Menjadi Manusia Mulia

​Jika ingin mendapatkan kemudahan, maka seringlah mendoakan orang lain. Sebagaimana Firman Allah “Barangsiapa yang berbuat jelek, maka akan dibalas”.  Lalu bagaimana kalau mendoakan orang lain? 

Mubahalah (malediction, imprecation) berasal dari kata bahlah atau buhlah yang bermakna kutukan atau melaknat. Mubahalah menurut istilah adalah dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah supaya Allah melaknat dan membinasakan pihak yang batil atau menyalahi pihak kebenaran. 

Peristiwa mubahalah pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw terhadap pendeta Kristen dari Najran pada tahun ke-9 Hijriah, sebagaimana disebutkan dalam Qs.  Ali Imron (3): 61; “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” 

Sistem Mubahalah sendiri dilakukan apabila tidak lagi terdapat titik temu antara pihak kebenaran dengan pihak yang batil sementara pihak yang batil ini masih bersikeras menyebarkan pemahamannya yang batil itu ditengah umat Islam yang haq.

Tidak ada sumpah pocong maupun kata-kata aneh dalam melakukan mubahalah ini seperti kalau mati mayat tidak diterima bumi, atau disambar petir dan sejenisnya, al-Qur’an hanya mengajarkan kata-kata demikian : Marilah kita ajak anak-anak kami dan anak-anak kamu dan perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu dan kaum kami dan kaum kamu, kemudian kita berdoa dan kita jadikan laknat Allah atas orang-orang yang dusta ! ” (Qs. Ali Imron (3): 61)

Ade Armando, dosen UI yang dulu pernah mendukung LGBT di Indonesia dan sekarang menjadi pendukung Ahok lewat wall FB-nya mengajak siapa saja dari umat Islam bermubahalah tentang kasus Al-Maidah: 51 bahwa tidak ada larangan memilih pemimpin dari kalangan Nasrani. 

Baca juga:   Apa Maksud Insya Allah oleh Joe Biden pada Debat Panas Calon Presiden Amerika?

Mubahalah akan mengikat laknat kepada dia, anak, istri dan keluarganya. Kami mengajak Ade Armando dan pendukung Ahok yang lain untuk bermubahalah, face to face, bertatap muka langsung bukan wall facebook.

Nabi pernah ditanya, apakah yang paling banyak memasukkan manusia ke Surga? Nabi menjawab “Taqwa dan Akhlak yang Baik”. Taqwa itu terletak dalam hati, sebagaimana hadita Nabi,  “Taqwa itu disini” maksudnya di dalam hati.  

Mengukur ketaqwaan adalah dengan mengukur apa yang ada di dalam hati. Dalam sebuah hadits Nabi bersabda tentang apa itu baik dan buruk. Al-Birru (kebaikan) itu yang akhlak yang baik dan Al-Itsmu (keburukan)  adalah yang membuat dia tidak tenang dan tidak suka dilihat orang lain. Makna Alitsmu disini bukan dosa seperti umumnya, makna disini adalah seberapa jauh  kontrol diri dari dalam. 

Jika melihat kemaksiatan kemudian terbetik pikiran pikiran yang buruk, dimensi fujur menang dan dimensi taqwa kalah. Jika langsung berzikir dan mengingat Allah maka dimensi taqwa menang. 

Kisah Qarun yang berjalan dengan keangkuhannya. Orang yang tidak ada taqwa akan mengatakan “coba kita bisa dapat seperti Qarun”. Orang yang taqwa dan ilmu “Celaka kalian, pahala di sisi Allah lebih baik dari ini”. Orang taqwa tidak terjebak dalam kehidupan hedonis dan duniawi, perspektif mereka selal ada cahaya Allah.  Ketika Qarun ditenggelamkan di dalam tanah, barulah orang yang tidak taqwa sadar dengan kesalahan mereka. 

Untuk mendapatkan cahaya Allah dengan cara shalat. Mengasah kebersamaan dengan Allah dengan mengasah berkomunikasi dengan Allah. 

Esensi hidup adalah ketika merasa bersama Allah, nanti akan timbul kerinduan untuk bertemu Allah, kenikmatan terbesar di Surga adalah ketika melihat Allah. 

Baca juga:   Baik Sangka

Dalam bekerja atau dalam konsep kerja perusahaan, dengan konsep taqwa lebih profesional karena yang jadi patokan adalah Allah sang pencipta bukan manusia. Peribahasa Arab “Takhallaquu bi Akhlaaqika laa bi Akhlaaqihim” berakhlak dengan akhlakmu bukan karena akhlak mayoritas manusia. 

Musibah berasal dari kata ashaba yushiibu, artinya benar. Dalam sehari hari kita mengatakan Wallahu A’lam Bishshawab artinya hanya Allah yang mengetahui. Jika anda memanah dan tepat sasaran maka dikatakan dalam bahasa Arab, Ashabta yaa fulaan

Musibah, Allah ingin kita kembali ke jalan yang benar, ke arah yang tepat (ash-shawaab). Musibah tidak selalu yang buruk, musibah ada yang berupa kesengsaraan dan musibah dalam bentuk kenikmatan. 

Orang akan mendapatkan kenikmatan buah dari kebaikan yang dilakukan dan akan mendapatkan keburukan sebagai buah dari keburukan yang dilakukan. 

Kembali kepada Allah artinya 1. Kembali berada di jalan yg benar. 2 Kembali ta’at kepada-Nya. 3 Berzikir (selalu mengingat kepada-Nya)

Sumber: Resume Kajian Akhlak

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *