keluarga dalam rumah Imam Muhammad al-Jawad a.s. yang akan mengawasi segala gerak-geriknya. Satu tahun setelah pernikahannya Imam al-Jawad kembali ke Madinah bersama istrinya dan kembali mengajarkan agama Allah.

Namun harapan al-Ma‟mun dari pernikahan itu gagal karena ternyata puterinya mandul dan sampai 15 tahun pernikahan tidak dikaruniai anak. Imam al-Jawad menikah lagi dengan seorang pelayan Mu‟minah asal Maroko yang bernama Sumanah dan mendapat kemuliaan besar dengan menjadi Ibu Imam Ali al-Hadi. Karena pernikahan itu, Ummu Fadhl menjadi cemburu sampai dia menulis surat menyampaikan kesedihan dan kecemburuan kepada ayahnya. Tapi, al-Ma‟mun malah menjawabnya dengan begini, “Wahai puteriku, sabar dan bertahanlah karena dia adalah putera Rasulullah SAW!”.

Baca juga:   Info Lain, ISIS Menembak Syaikh Aidh Alqarni

Tepatnya pada tahun 220 H, Imam al-Jawad wafat melalui rencana pembunuhan yang diatur oleh Mu‟tashim yaitu dengan cara meracuninya. Menurut riwayat, dia diracun oleh istrinya sendiri, Ummu Fadhl, atas hasutan Mu‟tashim. Imam al-Jawad wafat dalam usia relatif muda yaitu 25 tahun dan dimakamkan di samping kakeknya, Imam Musa al-Kadzim, di Kazimah, perkuburan Qurays di daerah pinggiran kota Baghdad. Meskipun dia syahid dalam umur yang relatif muda, namun jasa-jasanya dalam memperjuangkan dan mendidik umat sangatlah besar sekali.

Serial Syiah Bab AlMorad

Bab AlMorad adalah serial TV selama bulan Ramadan tentang sejarah Imam Muhammad bin Ali Al-Jawwad.

Berisi 30 serial tentang peri kehidupan Imam Al-Jawwad secara lengkap yang belum pernah ada di situs atau tv manapun, bermula dari kelahiran sang Imam di kota Madinah, kemudian diasuh oleh bapaknya, Imam Ali bin Musa Ar-Ridha sampai kepada wafatnya karena diracun.

Proses syuting TV melibatkan beberapa tempat utama di Iran dan Suriah dengan para pemain terkenal dari Libia, Iran dan Khaliji.

Banyak aktor bintang dari negara Arab ikut serta, seperti Suriah, Lebanon, Iraq, bahrain dan Iran. Aktor dari Suriah seperti Wail Ramadhan, Zuhair Ramadhan, Sa’d Mina, Muhammad Al-Ahmad. Dari Lebanon Ali Saqir, Ali Sa’adm Jamal Hamdan dan dari Iran seperti Ahmad Kawari, Razaq Radan, dari Kuwait Alu Ghulum dan Sayid Isa Al-Musawi.

Serial sejarah dan isi ini telah mendapatkan koreksi dari Syaikh Ali Al-Kuraini.

Tautan Serial Bab AlMorad

Serial di Al-Kautsar TV

https://www.alkawthartv.com/program/1176

Serial di Youtube

Link resmi dengan hasil video bagus

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *