Pria itu bernama Newton, lengkapnya Isaac Newton. Dia baru saja kembali ke tanah kelahirannya di Woolsthroope, Inggris (1665). Di kalangan para ilmuwan, Newton dikenal sebagai seorang pekerja keras nan ambisius. Sebagian besar waktu hidup Newton dihabiskan di laboratorium. Dalam kesendirian. Sisi lain dirinya yang cenderung tertutup membuatnya nampak misterius. Newton penggila berat sains. Fisika, astronomi, matematika, filsafat, dan kimia dilahapnya seakan-akan mereka semua semacam kue-kue manis yang langsung tandas dengan sekali telan. Padahal kala itu, kimia dianggap sebagai bagian dari ilmu sihir.
Kepulangan Newton ke tanah kelahirannya pun bukan tanpa alasan. Wabah penyakit misterius tengah melanda Kota London. Wabah tersebut menewaskan sekitar 100.000 jiwa yang kira-kira mendekati 20% populasi penduduk London. Karena keadaan genting tersebut, universitas Cambridge tempat Newton menimba ilmu meliburkan seluruh mahasiswanya. Tidak boleh ada aktivitas di kampus tersebut.
Kini, Newton di dekat jendela memandang kebun apelnya. Sambil merenungkan beberapa hal. Di tengah asyiknya melakukan perenungan, sebiji apel jatuh dari pohonnya. Barangkali bagi orang awam hal tersebut bukanlah sesuatu yang menarik. Namun tidak bagi Newton. Beberapa hal mengusik pemikirannya. Menimbulkan sekelumit tanda tanya besar.
“Kenapa arah jatuhnya apel tegak lurus ke tanah tidak melenceng ke tempat lain? Ke kiri misalnya? Atau kenapa tidak ke atas sekalian? Ke langit?” Newton mencoret-coret buku catatannya. Dia menyimpulkan beberapa hal. Dia mempunyai asumsi bahwa medan magnet bumi yang begitu kuat menarik benda-benda yang jatuh sehingga benda-benda tersebut tidak terlontar ke tempat lain, ke langit misalnya.
Jatuhnya apel menginspirasi terciptanya Hukum Gravitasi Newton. Cerita apel jatuh tersebut juga tertuang dalam sebuah buku dengan judul Element de la Philosophie de Newton yang ditulis oleh Voltaire dan dipublikasikan pada tahun 1738. Juga dalam buku Memoir of Sir Isaac Newton’s Life karya William Stukeley pada tahun 1752.
Menurut Mr. Guzik, saat kepulangan Newton ke kampung halamannya, dia telah menemukan 4 penemuan;
- Teori Graviti
- Kalculus
- Hukum Pergerakan
- Teori Optik
Tahun kedahsyatan bagi orang London, tahun keagungan bagi Newton.
Disini saya meihat pentingnya pendidikan yang mengembangkan cara berpikir yang menjadi asas manusia. Pengembangan kemampuan berpikir aras tinggi atau critical thinking yang baik akan melahirkan orang seperti Newton, sementara pendidikan yang hanya berorientasikan pada factual knowledge, memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan kepandaian diukur dengan nilai ujian telah membuang waktu untuk pengembangan kemampuan manusia.
Newton menjadikan waktu lockdown sebagai waktu yang bermanfaat untuk umat manusia. Sementara itu, 365 tahun kemudian, saat terjadi lockdown saat ini dan pada hari keenam. Anda bisa temukan 3 remaja melahap isi dapur hanya dalam waktu 12 jam.:(
Mari bermuhasabah tentang makna kehidupan ini yang diajarkan Corona. Sesungguhnya Allah Swt tidak mendzalimi manusia, sebaliknya manusia lah yang mendzalimi diri mereka sendiri. (Qs. Yunus ayat 44). Wallahu A’lam. []