Film Sultan Abdul Hamid Mengancam Hubugan Diplomatik Turki – Israel

Turki termasuk negara yang menentang keras ketika Donald Trump memunculkan pernyataan akan mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel, bahkan Erdogan mengancam bakal memutus hubungan diplomatik dengan Israel.

Ancaman Turki ini berpotensi merusak proses normalisasi hubungan yang tengah dibangun Turki dan Israel pasca-insiden Gaza Flotilla.

Gaza Flotilla adalah penyerbuan angkatan laut Israel terhadap enam kapal dari organisasi kemanusiaan khusus Jalur Gaza di Laut Mediterania, 31 Mei 2010. Akibat serangan itu, 10 aktivis berkebangsaan Turki terbunuh.

Namun ancaman Erdogan ini ditanggapi dingin oleh seorang pejabat Israel. Harian Haaretz mengutip pernyataan pejabat itu bahwa “Yerusalem adalah ibu kota Kerajaan Yehuda selama 3.000 tahun, dan ibu kota Israel selama 70 tahun. Meski Erdogan mengakuinya atau tidak. Kami tidak menerima perintah, atau menanggapi ancaman dari presiden Turki,” ujar Menteri Intelijen dan Transportasi Israel, Yisrael Katz.

Hubungan keduanya diperburuk ketika Turki menayangkan Serial Sultan Abdul Hamid 2 di TV Nasional mereka.

1. Serial Sultan Abdul Hamid mengisahkan peran Sultan Abdul Hamid menghadapi gerakan Zionis dan bagaimana beliau menjaga tanah Palestina sampai titik akhir dan menolak menjual tanah para Nabi itu kepada Yahudi.

2. Dalam salah satu serialnya, ditayangkan percakapan antara Theodore Hertzl dan ayahnya yang mencela Pemikiran Hertzl tentang Zionisme dan dengan nada marah mengatakan bahwa Allah tidak akan mengembalikan Yahudi ke tanah Palestina.

3. Dalam salah satu serialnya, ditayangkan bagaimana pimpinan Yahudi, Hertzl menipu kesultanan Usmani dengan mengatakan akan memindahkan Yahudi di antara sungai Eufrat dan Nil sebagaimana disebutkan dalam Alkitab.

4. Dalam salah satu serialnya, ditayangkan gagalnya percobaan pembunuhan terhadap Sultan Abdul Hamid 2 dimana sang pembunuh memakai bintang David, salah satu simbol keagamaan Yahudi.

5. Situs Israel menyebutkan bahwa orang Yahudi yang menyaksikan serial ini dari awal mendapatkan isinya penuh dengan kebohongan dan propaganda membenci Yahudi.

Sebagian sejarawan menyebut Sultan Abdul Hamid dengan Sultan Al-Ahmar, artinya Sultan yang berlumuran darah karena dituduh melakukan pembunuhan kepada orang Armenia. Gelar ini kemudian dijadikan senjata wartawan Eropa dan penulis Bangsa Arab untuk menjatuhkan nama baik Sultan Abdul Hamid.

Setelah dilakukan kajian lebih mendalam, tuduhan ini tidak benar. Bahkan ahli Sejarah dari Stanford J.Shaw dan Ezel Kural Shaw menolak tuduhan bahwa berjuta orang Armenia mati di tangan Sultan Abdul Hamid dan mereka menyalahkan golongan al-ittihad wa-al taraqi mesti bertangungjawab ke atas kematian orang Armenia.

Selain itu ada temuan bahwa Yahudi menghasut orang Armenia menentang dan diberikan bantuan untuk menikam dari belakang pemerintahan Kerajaan Bani Uthmaniyah.

….

Penulis bernama Hasan Al-Hallaq menulis buku tentang peran Zionis Internasional dalam melengserkan Sultan Abdul Hamid dari kekuasaannya yang menjadi benteng terakhir umat Islam, dengan judul Daur Suhyuniyyah Alalamiyyah wal Qawiyyud Daulah fi Khal’i Sulthan Abdul Hamid Tsani anil Arsyi. Buku ini layak dibaca untuk lebih mengetahui peran Zionis dalam merongrong khilafah terakhir umat Islam.

Review buku ini bisa dibaca di link ini:

http://thenewkhalij.org/ثقافة-وفن/كتاب-يكشف-علاقة-الصهيونية-بخلع-السلطان-«عبدالحميد-الثاني»

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *