Politik Identitas Kaum Minoritas

Politik identitas adalah fenomena global yang terbatas pada satu wilayah atau kelompok tertentu. Contohnya adalah politik identitas pada nasionalisme Hindu di India. Hindu adalah agama tua, namun politisasi atas Hinduisme baru terjadi belakangan.

Pemahaman tentang ke-Hindu-an baru muncul pada tahun 1980-an, tahun 1990-an, partai nasionalis Hindu BPJ (Bharatiya Janata Party atau Partai Rakyat India) menjadi partai paling berpengaruh di tengah kontrovesi corak negara India.

Kritikus dari sosiolog dan antropolog India menandaskan bahwa India sejak lahirnya adalah satu negara sekuler dan bahwa gagasan tentang negara Hindu yang digalakkan BPJ akan sangat mengacaukan dan membahayakan negara yang dihuni oleh banyak kaum muslim, Kristen dan minoritas lainnya.

Bentuk-bentuk politik identitas yang dilakukan partai BPJ atau Hinduvta;

  1. Tapal batas eksternal ditonjolkan, perbedaan internal ditutup-tutupi; dalam kasus hinduvta, pihak lain yang wajib diperhitungkan adalah kaum muslimin India.
  2. Sejarah ditafsir ulang, sehingga menjadikan satu kelompok tampak sebagai korban yang tidak berdosa; Kurun Mughal, ketika memerintah India di bawah kekuasaan Islam, dilukiskan sebagai penindasan dan pelecehan terhadap orang-orang hindu.
  3. Percampuran, perubahan dan pengaruh asing ditutupi; dalam hal busana, pakaian, makanan dan bahasa pada umumnya bahasa Hindi.

Politik identitas yang dipahami dengan pendekatan politik atas agama juga terjadi di Indonesia saat ini. Politik identitas sebagai pendekatan atas agama ini kemudian dimainkan secara masif oleh para politisi yang mengaku kaum nasionalis; (contonya kasus Anies Baswedan sebagai Bapak Politik Identitas).

Mereka membenturkan pemikiran masyarakat bahwa pendekatan politik harus satu asasa, yaitu nasionalisme; padahal secara sadar atau tidak sadar, para politis tersebut sering mengangkat isu lain seperti gender, multikulturalisme, kelas sosia dan masalah lingkungan dalam politik mereka.

Baca juga:   Islam dan Homoseksual

Sebenarnya, apa yang diperankan politisi yang mengaku nasionalis itu juga politik identitas.

***

Simak video ajakan boikot terhadap India atas penghinaan mereka terhadap Nabi

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *