Khatib Jumat di Pedalaman

Sharing pengalaman pertama menjadi khatib Jumat di dusun Buttui, pedalaman Mentawai. Pengalaman kedua khutbah Jumat. Pertama kali ketika masih belajar di Pesantren Tinggi Al-Islam, menggantikan khatib yang berhalangan.

Khutbah Pertama

Saya menyampaikan materi khutbah Jumat secara singkat tentang Ihsan. Ihsan secara harfiah berarti berbuat baik. Pelakunya disebut muhsin. Ihsan merupakan sifat orang yang mencerminkan kuat secara ritual dan kuat secara keimanan. Tingkatan ini adalah tingkatan ibadah yang tertinggi.

Ihsan adalah timbangan keikhlasan hati atas segala yang dikerjakan dan dilakukan, bukan karena orang lain namun semata karena Allah. Sebagaimana keterangan Nabi Saw tentang Ihsan, “kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika itu tidak dapat kamu rasakan, yakinilah bahwa Dia melihatmu”.

Selanjutnya saya jelaskan contoh praktik Ihsan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hadis Nabi berikut.

Artinya

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tetangganya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam“.

Ketiga poin di atas saya tegaskan karena berhubungan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Dalam hal bertetangga, masyarakat Buttui cukup bagus dalam hal solidaritas, makanan sekecil apapun akan bagi rata sesama keluarga, ketika di jalan saling bertegur sapa.

Saya tekankan pentingnya menjaga hak dan kewajiban bertetangga yaitu dalam hal menjaga nama baik, jangan sampai antar tetangga hubungan rusak karena menggunjing dan mengumpat.

Selanjutnya dalam hal menghormati tamu, Masyarakat Buttui puncukup bagus. Pengalaman saya silaturahmi ke Uma milik Aman Sasali, kami diberikan makanan yang mereka miliki dari sagu, kelapa muda dan air putih. Namun ada yang perlu perbaikan dalam hal bertamu adalah menjaga hak yang ditamui dengan tidak berlama-lama bertamu. Orang sini ketika bertamu ke rumah dai dari habis isya bisa sampai sebelas malam, kadang para dai menunda makan demi melayani mereka ngobrol.

Baca juga:   Nasib Guru di Pedalaman Indonesia

Terakhir dalam hal menjaga mulut, berkata yang baik atau diam. Ini juga menjadi konsen karena masyarakat mudah menyebarkan informasi yang tidak valid dan gosip murahan tanpa klarifikasi.

Khutbah Kedua

Khutbah kedua saya sampaikan firman Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat 77 yang menyebutkan perintah Allah untuk berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik, wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaik. Perintah Allah SWT yang sangat berat karena redaksinya adalah ‘sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadamu’ bukan ‘sebagaimana orang lain berbuat baik kepadamu‘.

Membalas kebaikan, penghargaan dan penghormatan orang lain atas dasar menghormati sebenarnya bukanlah kebaikan yang harus dibanggakan, karena merupakan standard yang setiap muslim. Al-Quran mengajarkan lebih dari itu, yakni mengembangkan sikap kebajikan, memberikan penghormatan tanpa melihat apakah pihak lain pernah berjasa atau pernah berbuat baik, sebab yang melihat adalah Allah SWT.

Jumat Berbagi Dusun Buttui

Selesai salat Jumat secara rutin ada Jumat berbagi untuk masyarakat Buttui, tidak kurang dari 140 warga berkumpul di balai Dusun untuk mendapatkan kue-kue kecil makan bersama-sama.

Jumat berkah di Aula Dusun Buttui

Setelah makan kue-kue snack saya mengajarkan mengaji dan sedikit ceramah, saya ajak ibu-ibu mengulang hafalan surat pendek yang sudah dihafal yaitu Al-Fatihah sampai Al-Ikhlas. Saya tambahkan manfaat surat-surat ini untuk pengobatan dengan membacakannya di air yang akan kita minum.

Kemudian saya ajarkan mereka menghafal potongan hadis yang saya sampaikan di khutbah sebagai pegangan hidup bermasyarakat yaitu

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam“.

Berkali-kali saya bacakan dan mereka ikuti kemudian satu persatu diminta ke depan menyetorkan hafalan.

Sekian sharing pengalaman saya. Terima kasih.

Baca juga:   Tunaikan Zakat untuk para Muallaf di Pedalaman Mentawai

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *