Kehidupan dan Seni di Pedalaman Mentawai

Masyarakat Mentawai punya kepercayaan Arat Sabulungan yang berarti bukan manusia saja yang memiliki jiwa. Hewan, tumbuh-tumbuhan, batu, air terjun sampai pelangi, dan juga kerangka suatu benda memiliki jiwa. Selain jiwa, ada berbagai macam ruh yang menempati seluruh alam semesta, seperti di laut, udara, dan hutan belantara.

Sabulungan yaitu roh yang keluar dari tubuh terkadang dianggap keluar sebentar (misalnya ketika sedang terkejut). Ada juga roh yang tidak pergi jauh dari tempat tinggal manusia seperti di bumi, dalam air, udara pepohonan besar, di gunung, di hutan dan sebagainya. Bahkan didalam uma terdapat satu roh penjaga yang disebut kina.

Selain itu masyarakat juga meyakini bahwa roh jahat yang kerjanya menyebarkan penyakit dan mengganggu manusia, roh ini disebut sanitu. Sanitu berasal dari roh manusia yang matinya tidak wajar (gentayangan) seperti mati bunuh diri, dibunuh, kecelakaan (misalnya jatuh dari pohon) dan mati karena sakit yang tak kunjung sembuh.

Selain itu, masyarakat Mentawai meyakini bahwa jiwa manusia atau magere terletak di ubun-ubun kepala. Saat orang tersebut tidur maka jiwa tersebut akan sering berpetualang-mimpi.

Ketika jiwa tersebut keluar dan bertemu roh jahat maka tubuh orang tersebut akan sakit. Jika tubuh meminta pertolongan pada leluhur maka tubuh akan meninggal, jiwa tidak akan lagi masuk ke tubuh dan menjadi ketcat (roh). Saat jiwa sudah menjadi roh, tubuh tetap memiliki jiwa yaitu pitok.

Semua diperlakukan dengan rasa hormat. Maka orang Mentawai hidup harmonis dengan alam dan tidak mengambil kecuali yang dibutuhkan saja.

Keharmonisan ini digambarkan dengan bagus dalam Toys for the Soul, Life and Art on the Mentawai Islands oleh Reimar Schefold, profesor ilmu antropologi di Universitas Leiden. Terbit dalam bahasa Inggris oleh Primedia dengan 228 halaman dan berisi lebih dari 200 foto.

Baca juga:   Info Lain, ISIS Menembak Syaikh Aidh Alqarni

Referensi:

Tulius, Juniator. (2013). Family stories Oral tradition, memories of the past, and contemporary conflicts over land in Mentawai – Indonesia. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 15. 180. 10.17510/wjhi.v15i1.110.

Tulius, Juniator. (2018). Book review: Toys for the souls; Life and art on the Mentawai Islands. Wacana. 19. 459. 10.17510/wacana.v19i2.710.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *