Islamic Character Development – Muharram tiba lagi, tahun berganti demikian cepatnya. Kita semakin mendekat hari kiamat. Sudah siapkah kita dengan bekal amalan?
Sebagian umat Islam ketika masuk bulan Muharram ini akan disebarkan tulisan via WA, Telegram atau sosial media bahwa catatan amal ditutup pada akhir Zulhijjah, dan dibuka pada awal Muharram.
Selain itu, anggapan lain di masyarakat menyebut Hijrah Nabi terjadi di bulan Muharram.
Berkenaan dengan hijrah Nabi Muhammad saw. dilakukan di bulan Shafar, sementara beberapa Sahabat Nabi yang lain telah melakukan hijrah pada bulan-bulan sebelumnya. Nabi sampai di Madinah pada bulan Rabi’ul Awal (lihat Rahiqul Makhtum), bukan bulan Muharram.
Muharram adalah bulan pertama dari 12 bulan dalam penanggalan orang Arab Jahiliyah. Namun mereka tidak menjadikan sistem penanggalan/ perhitungan tahun. Sistem perhitungan tahun Islam bermula sejak kejadian di masa Umar bin Al-Khattab r.a.
Salah satu riwayat menyebutkan yaitu ketika khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun. Beliau lalu bermusyawarah dengan para shahabat dan singkat kata, mereka pun berijma’ untuk menjadikan momentum tahun di mana terjadi peristiwa hijrah Nabi sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.
Sehingga yang dijadikan titik acuan hanyalah tahun dimana terjadi peristiwa hijrah Nabi SAW. Bukan bulan dimana peristiwa hijrahnya terjadi. Sebab menurut riwayat, beliau dan Abu Bakar hijrah ke Madinah pada bulan Sya’ban, atau bulan Rabiul Awwal menurut pendapat yang lain, tapi yang pasti bukan di bulan Muharram. Namun bulan pertama dalam kalender Islam tetap bulan Muharram.
Anggapan sebagian orang mengatakan bahwa catatan amal ditutup pada akhir Zulhijjah, dan dibuka pada awal Muharram tidak didasari dengan dalil al-Qur’an, tidak juga daripada hadis Nabi saw.
Hadis sahih menyebut bahwa amal kita diangkat pada:
- Setiap hari (setiap pagi dan sore)
- Dua kali setiap minggu (setiap senin dan kamis)
- Setiap tahun, yaitu pada bulan Sya’ban
Teks lengkap hadis tersebut sebagai berikut:
1. Amal diangkat 2 kali setiap hari
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Yusuf] berkata, telah telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A’raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan ‘Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), ‘Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu? ‘ Para Malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat’.”
(Hadis Sahih Riwayat Bukhari)
Berbahagialah bagi mereka yang menunaikan salat Subuh dan salat Ashar, lebih lagi di awal waktu.
2. Amal diangkat setiap Senin dan Kamis, dua kali Seminggu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ” تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا ” .
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Amalan-amalan manusia dibentangkan setiap minggu pada hari Senin dan Kamis. Allah pun mengampunkan dosa setiap hamba-Nya yang beriman, kecuali hamba yang saling bermusuhan. Lalu dikatakan kepada para malaikat, ‘Tinggalkan dahulu mereka berdua ini, sehingga mereka berdamai.”
(HR. Muslim)
3. Amal Diangkat Setiap Tahun pada bulan Sya’ban
قلتُ يا رسولَ اللهِ لم أرَكَ تصومُ شهرًا منَ الشهورِ ما تصومُ مِن شعبانَ؟ قال: ذلك شهرٌ يَغفَلُ الناسُ عنه بين رجبٍ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرفَعُ فيه الأعمالُ إلى ربِّ العالَمينَ، فأُحِبُّ أن يُرفَعَ عمَلي وأنا صائمٌ
Usamah bin Zaid r.a. menyampaikan, “Saya pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa saya tidak pernah lihat tuan berpuasa dalam bulan lain, sebanyak puasa tuan dalam bulan Syaaban?’
Jawab Rasulullah saw.: “Itulah bulan yang ramai manusia lalai, antara bulan Rejab dan Ramadan. Ia adalah bulan yang diangkatkan amalan kepada Tuhan sekelian alam, dan saya suka amalan saya diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa.’”
(H. Hasan dalam Al-Sunan al-Sughra).
Semoga penjelasan ringkas ini bermanfaat.
Jika ada kekurangan dan kesalahan, sila disampaikan di kolom komentar untuk diperbaiki.
Jumal Ahmad | Islami Character Development