Cara Efektif Menyebarkan Kuesioner Penelitian ke Kelas Mahasiswa

Kuesioner atau Angket adalah pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan responden memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut.


Dua Sifat Kuesioner

Kuesioner/Angket memiliki dua sifat; Angket Terbuka dan Angket Tertutup.

Pertama, Angket Terbuka

Apabila jawaban tidak ditentukan sebelumnya (responden mengisi jawaban sendiri). Angket ini tidak berstruktur dan disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan respon sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

Contoh: Apakah saudara seorang mahasiswa, jika ya apakah pandangan saudara terhadap kenaikan BBM?

Kedua, Angket tertutup

Apabila alternatif jawaban telah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban. Angket disajikan dalam bentuk dimana responden bisa memberikan tanda centang pada kolom yang sesuai.

Contoh: Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajar? A. Pernah, B. Tidak pernah.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Kuesioner/ Angket

Kuesioner atau Angket pun memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan tersebut.

Kelebihan Kuesioner

  • Jawaban responden lebih objektif karena responden kurang memperoleh pengaruh dari pihak luar.
  • Data dapat diperoleh secara sistematis karena pertanyaan dapat disusun terlebih dahulu.
  • Responden memperoleh kesempatan berpikir secara leluasa sehingga jawaban responden lebih masak dan mendalam.
  • Responden mempunyai keberanian menjawab pertanyaan karena kuesioner biasanya bersifat anonim.

Kelemahan Kuesioner

  • Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain
  • Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja
  • Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada saja
  • Responden hanya menjawab berdasarkan apa yang diketahui bukan apa yang seharusnya
  • Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
  • Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
  • Apabila ada jawaban kuesioner tidak jelas maka penyelidik membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki jawaban tersebut.
Baca juga:   Karakteristik Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Mix Method

Uji Kuesioner Anda

Uji kuesioner Anda dengan melakukan validitas konstruk dan validitas isi.

Validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya.

Uji validitas konstruk dapat dilakukan melalui dua cara:

  • Pertama, dengan memberikan definisi pada konsep yang akan diukur berdasarkan konsep yang tertulis dalam literatur.
  • Kedua, untuk memperkuat hasil validitas konstruk tersebut, konsultasikan konsep tersebut dengan ahli-ahli yang kompeten dalam bidang konsep yang akan diukur.

Validitas isi yaitu pengujian validitas yang dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir angket mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli atau pertimbangan dosen pembimbing. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan meminta sahabat atau kerabat terdekat Anda untuk mengisi kuesioner tersebut (jangan menghitung hasilnya!), dan lakukan revisi jika diperlukan.

Untuk menguji kuesioner, setidaknya mintalah bantuan 5-10 sahabat dan/atau kerabat Anda. Setelah mereka selesai mengisi kuesioner, ajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk mendapatkan umpan balik yang Anda butuhkan:

  • Apakah kuesioner ini mudah dipahami?
  • Apakah ada pertanyaan yang membingungkan?
  • Apakah kuesioner ini mudah diakses? (Terutama jika kuesioner tersebut Anda sebarkan daring).
  • Apakah kuesioner ini layak untuk diisi?
  • Apakah Anda merasa nyaman menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner?
  • Apakah saran yang bisa Anda berikan untuk memperbaiki kualitas kuesioner ini?

Pengalaman dan Sharing Menyebarkan Kuesioner di Kelas Mahasiswa

Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian untuk di master saya dengan konsentrasi pendidikan. Metode yang saya ambil dalam penelitian ini adalah penelitian kombinasi kuantitatif dan kualitatif.

Kali ini saya ingin menyampaikan beberapa tips atau cara yang sedang saya gunakan untuk menyebarkan kuesioner dalam bentuk kertas, saya tekankan kertas karena ada juga penyebaran kuesioner menggunakan format Goolge Form. Saya menyerahkan kuesioner secara pribadi agar dapat membangun hubungan dan memotivasi responden.

Baca juga:   Ringkasan Buku Islam dan Sekulerisme: Latar Belakang Kristen Barat Masa Kini
Tahap pertama

Meminta surat pengantar ke sekolah pascasarjana untuk mendapatkan surat izin penelitian.

Tahap kedua

Menyerahkan surat pengantar dari sekolah pasca ke fakultas tarbiyah dan sambil menunggu informasi selanjutnya.

Tahap ketiga

Setelah mendapatkan persetujuan penelitian dari Dekan kemudian menyerahkan surat yang sama ke ketua jurusan.

Tahap keempat

Mendapatkan nomor ketua kelas. Kemudian menyampaikan keinginan untuk masuk ke kelas menyebarkan kuesioner. Di dalam kelas nanti disampaikan maksud dan tujuan kuesioner ini kemudian pastikan responden mengisi semua kuesioner dan terakhir mengucapkan terima kasih kepada ketua kelas dan dosen jika ada di dalam kelas.

Demikian sharing dari saya.

Terima kasih.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *