Lebaran di Desa Atas Awan, Prampelan, Adipuro

Lebaran di Desa Atas Awan – Alhamdulillah, kita bisa bertemu debgan idul fitri setelah satu bulan berpuasa. Kenangan selama Ramadan pasti sangat dirindukan setiap muslim, masjid yang ramai setiap shalat lima waktu, membaca Al-Quran bersama sama dan mendengarkan ceramah agama adalah salah satu kenangan ramadan. Semoga kenikmatan Ramadan ini bisa kita rasakan kembali di tahun tahun berikutnya.

desa adipuro prampelan

Adipuro terletak  di kaki gunung Sumbing dengan ketinggian di atas 1500 MDPL, dan sensasi dingin yang menusuk tulang. Kedinginan tempat ini akan sirna dengan keramahan dan kesopanan masyarakat sini. Menegur ketika bertemu di jalaj sudah menjadi adat yang mengakar daging, jika ada seseorang yang judes dan tidak mau menyapa, cepat tersiar ke masyarakat, eh, wong kae kok ora tau takon? Artinya eh, orang itu kok gak pernah menyapa di jalan sih?

Saya cinta dengan Adipuro, tempat ini selalu ada di hati, di tempat ini saya lahir, di tempat ini saya mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman jauh dari pergaulan buruk dan kata kata kasar, dan di tempat ini pula saya menemukan cinta sejati.

Penduduk Adipuro termasuk yang penduduknya paling banyak di kecamatan Kaliangkrik, dan untuk mengurangi populasi penduduk desa Adipuro, 2 bulan yang lalu pemerintah kota Magelang membuat program KB di Adipuro, tapi kayaknya gak akan berjalan karena pertumbuhan masyarakat disini yang pesat.

Ada 3 masjid besar dan puluhan mushola aktif di Adipuro. Masjid besarnya: Masjid Nurul Huda, Masjid Al-Mujahidin dan Masjid Ta’awanul Muslimin. Di dekat rumah saya ada 2 mushola yang cukup aktif. 

Tahun 2005, Dusun Prampelan dimekarkan menjadi desa Adipuro, Kaliangkrik, peresmian pemekaran desa dilakukan secara khidmat oleh Bupati Magelang, Ir. Singgih Sanyoto.

Baca juga:   Kado Iduladha dari Nabi

Simak acara peresmian di lapangan desa Adipuro berikut.

Lebaran/Bodho

Lebaran di daerah Jawa disebut dengan Bodho’ diambil dari Bahasa Arab بعد yang artinya sesudah atau sama dengan lebaran. Baik Bodo dan Lebaran memiliki arti: usai atau setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Kesan lebaran di desa Prampelan sangat berbeda dengan tempat lainnya, kami yang tinggal di desa punya kebiasaan tersendiri dan beberapa hal lebih simpel dari kebiasaan di daerah lain.

Tradisi Prepegan

Setiap kali menjelang lebaran, ada satu tradisi yang sampai kini masih tetap berlangsung di kalangan masyarakat Jawa. Tradisi itu adalah Prepegan, yaitu pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan lebaran pada hari terakhir puasa.

Di masyarakat Magelang, Jawa Tengah, prepegan hampir menjadi suatu kewajiban menjelang lebaran. Lebaran tidak afdol bila melewatkan tradisi prepegan. Tradisi prepegan ini dimulai dua hari menjelang hari raya.

Pada prepegan kecil, dua hari menjelang lebaran, warga akan belanja ke pasar untuk mencari kebutuhan dasar yang harus ada saat lebaran. Seperti kue kue dan daging-daging.

Sedangkan prepegan besar yang berlangsung sehari sebelum lebaran, warga akan mencari kelengkapan pakaian dan sepatu sandal dan lainnya. Prepegan tidak hanya di pasar tradisional saja tetapi juga di Super Market seperti Matahari dan Gardena. Belanja pada prepegan besar di Super Market cenderung menghabiskan uang dalam jumlah besar karena barang yang akan dibeli harganya lebih mahal daripada di pasar tradisional.

Masyarakat Prampelan untuk memenuhi kebutuhan lebaran harus pergi ke pasar Kaliangkrik yang jaraknya 7 kilo dari desa kami, kadang ada yang jalan kaki sejauh itu atau ada juga yang naik mobil sayur sehabis subuh.

Pasarannya hanya ada dua hari dalam satu minggu yaitu bertepatan dengan hari Pon dan Legi dalam penanggalan jawa. Hari pasaran sebelum lebaran disebut dengan prepegan yaitu hari terakhir pasaran sebelum lebaran, pada hari ini pasar penuh dan berjubel orang yang ingin membeli pakaian baru dan pakaian lebaran.

Baca juga:   Desa Adipuro Sebagai Kawasan Wisata Islami
prepegan menggunakan mobil

Ini salah satu gambar dari masyarakat dusun Butuh atau Nepal van Java, desa tetangga Adipuro yang kini viral. Sejumlah orang menggunakan mobil box untuk pergi ke pasar Kaliangkrik. Suasana penuh dan sesak di mobil sudah menjadi tradisi.

Foto suasana di box mobil yang penuh dengan warga, sebagian lelaki berdiri dan sebagian perempuan duduk menggunakan slendang yang digunakan untuk menggendong belanjaan.

Muhammadiyah Salat Ied di Lapangan, NU di Masjid

Ada dua organisasi besar di Prampelan yaitu Muhammdiyah yang mengadakan shalat Id di lapangan dan NU yang mengadakan shalat id di dua masjid yaitu masjid ta’awanul muslimin dan masjid mujahidin. Biasanya shalat baru dimulai jam 7 atau setengah delapan karena cuaca yang dingin, berbeda dengan tempat lain yang biasanya lebih pagi.

suasana salat ied

Suasana lapangan

Tradisi Ujung/Sungkeman

“Ujung” menjadi tradisi yang selalu dilakukan sebagian masyarakat Muslim saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tidak terkecuali di desa Adipuro, Kaliangkrik, Magelang.

Ujung dalam Bahasa Jawa memiliki arti mengunjungi orangtua, keluarga, kerabat, tetangga dan orang-orang yang dihormati lainnya.

Setelah pulang dari masjid atau lapangan shalat idulfitri, terlebih dahulu kami ujung ke orang tua, selanjutnya mengunjungi kakek dan nenek kemudian kerabat yang lain. Kami saling bersalaman, meminta maaf dan memohon doa kebaikan. Tidak jarang air mata keharuan tumpah selama kegiatan ini.

Kalimat ujung sederhana seperti ini Ngatoraken sedoyo lepat kulo nyuwon ngapunten artinya mohon maaf semua kesalahan kesalahan kami. Dan biasanya dijawa dengan nggeh sami sami, artinya sama sama, atau dengan jawaban yang lebih panjang lagi.

Apakah temen-temen tau apa yang di maksud sungkem itu??? Menurut di kamus bahasa yaitu (tanda bakti dan hormat)untuk melakukan tradisinya dari yang lebih tua dulu kemudian yang muda dan setelah itu baru ke yang kecil kecil.

Baca juga:   Ngeblog untuk Desa

Di desa saya, Sungkeman istilahnya Ujong dan caranya, kita mendekati orang tua dan mengucapkan.

+ Ngatoraken sedoyo lepat kulo nyuwon ngapunten.

– Ngggeh sami sami kulo tiang sepah yo gadah salah, dipon lebor bodho sakniki.

Lebaran ini saya keliling desa ditemani istri tercinta dan adik adik saya di hari pertama kemudian di hari kedua bersama kakak Ipar ke beberapa desa sekitar Prampelan.

Keliling Desa dan Desa Tetangga

Hari pertama biasanya dihabiskan untuk keliling keluarga besar di desa, dan hari kedua ke sanak saudara di tetangga.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *