Inspirasi Menghafal Al-Quran dari Ust Hafidz Syuhud

Alhamdulillah, dua hari kemarin ICD sukses mengadakan Sanlat ICD Camp di Hulu Cai dengan mengangkat tema “Mencintai Allah dengan Shalat dan Alquran”. Di hari kedua, untuk menggugah semangat peserta mencintai Alquran, panitia menghadirkan guest speaker seorang hafidz Alquran tunanetra yang sudah hafal Alquran semenjak beliau berumur 7 tahun yaitu Ustadz Hafidz Syuhud dari Bandung.

Beliau menceritakan kisah hidupnya di sanlat, beliau lahir dalam keadaan buta, awalnya belia kira semua teman temannya juga merasakan gelap, dan beliau baru sadar ketika diajak bermain kemudian teman temannya bisa naik sepeda tetapi beliau tidak bisa, teman beliau bisa melihat pesawat, beliau tidak bisa.

Beliau pernah merasakan sekolah seperti anak lainnya, namun tidak kuat lama karena beliau tidak betau dengan nyanyian anak TK, beliau lebih suka mendengarkan Alquran. Setelah dua bulan sekolah, beliau keluar dan minta masuk pesantren untuk menghafal Alquran.

Subhanallah, umur 12 tahun beliau sudah selesai hafal Alquran dan di umur yang masih sangat muda yaitu 17 tahun beliau sudah mendapatkan bacaan yang bersambung kepada Rasulullah saw (sanad).

Bagaimana cara beliau menghafal?
Ust Syuhud menghafal dengan guru beliau yang sangat sabar, setiap hari jam 12 malam beliau belajar Alquran perhuruf dan perkata sampai menjelang shalat subuh. Hal itu dilakukan setiap hari  sampai beliau selesai Alquran.

Beliau dan guru mengajinya diberi kesabaran yang besar dari Allah swt, sang guru diberi kekuatan sabar untuk menemani beliau menghafal Alquran dan Ust. Hafidz Syuhud juga diberi kesabaran untuk menghafal Alquran, memang dalan menghafal Alquran butuh kesabaran yang besar.

Ketika menghafa ayat,baca ayat itu sampai 20 kali dan tidak pindah ke ayat selanjutnya sebelum selesai 20 kali. Terus dilakukan sampai hafal 1 halaman atau 1 lembar kemudian disimak kepada pembimbing tahfidz.

Baca juga:   Sejarah Konflik Islam dan Kristen di Ambon menurut Rustam Kastor

Beliau sudah menjadikan Alquran sebagai makanan hariannya, tidak ada hari kecuali dengan menghafal Alquran. Beliau memiliki pesantren tahfidz yaitu Usyaqil Quran di Bandung.

Tentang Ma’had Usyaqil Quran

Dilatarbelakangi dengan nilai-nilai akhlak generasi muda semakain menurun keprihatinan ini lah yang membangun untuk menciptakan generasi muda yang hafidz alquran 30 juz, mengerti maknanya, serta faham artinya sehingga mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan sehingga kami hadir memfasilitasi masyarakat secara umum bisa lebih mudah mempelajari alquran.

Ma’had Usyaqil Quran (MUQ) adalah pesantren tahfidz alquran 30 juz BEASISWA. Program ini bertujuan mencetak para penghafal dan pengamal al-Qur’an, proses pendidikan ini selama 2 tahun. 1 tahun pertama menghafal ulumul quran dan fiqih. 1 tahun ke dua tahfidz tafsir dan bahasa arab . adapun juga program pembiasaan santri tahfidz alquran Ma’had Usyaqil Quran (MUQ) yaitu bimbingan musabaqoh tilawatil quran, , muhadoroh, rihlah, ekstra kulikuler seperti footsal bagi ikhwan, renang, bela diri, dan, melatih skills dan menggali potensi masing-masing santri.

Maksud dan Tujuan

1. Membumikan Al-Quran dan As-Sunnah serta menjaga kemurniannya dari berbagai macam penyimpangan dan penyalahgunaan.

2. Mencetak generasi-generasi muda Islam yang berkualitas dan bertanggung jawab pada diri dan Agamanya serta menjadi penghafal Al-quran dan pengamal Al-Quran.

3. Membentuk mental yang baik dan berahklak yang mulia pada setiap santri, serta membina lingkungan sekitar yang kondusif bagi perkembangan mental dan jasmani.

4. Membentuk kader yang mau memikirkan kelangsungan perkembangan Agama Islam dan kondisi ummat, serta menyebarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran dan As-Sunnah dan semangat bedakwah.

5. Mengembangkan kreatifitas santri dalam pendidikan agama Islam agar tumbuh berkembang menjadi hamba yamg memiliki nilai spritual yang handal disekitarnya.

Baca juga:   Anjing Pun Marah ketika Nabi Muhammad Dihina

6. Menciptakan kondisi yang memungkinkan pondok pesantren sebagai wahana berbagai kegiatan ilmu pengetahuan dan pertemuan untuk membicrakan dan memecahkan persoalan.

7. Membangun kepekaan diri dan sosial.

image
image

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *