Desa Adipuro Waspada Covid-19

Beberapa hari yang lalu saya bertanya ke pengurus desa Adipuro via WhatsApp terkait antisipasi desa dalam menghadapi Coronavirus. Banyak dari warga Adipuro yang bekerja di Solo dan Jakarta yang saat ini sudah menjadi zona merah Coronavirus.

Di Adipuro lebih banyak orang-orang tua, ibu dan anak-anak dimana pemuda dan para lelaki lebih banyak merantau ke kota dan sebagian lain putra putri desa yang belajar di Pesantren. Dan Coronavirus ini lebih mudah masuk kepada orang tua yang memiliki imun lemah. Kemarin saya telpon ke bapak di kampung agar hati-hati dengan wabah yang sedang menjangkit dimana-mana. Bapak saya biasa ke ladang dan memegang tanaman bahkan rabuk tanpa alas tangan. Saya minta beliau agar semakin aware terhadap sekitar.

Menurut berita dari borobudurnews, Magelang belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 meski 1 PDP sudah dinyatakan positif di RSUD Tidar Kota Magelang.

Alhamdulillah, hari ini terbit himbauan dari Kepala Desa Adipuro agar masyarakat tidak berkumpul-kumpul, tidak bepergian keluar kota atau kabupaten untuk menghindari penyebaran Corona di masyarakat.

Saya sangat kangen dengan suasana Adipuro, khususnya kenikmatan berjemur di depan rumah yang belum ada tandingan di tempat lain. Rumah saya di prampelan terletak di pojok desa bagian bawah, darisitu terlihat jelas hamparan tanah, hutan dan awan putih indah.

Ketika pagi dan matahari mulai nampak, terlihat maha kuasa Allah lewat ciptaan-Nya. Terlihat dua gunung, Merapi dan Merbabu yang indah sekali, terkadang matahari pagi muncul dari tengah kedua gunung itu. Dan di belakang rumah saya, nampak jelas gunung Sumbing tinggi menjulang.

Nikmat itu semua baru saya sadari ketika mulai merantau dan sesekali pulang ke prampelan. Nikmat Allah Swt berupa alam nan indah, kehidupan desa yang tentram dan damai, nuansa desa yang islami, semuanya selalu membuat saya kangen dan rindu untuk pulang. Shalat jamaah 5 waktu terutama maghrib, isya dan subuh di masjid dan musholla yang selalu penuh juga salah satu yang bikin kangen desa prampelan.

Di desa saya flu tidak dianggap sakit dalam banyak kasus. Penyakit itu cukup diobati dengan tidur, minum yang banyak dan obat dari warung dekat rumah.

Mungkinkah kelembaban, jumlah sinar matahari yang relatif stabil sepanjang tahun dan cuaca mempengaruhi ganas-jinaknya sebuah virus? Saya tidak tahu. Tapi sepertinya cuaca, jumlah sinar matahari yang menyinari satu wilayah dan kelembaban udara mempunyai hubungan yang signifikan dengan berkembang dan buasnya sebuah virus, termasuk Coronavirus (Covid-19). Maka saya kangen dengan suasana berjemur di depan rumah.

Video di bawah ini saya unggah di laman YouTube tentang pemandangan dari depan rumah. Sila nikmati, durasi hanya 1 menitan.

***

Update

Saat ini orang luar yang mau masuk ke desa Adipuro disemprot disinfektan demi keamanan warga desa. Alhamy langkah tanggap dari para pemuda desa.👍

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *