Resensi Serial Saifullah Al-Maslul, Khalid bin Walid

Khalid adalah orang yang dulunya menjadi pembunuh kejam yang menggentarkan kaum muslimin dalam perang Uhud, namun kemudian ia pula yang menjadi komandan perang yang mengecutkan hati setiap penentang Islam di belakang hari dan sebagai seorang ahli siasat perang dari seluruh dunia Arab.

Muhammad Husain Haikal, sejarahwan Mesir mengatakan: “Khalid adalah seorang jendral yang cukup ulung, seorang penggerak militer yang tiada bandingannya”. Sementara itu, Carole Hillenbrand, Guru Besar Studi Islam dan Bahasa Arab di Universitas of Edinburg menyatakan : “Jenderal Arab Muslim paling terkenal, Pedang Islam, sahabat Rasulullah, Khalid bin Walid. Arsitek agung penaklukan Islam pertama di Abad ke-7.”

Saya pernah meresensi buku penting yang membahas tentang biografi sang legenda dalam militer islam tersebut, ditulis oleh praktisi militer asal Pakistan, Agha Ibrahim Akram yang dikenal memiliki analisa dan pandangan tajam tentang militer.

Buku ini adalah satu-satunya buku yang paling lengkap dan akurat tentang jejak kehidupan Khalid bin Walid. Lengkap karena memaparkan semua kisah kehidupan Khalid bin Walid semenjak kelahirannya sampai dia menghembuskan nafas yang terakhir, dan akurat karena buku ini ditulis berdasarkan referensi yang kuat dan  penelitian lapangan yang panjang dan melelahkan. Buku ini juga dilengkapi dengan peta-peta wilayah masa lalu, sehingga memudahkan pembaca memahami setiap kejadiannya.

Tidak kalah menariknya adalah Film Khalid bin Walid ini, kita dapat melihat langsung kisah heroik kepahlawanan Khalid bin Walid dan sepak terjangnya dalam setiap peperangan yang dikomandoinya, namun, kita juga harus bersikap kritis dalam menilai sebuah tayangan, masih ada beberapa kesalahan yang cukup fatal dalam pembuatan film ini entah sengaja atau tidak disengaja yang menjadi bahasan utama artikel ini.

Film ini berkisah tentang seri kehidupan Khalid bin Walid semenjak Khalid belum masuk islam hingga kematiannya di kota Hims, Suriyah yang terletak antara kota Damaskus dan Khalb, kisah heroik Khalid ketika menjadi komandan perang pasukan islam dan kemenangan-kemenangannya yang gemilang. Naskah skenario film ini dibuat oleh Abdul Karim Nashif dan disutradarai oleh Muhammad Aziziyah. Aktor yang berperan sebagai Khalid adalah Yakhwar, yang lainnya seperti Maryam Athallah yang memainkan peran sebagai istri terakhir dari Khalid, dan juga Fahd Abdul Muhsin, Khalid Amin, Faishal Al-Umairi dan Soba Mubarok.

Film ini telah membuat salah faham dikalangan penuntut ilmu, pasalnya pembuat film ini telah meminta rekomendasi dari ulama-ulama islam yang terkenal seperti Syaikh Qardhawi, sehingga banyak kalangan yang menyayangkan sikap beliau ini.

Namun, alhamdulillah saya menemukan surat resmi dari Syaikh Qardhawi lewat sekretarisnya yang saya dapatkan di salah satu forum islam yang menjelaskan duduk masalah dan bara’nya (lepas diri) Syakh Qardhawi atas penyelewengan-penyelewengan dalam film ini.

Akram Kisab, sekretaris dari Syakh Qardhawi menyebutkan bahwa beliau tidak ada hubungan dengan film itu kecuali sebuah surat yang dialamatkan kepada beliau bahwa mereka (pihak produser) berkeinginan membuat sebuah film tentang Saifullah Al-Maslul, Khalid bin Walid, lantas mereka memberikan 3 pertanyaan kepada syaikh:

  1. Hukum menampakkan sahabat di film?
  2. Sahabat siapakah yang tidak boleh nampak di film?
  3. Apakah boleh menampakkan para sahabat yang telah dijanjikan surga dan para Khulafa Ar-Rasyidin?

Yang kemudian dijawab oleh syaikh Qardhawi sebagai berikut:

Orang-orang yang dilarang diperankan dalam film adalah:

  1. Para Rasul dan Nabi, yang nama-nama mereka telah disebutkan dalam Al-Quran, terlebih lagi nabi Ulul Azmi yaitu: Musa, Isa, Nuh, Ibrahim dan Muhammad.
  2. Ummahatul Mukminin (ibu dari orang-orang yang beriman).
  3. 10 orang yang mendapat janji surga, terlebih lagi Khulafa Ar-Rasyidin; Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Setelah memberikan jawaban dari tiga pertanyaan tersebut, Syaikh Qardhawi juga memberikan beberapa catatan sebagai berikut:

  1. Beliau mengingatkan akan pentingnya berpegang pada sumber sejarah yang benar, terutama pada hal-hal yang masih membutuhkan penelitian seperti pemecatan Khalid bin Walid oleh Umar bin Khatab dan hal yang melatar belakanginya.
  2. Beliau mensyaratkan terhadap orang yang akan memerankan Khalid agar orang tersebut disukai masyarakat dan bukan orang yang dibenci dan bermasalah.
  3. Dan juga beliau syaratkan agar para pemain itu berperan secara jujur dan benar.

Selanjutnya, berikut ini beberapa catatan untuk film Khalid yang sempat saya dokumentasikan.

Pertama, Pada awal film disebutkan bahwa Khalid membenci khalifah Umar bin Khatab dan di akhir film disebutkan bahwa Umar memecat Khalid bin Walid sebagai panglima yang kemudian digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah karena rasa benci antara mereka. Hal ini tidak benar karena sebagaimana diketahui dalam sejarah bahwa pemecatan Khalid karena maslahat bukan atas dasar rasa benci yang timbul antara Umar dan Khalid.

Dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa kehebatan Khalid telah menyebar ke seluruh penjuru Islam, ia dikagumi oleh kawan juga lawan, bahkan di antara umat islam ada yang bersikap berlebih-lebihan dengan menyandarkan sebab kemenangan pasukan islam karena Khalid semata.Hal inilah yang menyebabkan Amirul Mukminin Umar bin Khatab memecat Khalid karena takut umat islam akan mengkultuskan dan mendewakannya.

Dan bagi Khalid sama saja, apakah ia menjadi panglima atau prajurit biasa, karena masing-masing membawa kewajiban yang harus ditunaikan kepada Allah swt yang ia imani, terhadap Rasul yang ia telah berbaiat kepadanya dan terhadap agama yang telah ia peluk. Dan tidak ada suatu kejadian dalam kehidupan Khalid yang menjelaskan keikhlasannya, melebihi apa yang ditunjukkan peristiwa ini. Khalid dengan ikhlas menerima keputusan tersebut dengan mengatakan “saya berjihad bukan karena Umar”.

Bukti lainnya bahwa Umar bin Khatab tidak pernah membenci Khalid adalah ketika wafatnya Khalid, beliau sedih bahkan menangis, sedih bukan saja karena kehilangan Khalid, tetapi sedih karena hilangnya kesempatan untuk mengangkatnya kembali memegang pucuk pimpinan pasukan islam setelah berkurangnya kefanatikan manusia yang berlebih-lebihan kepadanya. Dan Umar pun sebenarnya sudah lama berkeinginan untuk mejernihkan sebab-sebab pemberhentian Khalid kalau saja ajal tidak segera menjemput pahlawan besar itu.

Kedua, Disebutkan dalam film tersebut bahwa Khalid berkata kepada orang Quraisy yang akan mengejar Rasulullah ketika hijrah ke Madinah, “40 penunggang kuda untuk membunuh satu orang”. Tidak menyebutkan 2 orang, padahal sebagaimana yang kita ketahui dalam sejarah bahwa Nabi saw hijrah bersama Abu Bakar.

Ketiga, Dalam sejarah disebutkan bahwa Abu Bakar lah yang membebaskan Bial bin Rabah dari perbudakan Umayyah bin Khalaf, namun di film ini berbeda, yang membebaskan Bilal adalah Abbas bin Abdul Muthalib.

Keempat, Tidak disebutkan sama sekali peran dari Abu Bakar, Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan, padahal mereka adalah orang-orang yang sanga berpengaruh di masa itu.

Kelima, Memunculkan pribadi Hamzah bin Abdul Muthalib, Abu Ubaidah bin Jarrah dan Abdullah bin Rawahah yang di antara mereka termasuk para sahabat yang telah dijamin masuk surga dan telah dilarang oleh ulama untuk menampilkan mereka dalam film.

Film Khalid bin Walid hasil tangkapan layar bisa disimak di pinterest berikut.

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

3 Comments

  1. Semoga saja bisa ada revisi dari film ini.

    Jika anda ingin tahu lebih dekat biografi Khalid bin Walid silahkan coba memiliki buku biografi Khalid bin walid berjudul l “The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, His Life and Campaigns” ditulis oleh mantan  Letnan Jendral tentara Pakistan yang bernama  A.I Akram.

    Lihat keterangan lengkapnya disini. https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2010/11/07/buku-the-sword-of-allah-khalid-bin-al-waleed-his-life-and-campaigns/

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *