Tugas Kuliah Paling Aneh

Dalam salah satu perkuliahan di kelas Psikologi yang saya ikuti, ada tugas yang menurut saya dan teman-teman paling aneh.

Dosen memberikan dua tugas yang harus ditulis dengan tangan dan bukan laptop atau komputer guna menghindari copas dari internet dan agar ingatan materi lebih kuat.

Tugas pertama tentang bagaimana konsep 5 M (muhasabah, muraqobah, muahadah, mujahada dan muaqabah) dalam menganalisa status kesehatan manusia secara rohani ?

Mu’ahadah = Mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam gaib, yaitu di alam arwah, Allah telah membuat “kontrak” tauhid dengan ruh.

Mujahadah = Bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.

Muraqabah = Merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Muhasabah = Introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.

Muaqabah = Pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.

5M ini telah disebutkan oleh Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin dan oleh psikoterapis digunakan sebagai model tasawuf psikoterapi untuk memberikan kesehatan rohani kepada pasien.

Tugas kedua mengecek rambut dan kulit tangan dengan penggaris. Tugas kedua ini sebenarnya mudah karena eksperimen ini sudah pernah kita coba waktu dulu SD atau SMP. Namun yang aneh adalah interpretasi dari kertas yang terangkat, misalnya jika dari 10 kertas kecil yang terangkat 6 maka orang tersebut persepsi imannya bagus dan bahagia (kasus di tangan). Dan jika dari 10 kertas kecil yang terangkat 3 maka orang tersebut persepsi imannya bagus dan bahagia.

Percobaan saya menghasilkan 3 kertas naik dengan percobaan di tangan dan 2 kertas dengan percobaan di rambut. Lalu, apakah iman dan kebahagiaan saya kurang?😱 Saya bingung ketika mengaitkan peeserpsi keimanan dan kebahagiaan hanya dengan penggaris dan kertas.

Dari hasil pencarian informasi saya malah mendapatkan pengetahuan tentang kekuatan rambut yang bisa mendeteksi pelaku narkoba selama 70 hari pemakaian yang jarang bisa dilihat jika dengan pengujian urin, namun tidak bisa mendeteksi narkoba yang dikonsumsi 6 atau 7 hari setelah pemakaian.

Maka jawaban saya untuk tugas dosen ini seperti itu saja, saya belum tahu hubungan antara penggaris, kertas dan keimanan dan kebahagiaan.

Jika ada teman blog yang bisa kasih informasi jawaban tugas kedua ini, sila di bagikan di form komentar.

Terima kasih.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

2 Comments

  1. Baik mas…
    Terkait rambut untuk mendeteksi narkoba itu memang ada, uji sampel rambut untuk mendeteksi zat berhaya sebetulnya sudah dikembangkan pada abad ke-19.

    Kasus forensik pertama untuk menguji kandungan zat berbahaya pada rambut dilakukan pada 1850-an.

    Kala itu, investigasi forensik terhadap rambut jazad yang sudah berusia 11 tahun membuktikan kandungan arsenik. 

    Yang paling aneh adalah relasi penggaris, kertas dan kebahagiaan. Misteri yang belum terpecahkan.😇

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *