Bismillah, assalamualaikum wr wb. Hidup akan nikmat jika kita selalu membantu orang yang membutuhkan. Tanpa melihat pangkat atau status sosial, siapapun dia, kita harus membantu. Allah akan menolong hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.
Saya bersama Ust. Arifin Jayadiningrat membantu salah satu jamaah beliau yang sedang terkena musibah, dimana suaminya terjerat dengan aliran sesat yang pimpinannya mengaku sebagai Ratu Adil, Satrio Piningit dan Imam Mahdi.
Pemahaman sesat seperti ini banyak berkembang di masyarakat, kasus ini ibarat gunung es yang nampak, di dalamnya banyak kasus-kasus kesesatan yang belum terungkap di masyarakat.
Maka kami menghadap ke Mabes Polri untuk melaporkan kasus aliran sesat ini, ketika kami melapor ada beberapa peristiwa yang saya alami, tanpa bermaksud menjelekkan kepolisian Indonesia.
1. Dibentak gara-gara pakai sandal.
Ini saya alami waktu masuk ruang daftar masuk. Ada seorang polisi yang melarang saya masuk hanya karena saya pakai sandal. Dengan nada agak membentak saya dilarang masuk karena memakai sandal. Saya hari itu benar-benar lupa untuk memakai sepatu karena saya pergi ke mabes pagi pagi sekali untuk menghindari kemacetan.
2. Mengetik Laporan, Lama Banget
Sampai di Bareskrim kami masuk dan melaporkan pelanggaran berupa penipuan berkedok ajaran agama. Entah kenapa laporan itu ditulis dengan waktu yang lama sekali, kurang lebih 4 jam kami menunggu selesainya laporan itu.
3. Hilang SIM
Satu lagi kejadian yang kami alami, salah satu saudara kami hilang SIM yang digunakan sebagai tanda bukti masuk. Sayangnya, sang Polisi kurang bertanggung jawab, dia hanya bilang mungkin tertukar, kami sudah berusaha menjaga.
Akhirnya, saudara kami itu harus ke polsek untuk buat SIM baru.