Rangkuman Ceramah Syaikh Ghayyats Abdul Baqi di Islamic Center Al-Islam tentang kesesatan dan kekejaman Rezim Suriah

Banyak umat Islam yang belum mengetahui hakekat peristiwa yang ada di Suriah. Umat Islam banyak yang menyangka kebiadaban Suriah terhadap rakyatnya semata-mata didasari oleh kepentingan politik semata, untuk menyelamatkan rezim partai Baath yang mencengkeram rakyat Suriah bertahun-tahun.

Dan berikut ini hasil rangkuman saya dari ceramah Syaikh Ghayyats dari Suriah di Masjid Al-Islam Bekasi, meski saya tidak bisa merangkum semua pemaparan Syaikh Abdul Baqi. Kehadiran humas Suriah ini ke Indonesia, untuk menyampaikan data-data realitas dari kekejaman rezim Nushairiyah disana.

Nushairiyah didirikan oleh seorang Persia keturunan Yahudi pada abad ketiga. Kelompok ini banyak mengambil ajarannya dari agama lain seperti nasrani, yahudi dan majusi. Kebiasaan mereka menghujat Abu Bakar dan Umar ketika shalat, mereka tidak melaksanakan haji dan menganggap bahwa zina dan khomer itu halal. Untuk menyatakan kehalalan zina, ulama Nushairiyah membawa daging dan jarum, lalu mengatakan bahwa wanita Nushairiyah boleh berzina dengan orang Sunni, seperti daging ini, walaupun dicincang-cincang dan ditusuk-tusuk jarum tetap jadi daging juga. Mereka tidak memiliki masjid, masjid dirubah menjadi kandang hewan.

Ada beberapa tulisan tentang hakekat Nushairiyyah, seperti kitab ‘Al-Bakurah As-Sulaimaniyah’ yang ditulis oleh Sulaiman Al-Adhan. Ia membongkar ajaran Nushairiyah lewat buku tersebut Keluarganya yang masih mengikuti Nushairiyah memperdayanya untuk berkunjung ke kerabat dekatnya di propinsi kelahirannya, Ladzikiyah, Suriah. Setibanya di sana, mereka mengajaknya tinggal beberapa lama, lalu mereka membunuhnya dengan membakarnya hidup-hidup. Sejak saat itu bukunya hilang dari peredaran, dan buku lainnya seperti Tarikh Alawiyyah dan Al-Judzur An-Nushairiyyah yang ditulis oleh Husain bin Abdullah.

Rezim Nushairiyyah menjadi pembantu Inggris dan Prancis untuk menghancurkan Islam. Tahun 1975 mereka menghancurkan masjid dan menangkap para ulama. Tahun 1980 ribuan wartawan dan sejumlah komponen umat Islam dibunuh oleh Rifat Al-Asad.

Baca juga:   Sultan Abdul Hamid II Menerima Surat dari Kerajaan Aceh

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=3bv2kLAWURM]

Tanggal 2 Februari Tahun 1982, sedikitnya 30.000 orang tewas saat militer Suriah menyerbu kota Hama. Assad mengerahkan puluhan ribu tentara Suriah lengkap dengan dukungan artileri dan pesawat tempur. Setelah tiga minggu menghujani Hama dengan ribuan mortir dan bom, pasukan pemerintah akhirnya berhasil masuk ke dalam kota.

Selama beberapa minggu, militer Suriah secara sporadis membantai gerilyawan dan simpatisan Ikhwanul Muslimin yang masih bertahan di dalam kota.

Menurut laporan Komisi Hak Asasi Manusia Suriah, tidak kurang dari 30.000 orang penduduk Hama tewas akibat serangan militer Suriah pada Februari 1982 tersebut.

Syaikh Ghayyats menyebutkan beberapa kebiadaban rezim Asad di kota Hama, mereka menghancurkan masjid-masjid, dan sekolah-sekolah, wanita hamil dibedah perutnya, masyarakat dubunuh berantai, semua kepentingan publik dihancurkan, dan mereka memaksa wanita muslimah keluar rumah dengan telanjang. Setidaknya 35. 000 sunni dimasukkan penjara dan 20. 000 diantaranya meninggal karena disiksa.

Jika ada yang mengatakan bahwa Asad memusuhi Yahudi dan Nasrani, hal itu tidak benar sama sekali, ia telah membunuh penduduk transmigran sunni dengan jumlah yang melebihi terbunuhnya umat islam di al-Aqsa dan Palestina.

Hafidz Al Assad memerintah sejak 1970 dan meninggal pada tahun 2000 karena menderita penyakit kanker. Selama pemerintahannya, Hafidz Al Assad membantai puluhan ribu penduduk kota Hama, Aleppo, Tadmur, Lattakia, Jisr Suqur, dan lainnya.

Setelah kematian Hafidz Al Assad, Jendral Raf’at Al Assad segera mempersiapkan putra bungsu Hafidz Al Assad yang bernama Bashar Al Assad yang masih berumur 30 tahun untuk menggatikan ayahnya, meskipun langkah tersebut mengharuskan perubahan undang-undang Negara yang dilakukan hanya beberapa jam sebelum pengangkatan Bashar Al Assad menjadi Presiden. Setelah pengangkatannya Bashar Al Assad mengikuti langkah orang tuanya dengan tidak memberikan kebebasan berpendapat, berpolitik, dan berdemokrasi bagi rakyatnya.

Baca juga:   Film Animasi: Bilal, Sang Pahlawan Baru

Selama pemerintahannya kolusi, nepotisme dan korupsi merajalela di berbagai instansi Negara. Penculikan dan penangkapan terhadap para pemikir, cendikiawan, wartawan, dosen, guru dan syaikh semakin menjadi-jadi. Hal tersebutlah yang memaksa masyarakat Suriah turun ke jalan menuntut hak dan menyampaikan aspirasi mereka. Para pemuda turut andil pula, dan mereka harus menghadapi kekuatan senjata rezim al Assad, yang mengakibatkan tertumpahnya darah setiap hari di setiap sudut jalan kota-kota di Suriah .

PBB serta organisasi yang mengawasi masalah-masalah kemanusiaan yang berada di Eropa, Amerika dan Negara-negara Arab, serta mass media baik cetak maupun elektronik membenarkan dan memberikan bukti nyata atas apa yang terjadi di Suriah.

Pada sesi tanya jawab ada dua pertanyaan dari Ummahat, tentang apakah ada mahasiswa Indonesia di Suriah? dan bagaimana peran dan ikut andil para wanita di Suriah?

Pertanyaan pertama dijawab oleh Ustadz Farid Ahmad Okbah bahwa di Suriah ada mahasiswa Indonesia yang belajar disana, ada yang belajar dengan ulama sunni lewat universitas atau bermulazamah kepada ulama dan ada juga yang belajar di hauzah atau universitas Syiah seperti Jam’iyyah Zainab.

Pertanyaan kedua dijawab oleh Syaikh Ghayyats. Peran wanita di Suriah sangat besar, mereka berjuang dengan suami-suami mereka mempertahankan aqidah, dan terdapat 700 wanita syahidah di Suriah. Ada seorang wanita yang suami dan anak-anaknya dibunuh oleh rezim Asad, lalu ia memerintahkan anakn terakhirnya yang belajar di Saudi untuk pulang dan membantu para mujahidin memerangi Asad.

Kemudian di akhir sesi penyampaian, Syaikh Ghayyats Abdul Baqi menganjurkan agar umat Islam di Indonesia membacakan Qunut Nazilah atas tragedi kemanusiaan yang terjadi atas umat Islam Ahlus Sunnah di Suriah.

Baca juga:   Pemerintah Abaikan Pendidikan Komunitas Adat di Mentawai

 Setelah mengetahui ini semua, lantas kita bertanya, Hai Syiah mengapa kalian tidak membantu kaum mustadh’afin di Suriah? Bukankah kalian yang selalu menggembar-gemborkan sebagai kaum mustadh’afin?

Dan inilah video tentang kekejian dan kekafiran rezin Nushairiyyah

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=QqprJ01JJ7Q&feature=player_embedded]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=KkiBXZCueeY&feature=player_embedded]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=liKp7K2DhGU&feature=player_embedded]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=ywKaVWhJLLI]

 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *