My Online Diary

online diaryCatatan harian pertama saya buat waktu usia sekolah menengah pertama, buku diary saya buat sendiri hanya memanfaatkan sisa buku pelajaran lalu saya tulis di depannya ‘my diary book’. Kesukaan menulis diary itulah cikal bakal minat saya dalam tulis menulis.

Semasa saya duduk di bangku sekolah menengah pertama, buku diary itu sangat jarang saya tulisi. Mungkin cuma ada dua atau tiga coretan. Lalu hilang entah ke mana.

Sebaliknya, ketika SMA, saya makin sering menulis buku catatan harian saya. Terlebih-lebih saat itu saya tinggal jauh dari orang tua saya di Desa Adipura, Kaliangkrik, Magelang. Buku diary menjadi satu-satunya tempat mencurahkan segala masalah saya tentang teman, guru atau pelajaran.

Waktu SMA, saya juga punya buku catatan harian yang kecil, yang saya beli dari pasar. Buku ini sengaja saya bawa ke mana-mana agar saya bisa menulis opini tentang hal-hal yang menarik minat saya antara lain tentang pecinta alam, komputer, rumus kimia, fisika,  masalah aqidah dan fiqih, kata-kata mutiara atau mahfudhot dan sebagainya. Selain menulis di diary  saya juga mengumpulkan guntingan koran atau majalah yang saya baca  seperti sabili dan ar-risalah.

Kebiasaan menulis buku catatan terus berlanjut sampai ketika saya masuk di pesantren tinggi di Bekasi, di tempat itu saya pertama kali mengenal dengan istilah bloging. Awalnya blog saya berisi kumpulan artikel yang saya tulis selama belajar di pendidikan tersebut dan seiring waktu blog ini bukan hanya berisi artikel pembahasan saja, namun juga online diary saya.

Buku diary bukan lagi berbentuk kertas berjilid, melainkan berwujud digital: blog pribadi dan akun-akun media sosial menjadi buku diary yang kelak bisa dibaca calon isteri dan anak-anak saya.

Baca juga:   200 Like Sampai Hari Ini

Menulis di buku diary kerap dianggap sebagai pekerjaan yang tidak berguna, sia-sia dan hanya buang-buang waktu saja. Begitulah tanggapan sebagian orang dalam menilai kebiasaaan menulis diary. Sebuah anggapan yang salah dan tentu tidak benar. Karena itu kita tidak perlu menghiraukan pandangan-pandangan yang menyederhanakan atau merendahkan proses kreatif menulis di buku harian. Semoga bermanfaat….

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

12 Comments

  1. Terima kasih atas supportnya…saya tetap membutuhkan saran dan nasihat dari antum semua untuk terus belajar dan bisa memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitar saya.

    Hidup itu harus optimis, dan berjama’ah. Tiada ‘ringan’ mengangkat sendiri; namun jelas tak ada ‘berat’ menjinjing bersama-sama. 🙂

  2. slide yang dari slideshare.com bisa didownload. Caranya cari aja disebelah kanan atas icon segitiga kebawah tanda untuk mendownload.

    Tak lupa kami ucapkan terima kasih atas kesediaannya berkomentar di blog sederhana ini.

  3. Bagaimana menumbuhkan rasa suka untuk menulis bagi orang yang memang tidak pernah terjun ke dalam dunia tulis menulis?

  4. Percayakah anda, setiap kita sesungguhnya terlahir sebagai penulis. Sebab jauh dalam diri manusia terdapat jiwa, emosi dan nalar yang menjadi indikasi seorang penulis. Maka jika ditanya siapa penulis itu? jawabannya adalah kita.

    Dan di antara sekian hal yang membuat orang tidak mau menulis adalah karena kurang percaya diri sehingga ia menegaskan untuk dirinya bahwa menulis adalah pekerjaan berat dan tidak mudah, demikian seterusnya sehingga ia hanya menjadi pembaca dalam hidupnya.

    Dan ulama masa lalu telah mencontohkan cita-cita merekan nan tinggi menjulang, hal ini dibuktikan oleh banyaknya karangan mereka. Maka hendaknya kita menelaah kitab-kitab mereka meskipun tebal-tebal sehingga kita akan menyaksikan ilmu dan cita-cita ulama terdahulu yang bisa mengobarkan semangat dan menggerakkan tekad kita untuk lebih bersungguh-sungguh seperti mereka.

    Mudah-mudahan Allah swt menganugerahi kita cita-cita yang tinggi yang membuat kita tak puas dengan hal-hal rendahan berkat karunia dan kelembutan-Nya.

    Dan terkait dengan media menulis yang telah ada zaman sekarang, memungkinkan siapa saja jadi penulis diantaranya adalah media bloging. Bagi saya pribadi, blog AhmadBinHanbal ini adalah aktualisasi diri dan kehidupan saya.

    Bloging merupakan kiat terbaik dalam mengelola ilmu pengetahuan, semua ilmu, pengalaman dan seminar atau kuliah yang kita ikuti bisa kita simpan di laman blog kita, kalau ada pembaca yang tertarik dan mengamalkan ilmu yang kita bagi maka kita juga akan dapat pahala, mengalir hingga kita mati nanti.

    Sila simak artikel saya terdahulu tentang: Modal Utama Menjadi Penulis.

    Semoga tanggapan singkat ini bermanfaat.

  5. sama-sama. Sekiranya ada tulisan yang bermanfaat, silahkan share untuk orang-orang terdekat yang anda kenal agar manfaatnya bisa bertambah dan menjadi ladang amal kelak di akhirat nanti.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *