Nasehat Bagi Yang Mau Menghafal Al-Quran

nasehat-hafal-alquran

Hari, bulan dan tahun berlalu tanpa ada amal atau ilmu pengetahuan yang bertambah, sementara orang yang berakal lagi cerdas selalu berusaha agar hari-harinya berbuah keridhaan Allah swt. Di antara sekian kegiatan yang bermanfaat untuk umur kita adalah mempelajari kitab Allah swt lewat menghafal, membaca atau mentadabburinya. Dan Nabi saw pernah mengadu kepada Allah swt dalam surat Al-Furqan kenapa umatnya menjauhi Al-Quran. Dan kali ini saya ingin berbagi tips bagi para pecinta Al-Quran tentang nasehat dalam menghafal Al-Quran yang saya rangkum dari pengalaman selama menghafal dan mengajarkan tahfidh Al-Quran.

Nasehat tersebut saya ringkas dalam poin-poin berikut.

  1. Menghadirkan niat yang ikhlas ketika akan menghafal Al-Quran. Hendaknya tujuan kita menghafal adalah mengharap ridha Allah dan mencari pahala-Nya. Camkan sebuah hadits dari Abu Hurairah yang tercantum dalam kitab Shahihain ketika Nabi saw bersabda tentang tiga orang yang pertama kali dimasukkan ke dalam neraka dan beliau sebutkan di antara mereka adalah orang yang belajar Al-Quran agar disebut seorang qari’.
  2. Usahakan mengikuti halaqah (kumpulan) tahfidz bersama teman atau komunitas karena Allah bersama Jama’ah sementara syaithan bersama orang yang sendirian sebagaimana permisalan Nabi saw kalau serigala itu akan memakan domba yang sendirian keluar dari kerumunan temannya. Maka jangan sampai ada fikiran “Saya mau ngapal Quran sendiri, saya punya semangat tinggi..” semangat yang awalnya menggebu-gebu suatu saat bisa tertimpa futur dan kesungguhan kadang juga akan dihinggapi rasa malas, karena seorang mukmin itu akan kuat ketika bersama temannya dan menjadi lemah ketika sendiri. Jika anda tidak punya waktu untuk ikut bergabung di halaqah tahfidz karena kesibukan misalnya, maka bisa saja anda belajar tahfidz dengan privat atau berkumpul dengan 3 atau 4 orang teman yang punya semangat menghafal Al-Quran.
    Sekali lagi saya tekankan agar tidak menghafal sendiri, karena terkadang dalam hafalan kita masih ada salah panjang pendek atau tajwid atau ketika bertemu dengan bacaan gharib (asing) yang mesti dijelaskan oleh guru tahfidz. Dan biasanya hafalan yang kita hafal sendiri itu kurang melekat, masih ada rasa kurang percaya dengan hafalan kita karena belum disimak oleh orang lain.
  3. Gunakan satu mushaf dalam menghafal, yang popular digunakan adalah mushaf madinah atau disebut juga mushaf huffadz karena sering dipakai penghafal Al-Quran. Hal ini penting karena akan berpengaruh sekali ketika kita gonta-ganti mushaf, teman saya ketika awal menghafal Al-Quran menggunkan mushaf terbitan depag, sampai sekarang kalau menghafal dia harus pakai mushaf itu jika ganti mushaf gak bisa kecuali dia berlatih membiasakannya. Dalam menghafal terkadang tergambar di fikiran kita mushaf imajiner yaitu bentuk mushaf yang terbaca dalam fikiran kita. Dengan menggunakan mushaf madinah yang sudah umum digunakan kemanapun kita pergi letak ayat atau surat itu sama di halaman ini baris ini. Ada beberapa manfaat menggunakan mushaf madinah 1] hurufnya jelas sekalipun dalam bentuk Al-Quran saku 2] penulisannya sesuai dengan mushaf usmani dan dengan riwayat hafs 3] setiap halaman diakhiri dengan ayat.
  4. Jangan terlalu bersemangat, banyak menghafal karena lagi semangat, tapi hendaknya sesuai dengan kadar kemampuan akal. Di awal-awal menghafal sedikit demi sedikit sampai otak kita terlatih dan terbiasa menghafal.
  5. Jadikan program harian untuk menghafal, mengulang dan membaca Al-Quran, paling baik bisa mengerjakan tiga hal itu tapi jika tidak bisa boleh salah satunya yang disesuaikan dengan kemampuan dan waktu luang yang dimiliki.
  6. Jangan menghafal surat baru sebelum surat atau ayat sebelumnya sudah benar-benar hafal, misalnya jangan menghafal surat An-Naba’ sebelum surat An-Nazi’at sudah benar hafal.
  7. Jika sudah selesai menghafal satu surat, terus ulangi berkali-kali surat itu sampai benar-benar hafal, misalnya setelah anda selesai menghafal An-Naziat maka ulang-ulang surat itu berkali-kali sampai anda merasa sudah hafal dan lebih baik lagi kalau disetorkan kepada guru atau teman, jika hafalan sudah mantab, baru pindah ke surat An-Naba’.
  8. Ketika ingin memperdengarkan (tasmi’) hafalan baru, jangan mulai dari ayat yang baru dihafal, tapi ditambah dua atau tiga ayat yang kemarin dihafal, misalnya anda hari ini menghafal ayat 25 surat Al-Baqarah maka kalau mau mentasmi’ hafalan mulailah dari ayat 23.
  9. Biasakan membaca ayat atau surat yang dihafal ketika shalat, khususnya shalat rawatib, shalat malam, shalat dhuha atau shalat tahiyyatul masjid.
  10. Manfaatkan waktu-waktu yang tepat untuk mengulang hafalan seperti waktu dating bulan Ramadhan,
  11. Kalau bisa anda jangan menghafal ayat baru kecuali setelah membaca tafsir ayatnya seperti dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Sa’di atau Al-Baghawi yang akan membantu anda menghafal dan memahami ayat.
  12. Jika ada yang bertanya tentang cara yang terbaik dalam menghafal Al-Quran, maka saya katakana bahwa setiap orang punya teknik yang berbeda-beda dalamg menghafal, ada yang menghafal dengan mantengin ayat yang mau dihafal, mungkin mulutnya diam tetapi matanya terus menatap mushaf, ada yang tidak bisa menghafal kecuali dengan mengeraskan suara, ada yang menghafal dengan berjalan dan ada yang bisa menghafal kalau dalam keadaan sepi, di tempat yang bising dan ramai dia tidak bisa berkonsentrasi menghafal.
Baca juga:   Bukti Kasih Sayang Antara Ahlul Bait dan Sahabat Nabi Saw

Demikian beberapa nasihat yang semoga bermanfaat dan bisa memotifasi pembaca untuk menghafal Al-Quran, pekerjaan yang sangat mulia dan harus menjadi prioritas. [ ]

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *