Resolusi Jumal Ahmad

Biasanya di akhir tahun, orang-orang menuliskan harapan-harapan untuk satu tahun ke depan sering disebut resolusi, berharap agar bisnisnya sukses, rizkinya lancar cintanya langgeng dan  lain lain. Resolusi itu hal yang penting dalam hidup karenanya sebaiknya disampaikan di waktu atau tempat yang diberkahi. Berkah artinya bertambah kebaikan, dengan memilih waktu dan tempat yang tepat berharap mendapat kebaikan dan dimudahkan untuk merealisasikan keinginan atau mimpi yang tertuang dalam resolusi.

Waktu yang tepat, ketika kita dalam keadaan yang selalu dekat pada Allah swt dan saya memilih waktu di bulan Ramadhan dan tempat yang tepat adalah di Baitul Haram, tempat dimana semua orang berkumpul untuk beribadah dan menyampaikan maksud mereka.

Alhamdulillah sejak kecil saya membiasakan diri menjadikan moment Ramadhan sebagai start point untuk perubahan, misalnya dalam hal ibadah seperti meningkatkan puasa, yang biasanya puasa senin kamis menjadi puasa Daud. Atau dalam hal belajar, setelah Ramadhan lebih rajin lagi mengulang hafalan dan pelajaran. Selepas Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya saya koreksi apakah ada perubahan ke arah yang lebih baik atau malah makin memburuk, jika membaik terus ditingkatkan dan sebaliknya jika kian buruk maka kita koreksi, adakah salah niat atau dosa yang pernah dilakukan yang membuat resolusi tidak berjalan sesuai rencana?

Maka, ketika mengingat ingat masa dulu kecil, saya rindu dengan kenikmatan beribadah dan belajar yang saya rasakan, meskipun jauh dari orang tua di pesantren dengan uang saku yang sangat minim, hati ini merasa damai dan tenang karena merasakan kehadiran Allah dalam tiap langkah saya.

Baitul Haram menjadi tempat yang sangat tepat untuk menyampaikan resolusi karena disinilah tempat berkumpulnya seluruh energi kebaikan dari seluruh bumi, manusia yang datang ke tempat ini hanya memiliki satu tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt, sekiranya ada yang datanf dengan niat yang salah, terkadang akan langsung dihukum/diberi peringatan dengan kejadian diluar nalar kita. Namun bagi yang ikhlas kesana mengharap ridha-Nya niscaya akan mendapatkan kemudahan dan kenikmatan dalam beribadah.

Baca juga:   Berfikir Yang Terbalik-Balik

Alhamdulillah awal bulan Februari lalu daya diizinkan oleh Allah swt untuk berkunjung ke rumah-Nya, tidak pernah terlintas dalam benak saya kalau saya bisa umrah. Alhamdulillah itu hadiah terindah yang Allah berikan kepada saya. Saya pun berdoa semoga Allah swt memberikan limpahan rizki dan kemudahan kepada Bpk. Erwin Arief yang sudah membiayai perjalanan umrah saya dari A sampai Z dari pengurusan pasport sampai uang saku.

Ditempat itu banyak sekali waktu dan tempat penuh berkah yang sangat sesuai untuk mengungkapkan resolusi kita seperti di Raudhah Nabi yaitu satu tempat di antara kamar Nabi dan Mimbar Nabi, tandanya karpet berwarna hijau, ketika thawaf, sa’i, di maqam Ibrahim adalah beberapa tempat penuh keberkahan.

Selanjutnya, saya akan menuliskan beberapa Resolusi saya untuk Ramadhan ini sampai Ramadhan ke depan, di Ramadhan ini saya akan mempersiapkan diri untuk mewujudkan resolusi saya.

Membantu Orang Tua Memperbaiki Rumah di Magelang

Alhamdulillah rumah saya dan orang tua di rumah sedang diperbaiki dan direnovasi, setelah sekian tahun lamanya, alhamdulillah rumah sederhana tempat saya belajar kasih sayang diperbaiki. Saya belum bisa membantu beliau kedua orang tua lewat tenaga, saya baru bisa membantu lewat hasil keringat yang saya dapatkan dan saya kirimkan lewat wesel pos.

Anak yang shalih mestinya bisa membantu orang tuanya memperbaiki rumah, saya sebenarnya malu kepada Allah swt, saya masih punya orang tua tapi kok belum bisa membahagiakan mereka berdua, sudah banyak kesusahan yang mereka rasakan demi anak anaknya. Ya Allah, hamba hanya bisa membantu sedikit orang tua saya, tetapi apapun yang saya punya akan saya berikan untuk mereka. Ya Allah jika hamba bangunkanlah untuk orang tua hamba, rumah di surga, agar mereka merasakan kenikmatan di akhirat nanti, hamba akan berusaha menjadi anak yang shalih agar bisa membahagiakan orang tua di dunia dan di akhirat.

Baca juga:   Juri Sayembara Ilmiah Bangkit Mentawai

Tasmi’ 30 Juz di Pesantren Tinggi Alislam Tempat Saya Menyelesaikan Hafalan Alquran

Tasmi’ artinya memperdengarkan hafalan Alquran, bagi penghafal Alquran tasmi menjadi impian mereka, kalo sudah pernah tasmi maka insya Allah hafalan Alqurannya akan kuat dan sudah teruji, Tasmi kita memperdengarkan hafalan selama 3 hari 30 juz.

Alhamdulillah tahun 2010 kalo tidak sala ya, saya sudah melaksanakan tasmi 15 juz dalam  waktu 1 hari dari pagi setelah shalat Subuh sampai Maghrib dengan bacaan yang standar. Sampai sekarang saya masih terus memupuk keinginan untuk bisa tasmi 30 juz, bukan karena riya atau dipuji orang, hanya ingin menjaga amanah dari Allah berupa hafalan Alquran yang sudah diberikan kepada saya.

Membantu Ust. Arifin Jayadiningrat Mengembangkan Islamic Character Development-ICD

Ust. Arifin Jayadiningrat adalah guru sekaligus teman saya dalam mempelajari, berdiskusi dan mengkonsep Pendidikan Karakter. Alhamdulilah, termasuk kesyukuran saya yang paling besar adalah ketika saya dipertemukan dengan orang sebaik dan secerdas beliau. Profesi beliau sebagai konsultan pendidikan karakter sangat relevan dengan impian saya ketika kuliah di jurusan pendidikan Islam, impian saya waktu itu, ingin mempunyai konsep pendidikan yang baik dan benar, sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan saat ini dan akan saya tularkan ke pesantren pesantren di Indonesia. Pesantren menjadi benteng Indonesia dari kemerosotan moral, maka pesantren harus berperan aktif menjadi lokomotif perubahan.

Lebih Dekat Dengan Allah, Lebih Banyak Ingat Mati

Ingin lebih dekat dengan Allah sudah menjadi resolusi umum waktu Ramadhan, yang saya inginkan bukan hanya Ramadhan saja, tetapi terus berlanjut sampai seterusnya minimal sampai Ramadhan tahun depan. Terkadang ketika saya sudah meniatkan diri untuk lebih dekat dengan Allah, dalam perjalanannya banyak rintangan yang membuat saya bukan makin dekat malah makin jauh dari Allah, harapannya dengan menulis di laman ini, semakin memperkokoh jiwa saya untuk benar-benar berusaha lebih mendekat pada Allah swt.

Baca juga:   Iduladha di Kukusan

Walau pun masih muda, kata orang, saya ingin belajar untuk selalu ingat mati, bukan untuk menakut-nakuti, tapi justru sebagai warning agar diri ini lebih serius mempersiapkan bekal setelah mati, saat yang pasti akan dialami siapapun jua di dunia ini, tanpa membedakan kaya, miskin, pejabat atau rakyat jelata, semuanya akan merasakan fase ini. Dengan mengingat mati, saya ingin lebih fokus kepada apa yang menjadi cita-cita dan impian hidup saya dan menjadi perjuangan saya selama hidup di dunia ini.

Belahan Hati, Yang Mau Dibimbing Ke Surga dan Mempunyai Mindset Berkembang

Tidak ada tanggapan untuk resolusi ini, tapi inilah yang saya harapkan.

Saya hanya berkeyakinan jika apa yang kita inginkan itu diberitahukan kepada orang, disampaikan apa yang kita cita-citakan, insya Allah akan lebih cepat terkabul ditambah kalo dia mendoakan akan yang kita inginkan. []

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *