Doa Menjaga Kehormatan (Terjaga dari Zina, Perbuatan Asusila dan LGBT)

AHMADBINHANBAL.COM – Fenomena LGBT masih menjadi isu yang ramai dibicarakan baik pada level nasional dan internasional. Kita sebagai orang tua yang baik hendaknya menjaga anak, saudara dan keluarga dari perilaku fahisyah dan khabistah ini.

Artikel ini hendak membahas tentang bahaya Zina, pornografi dan diakhiri dengan doa berdasarkan hadis dan sirah Nabi untuk menghindar dari perbuatan asusila dan LGBT.

Silakan dibagikan dan diajarkan kepada anak, saudara dan orang terdekat kita.

Jangan Dekati Zina

Zina dengan aneka sarananya teleh merajalela di negeri yang dulunya untuk merdeka harus ditebus dengan kucuran darah melawan penjajah Belanda dan lainnya. Namun setelah merdeka, bukannya rakyat semakin bersyukur dengan patuh kepada-Nya. Justru kemaksiatan dan kekejian yakni perzinaan merajalela.

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila zina dan riba tekah tampak nyata di suatu desa maka sungguh mereka telah menghalalkan azab Allah untuk diri mereka.” (HR Hakim)

Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra’: 32). 

Di sini Allah  menjelaskan tentang kejinya praktek zina dan kata “fahisyah” maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan dapat diakui kekejiannya oleh setiap orang berakal bahkan oleh sebagian banyak binatang, sebagaimana disebutkan oleh Bukhari dari Amr bin Maimun, dia berkata: “Aku pernah melihat -pada masa jahiliyah- seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina. Lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati.”

Bahaya Zina

  • Pertama, pembunuhan, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dihalalkan darah seorang muslim kecuali dengan tiga hal; Orang yang sudah kawin lalu berzina, jiwa dengan jiwa dan orang yang meninggalkan agamanya serta meninggalkan jama’ah.” (HR Bukhari Muslim) Dalam hadits ini ada penggandengan antara zina dengan kufur dan membunuh Jiwa.
  • Kedua, zina dapat mendatangkan kefakiran, memperpendek umur dan membuat wajah pelakunya suram serta mendatangkan kebencian orang.
  • Ketiga, akan menyebabkan simpang siurnya hubungan nasab, kemudian merusak kehormatan wanita yang terjaga dan menjadikannya hancur.
  • Keempat, menghancurkan hati, membuatnya sakit kalau tidak sampai mematikannya, juga mendatangkan perasaan gundah gelisah dan takut.
bahaya pornografi - ahmadbinhanbal

Ketagihan Pornografi

Personality Decelopment Center (PDC) menyebutkan bahwa produsen pornografi menyasar anak-anak remaja yang struktur otaknya belum terbentuk sempurna untuk menjadi target pornografi hingga kecanduan.

Kecanduan pornografi dapat merusak bagain penting di otak kita, yaita Prefrontal. Jika ini rusak kita akan mengalami penururan dalam kemampuan berpikir kritis, membedakan benar dan salah dan kurang mampu berkonsentrasi.

Bukan hanya itu, Kecanduan pornografi juga dapat menimbulkan perilaku-perilaku negatif seperti; meniru dan melakukan tindakan seksual, merendahkan lawan jenis, tertutup dan tidak percaya diri.

Ada 6 tahapan proses kecanduan pornografi:

  1. Muncul perasaan yang tidak nyaman sekaligus perasaan yang memicu individu untuk menonton kembali adegan porno.
  2. Pelepasan dopamin, hormon yang membuat kita merasakan senang, mulai aktif reward pathway.
  3. Menginginkan adegan porno berulang sehingga terjadi kecanduan atau adiksi
  4. Berkurangnya respon kesenangan setelah paparan berulang-ulang.
  5. Peningkatan level porno
  6. Mulai mencoba dan melakukan apa yang dilihat.

Aiman Amri (@AimanPsikologi) menyebutkan ada 4 tahapan ketagihan pornografi.

  1. Experimental/Recreational yaitu ketagihan yang bermula dari kata ‘coba-coba’. Masa ini, seseorang baru muncul rasa ingin tahu, googling dulu kemudian ke tingkat memperhatikan (atas dasar ingin tahu). Masa ini belum sampai ketagihan.
  2. Circumstansial/Situational yaitu ketika seseorang melihat pornografi ketika ada waktu luang. Contoh sederhana, pulang sekolah, tidak ada kegiatan, dia buka youtube atau yang lain dan lihat video porno.
  3. Regular/Normalise yaitu ketika seseorang melihat pornografi sebagai rutinitas, ada waktu tertentu dia nonton porno, misal setiap malam atau sebelum tidur, kalau tidak nonton ada perasaan tidak lengkap.
  4. Compulsive/Addictive yaitu peringkat ketagihan, otaknya sudah mula menjadikan tingkahlaku menonton pornografi itu sebahagian daripada “daily sustaining activities”. (Video lengkap Aiman Amri di ML Studio. Link: https://youtu.be/cu1l99trjL4, Akhi Fairuz tentang Ketagihan Pornografi. Link: https://youtu.be/sE0Y8bpt-5s)

Psikiater dr. Robert Roferger Spkj mengatakan bahwa secara psikologis seks pra nikah pada akhirnya dapat menyebabkan depresi. Hal tersebut sebagai akibat pelakunya akan selalu dihantui perasaan bersalah (Quily feeling). Akibatnya belakangan kian banyak orang yang mengalami depresi dan goncangan jiwa yang salah satunya disebabkan oleh perilaku seksual yang tidak sehat.

Menurut Dadang Hawari bahwa dari segi psikologis, pornografi mengakibatkan lemahnya fungsi pengendalian dini terutama terhadap naluri agresifitas fisik maupun seksual. Pornografi dapat memicu dan merupakan provokator tindakan-tindakan sebagai akibat lepasnya kontrol diri.

Saat ini pornografi disebut dengan Narkolema yaitu Narkoba Lewat Mata karena menimbulkan hasrat dan menyebabkan kecanduan.

Awalnya muncul dari hasrat menggebu, lalu menimbulkan perasan senang dan rileks namun jika berterusan akan mampu merusak otak manusia.

Al-Qur’an sudah menjelaskan dampak bagi mereka yang suka dengan konten pornografi

وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ

“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi,” (QS Al-An’am: 151)

Maksud dari potongan ayat tersebut adalah Zina. Zina tidak selalu hubungan seks, tetapi ada juga zina kecil seperti melihat hal-hal yang kurang baik yang akhirnya memunculkan hasrat seseorang. Hal itulah yang terdapat pada Pornografi.

Baca juga:   Ahmad bin Abu Duad

Pemuda yang Minta Izin Berzina

Maka sebagai bentuk Amar Ma’ruf nahi mungkar kita harus aktif mengingatkan umat dari bahaya perilaku Zina, Pelecehan seksual dan LGBT. Amar ma’ruf dan nahi mungkar tersebut harus dilakukan dengan cara yang hikmah, penuh kelembutan, dan kesantunan. Mengajak kepada kebaikan tanpa menyinggung perasaan dan menyakiti. Memberikan penjelasan dengan hati-hati dan arif. Dengan beritu orang yang diajak lebih berpeluang menerima.

Rasulullah Saw sendiri telah memberikan contoh bagaimana melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar dengan cara yang baik dan arif.

Dalam sebuah hadis sahih dari Abi Umamah dalam hadits riwayat Ahmad, disebutkan bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw didatangi seorang pemuda yang meminta izin untuk melakukan perbuatan zina. Para Sahabat yang saat itu berada di sisi Rasulullah Saw menjadi naik pitam. Mereka menjadi sangat marah karena melihat seakan-anak pemuda tersebut melecehkan Islam dan tidak menghargainya.

Pemuda tersebut dengan terang-terangan meminta izin kepada seorang Nabi mulia yang jelas-jelas melarang perbuatan tersebut. Bahkan disebutkan bahwa Umar bin Khatab ra mencabut pedangnya karena sangat marah kepada pemuda tersebut. Namun Rasulullah Saw mencegah Sahabat-Sahabatnya melakukan hal tersebut dan jangan terbawa emosi dan melakukan perbuatan aniaya. Kemudian terjadilah dialog yang panjang antara Rasulullah saw dengan pemuda itu.

Rasulullah saw: Apakah engkau ingin hal itu (zina) terjadi pada ibumu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan.

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada ibu mereka. Apakah engkau ingin hal itu terjadi pada saudara perempuanmu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan.

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudari-saudari mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara perempuan bapakmu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan.

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudara perempuan bapak mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara perempuan ibumu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan.

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudara perempuan ibu mereka.

Kemudian Rasulullah saw memegang dada pemuda itu seraya berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya!” Setelah peristiwa itu, pemuda tadi menjadi orang yang arif. (Hadis ini diriwayatkan juga oleh Bukhari dan Muslim)

Demikian Rasulullah Saw memberikan contoh bagaimana beramar ma’ruf nahi mungkar yang benar dan arif. Seorang pemuda yang tadinya bersikukuh meminta izin kepada Rasulullah Saw untuk melakukan perbuatan zina, kemudian berbalik membenci perbuatan tersebut, karena hatinya yang telah dibuka oleh Rasulullah Saw dengan dakwah yang menentramkan.

Akhirnya pemuda tersebut menjadi muslim yang baik dan lurus. Berjuang membela agama Islam sampai akhir hayatnya. Sehingga Allah Swt mengganti setiap keburukan dan kesalahan masa lalunya dengan kebaikan dan pahala yang besar. Allah Swt mengampuni dosanya dan menghapus kesalahan-kesalahannya.

Nilai-Nilai Tarbawiyah

[ ] Rasulullah saw merupakan karakter pendidik yang menguasai semua aspek psikis anak didiknya. Mendengar pertanyaan sang pemuda, beliau tidak memperlihatkan sikap reaktif seperti menghakimi atau memarahi. Beliau bersikap tenang dengan menunjukkan penerimaan (dengan memanggil pemuda tersebut) dan memperkenankan pemuda tadi duduk di dekatnya.

Dalam masalah ini terdapat dua hal pokok yang menarik perhatian pemuda tadi, yaitu Rasulullah saw tidak memarahinya serta memperkenankan dirinya duduk di dekat beliau. Itu merupakan langkah awal yang baik dalam memecahkan masalah pemuda tersebut.

Rasulullah melakukan face to face untuk memudahkan sang pemuda menerima pesan yang ingin disampaikan. Langkah ini juga menunjukkan bagaimana Rasulullah Saw menempatkan sang pemuda layaknya Sahabat; pendekatan ini penting dilakukan pada anak yang sudah mencapai tahap baligh.

[ ] Rasulullah saw menggunakan sistem dialog karena melalui dialog seorang anak didik dapat melontarkan pendapat kepada pendidiknya. Dialog pun mampu membuka nalar serta naluri pendidik dan anak didik sehingga muncullah kesamaan ide. Semua menghasilkan buah positif yang memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak. Melihat manfaatnya, kita hatus membuka dialog dan bersabar untuk mendengarkan pendapat-pendapat dan sumbangsih pemikiran anak-anak usia remaja. Hal demikian akan mempermudah terciptanya solusi yang bijak.

[ ] Masalah yang belia dialogkan berkisah pada masalah yang sedang dihadapi si pemuda tadi dan tidak keluar dari inti permasalahan atau tidak memecahkan konsentrasi pemuda tadi dengan masalah-masalah parsial. Dari sikap yang diperlihatkan Rasulullah saw ini dapat kita fahami bahwa pada zaman sekarang ini kita harus ikut terjun menghilangkan penyakit esensial yang menimpa anak-anak remaja dan kemudian menciptakan terapi yang mujarab untuk membebaskan mereka dari penyakit tersebut.

Ironisnya, ketika sebagian pemuda terkena wabah penyakit penyalahgunaan obat-obat terlarang, masyarakat malah membawa mereka ke tempat rehabilitasi. Padahal, tempat rehabilitasi tidak lebih dari sarang penyakit yang menambah ruwetnya permasalahan. Si pecandu akan berkomentar “Setelah masuk tempat rehabilitasi, saya diajari cara menggunakan obat terlarang dalam bentuk lain.” Sungguh pemuda ini telah menjadi korban kebodohan masyarakat. Pada dasarnya, penyakit itu bisa dihindarkan jika kita menerapkan langkah preventif sebelum penyakit tersebut terjangkit, melalui konsentrasi dalam mewujudkan generasi rabbani yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan baik dalam tataran keluarga maupun dalam tataran pemerintahan. Demi Allah! Ini lebih mujarab daripada suntikan-suntikan kimiawi dan sistem-sistem mereka yang jelas-jelas gagal. Sayangnya mereka tidak mau mengerti.

Baca juga:   Beragama Dengan Akal Sehat

[ ] Rasulullah saw tidak langsung menasehati bahwa berzina itu haram, dan sebagainya akan tetapi beliau terlebih dahulu melakukan diskusi dengan sistem tanya jawab yang merangsang penalaran dan self-reflective. Langkah ini bermanfaat untuk mengaktifkan korteks pre-frontal yang dapat membantu pemuda mengambil keputusan secara tepat. Rasulullah juga tidak menggunakan kata yang panjang dan berbelit, tetapi memancing penalaran secara induktif dan membiarkan pemuda menyimpulkan keputusan yang tepat.

Cara seperti ini merupakan solusi pendidikan yang paling cemerlang karena jawaban akan langsung keluar dari murid itu sendiri. Ketika Rasulullah saw bertanya Apakah engkau ingin hal itu (zina) terjadi pada ibumu? Jawaban pemuda merupakan dalil pelarangan zina untuk dirinya sendiri. Selain itu jawaban “Sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan.” Merupakan pengakuan atas kesalahan yang paling gambling. Secara rinci manfaat yang bisa kita ambil adalah:

  • Terjadinya interaksi esensial antara seorang anak didik dengan pendidiknya.
  • Pikiran anak didik akan terfokus dan terpusat pada pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.
  • Jawaban yang menggunakan kalimat negative merupakan metode pendidikan yang ilmiah dan realistis serta menjadi hujjah atas pelanggaran terhadap perbuatan tertentu, baik secara kemasyarakatan maupun kemanusiaan

[ ] Jumlah pertanyaan Rasulullah saw yang lumayan banyak dapat menjadi dalil keyakinan yang menunjukkan keingkaran pemuda itu terhadap perbuatan zina. Mari perhatikan dialog berikut.

Rasulullah saw: Apakah engkau ingin hal itu (zina) terjadi pada ibumu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan. (dalil pertama)

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada ibu mereka. Apakah engkau ingin hal itu terjadi pada saudara perempuanmu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan. (dalil kedua)

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudari-saudari mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara perempuan bapakmu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan. (dalil ketiga)

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudara perempuan bapak mereka. Apakah engkau ingin hal ini terjadi pada saudara perempuan ibumu?

Pemuda: sekali-kali tidak! Demi Allah yang menjadikan saya sebagai tebusan tuan. (dalil keempat)

Rasulullah saw: Begitu pula orang lain, tidak ingin hal itu terjadi pada saudara perempuan ibu mereka.

Banyaknya dalil merupakan salah satu kiat pendidikan yang memperkuat hujjah dan alas an.

[ ] Di antara kiat penyembuhan yang digunakan Rasulullah saw adalah meletakkan tangannya yang mulia di dada orang yang mendapat problem. Ketika beliau meletakkan tangannya di dada pemuda tadi, dia pasti akan merasakan ketentraman serta ketenangan jiwa. Sebab, ketika itu beliau mendoakan si pemuda dengan inti doa yang mencakup pengampunan dosa, penyucian hati dan pemeliharaan kemaluan.

Pengampunan dosa dapat mengosongkan jiwa dari segala dosa dan membuka pintu baru untuk terciptanya aktivitas keimanan. Penyucian hati merupakan usaha untuk membersihkan hati dari noda-noda dosa sehingga hati menjadi bersih tanpa ada noda yang mengotorinya. Kemudian, pemeliharaan kemalun berarti menjaga kemaluan dari tindakan yang dimurkai Allah swt seperti benteng kokoh yang tinggi, jauh dari kerendahan diri.

Dengan demikian, doa Rasulullah saw bisa dikatakan sebagai doa yang sempurna dalam memecahkan permasalahan. Bercermin dari itu, tampaknya para pendidikan wajib menjadikan dosa sebagai salah satu sarana penyembuh penyakit hati anak didiknya. Rasulullah saw telah bersabda, “Ibadah yang paling utama adalah do’a” (shahih Jami’ ash-shaghir no 1108). Doa juga dapat menghubungkan hati pendidik dan anak didik kepada sang Khaliq sesuai dengan firman-Nya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan doamu” (QS. Ghafir: 6)

Maka amalkan doa berikut agar anak dilindungi dari perbuatan zina atau kejahatan seksual:

Doa untuk orang lain

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ

Allahummaghfir dzanbahu (ha), Wathohhir qalbahu (ha), Wahashshin farjahu (ha)

(*”hu” untuk laki-laki “Ha” untuk perempuan)

“Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”

Doa untuk diri sendiri

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبِيْ وَطَهِّرْ قَلْبِيْ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ

Allahummaghfir dzanbii, Wathohhir qalbii, Wahashshin farjii

“Ya Allah ampunilah dosaku, sucikanlah hatiku, dan jagalah kemaluanku.”

doa perlindungan dari zina dan kejahatan seksual - ahmadbinhanbal.com

Ini adalah doa yang diucapkan Nabi saw setelah berdialog dengan seorang pemuda yang minta ijin kepada Nabi agar diperbolehkan berzina. Setelah dialog yg mencerahkan, Nabi menempelkan telapak tangannya ke dada sang pemuda, dan berdoa seperti di atas. Semenjak itu sang pemuda tumbuh menjadi sosok yg soleh dan membenci perzinaan.

Rasulullah Saw mendoakan pemuda tersebut dengan tiga hal:

  1. Agar Allah mengampuni dosa
  2. Mensucikan hati, dan
  3. Menjaga kemaluan

Doa ini dapat memberikan kita sebagai orang tua dan guru, beberapa pemahaman: 1) orang tua hendaknya selalu mendoakan agar anak terjauh dari perbuatan menyimpang. 2) untuk berhenti dari perilaku menyimpang, anak perlu menyadari bahwa perbuatan yang dia lakukan adalah tercela (dosa) dan dia perlu bertaubat, kemudian mensucikan diri dari dorongan syahwat dan berusaha untuk menghindarinya. 3) Rasulullah mengucapkan doa di atas sampai terdengar kepada pemuda, hal ini mengindikasikan pentingnya role model bagi pemuda, umumnya pemuda memiliki orang yang dia hormati dan teladani untuk meminta saran, orang tua jangan membiarkan kesempatan ini hilang untuk menyampaikan ekspektasi tersebut kepada anak.

Baca juga:   Ramadan, Bulan Mengasah 'Gergaji'

[ ] Setelah peristiwa itu, tidak lagi tersirat dalam benak pemuda tadi untuk berzina. Tidak diragukan lagi, dia akan mendayagunakan pikiran dan potensinya untuk hal yang membuahkan hasil dan memberikan manfaat bagi diri dan masyarakatnya, seperti menyibukkan diri dalam belajar, jihad, atau aktivitas lain yang membantu perkembangan sosial, ekonomi, dan politik. Potensi tersebut merupakan modal besar yang dapat diharapkan hasilnya.

Beberapa syawahid dan keterangan dari para ahli ilmu tentang pentingnya doa ini untuk anak-anak kita, para pemuda dan pemudi agar terhindari dari dosa dan maksiat terkait dengan Zina dan sebagainya.

Syaikh Muhammad Al-Anshori menceritakan kisah temannya yang ingin terbebas dari dosa khalwat dan maksiat lainnya, suatu hari dia datang kembali dan memberitahukan bahwa dia sudah terhindari dari dosa-dosa khalwat dengan membaca sesering mungkin doa Nabi di atas.

Syaikh Hani bin Salim bin Suhail Al-Bus’idi juga meminta kita para orang tua untuk mengajarkan doa Nabi ini kepada anak-anak agar membantu mereka menjauhi dan meninggalkan perbuatan Zina.

Semua mengetahui bahwa zina itu berbahaya dan termasuk dosa besar. Namun orang yang merasa aman pun dari zina sebenarnya bisa terjerumus dalam zina. Hanya dengan doa lalu pertolongan Allah yang datang, itulah yang dapat menyelamatkan kita dari zina.

Doa lain yang bisa dipraktikkan untuk melindungi diri agar tidak terjerumus dari perbuatan Zina dan lainnya adalah:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِن شَرِّ سَمْعِيْ وَمِنْ شَرِّ بَصَرِيْ وَمِنْ شَرِّ لِسَانِيْ وَمِنْ شَرِّ قَلْبِيْ وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّيْ

Allahumma innii auzubika min syarri sam’ii wa min syarri basharii wa min syarri lisaanii wa min syarri qalbii wa min syarri maniyyii

“Ya Alllah aku berlindung kepadaMu dari kejelekan pada pendengaranku, dari kejelekan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku serta dari kejelekan pada mani atau kemaluanku”. (An Nasai, Abu Dawud dan AtTirmidz)

doa agar tidak terjerumus zina

Syakal bin Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas ia meminta pada beliau sesuatu yang berharga untuk dunia dan akhiratnya. Dia tidak meminta kepada Nabi perihal dunia, harta, dan jabatan. Dia meminta diajarkan doa.

Atas ketulusannya, Nabi ingin mengajarkan sahabat mulia ini sebuah doa yang dapat bermanfaat untuk agama dan dunianya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa dengan beliau memegang tangannya lalu beliau ajarkan, ucapkanlah,

“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyi.”

Allahumma inni : Berdoa kepada Allah Swt menggunakan ismun jami’ yaitu nama Allah yang agung.

a’udzu bika min syarri sam’ii : aku berlindung kepadaMu dari kejelekan pada pendengaranku, yaitu apa saja yang datang kepada pendengaran manusia dari berbagai kejelekan seperti sumpah palsu, perkataan kufur, bohong dan lainnya.

wa min syarri basharii : dari kejelekan pada penglihatanku, yaitu menggunakan penglihatan untuk melihat hal hal yang haram seperti film porno dan mesum, pandangan pandangan jelek dan penuh maksiat.

wa min syarri lisanii: dari kejelekan pada lisanku, yaitu perkataan bohong, menghina, laknat atau perkataan yang tidak memberikan manfaat kepada manusia.

wa min syarri qalbii: dari kejelekan pada hatiku, yaitu ketika hati tidak penuh dengan mengingati Allah Swt, atau hati berpaling kepada selain Allah Swt berupa ibadah hati seperti pengharapan dan rasa takut.

wa min syarri maniyyi: serta dari kejelekan pada mani atau kemaluanku, yaitu terjerumus dari hal hal yang diharamkan Allah swt atau terjerumus pada hal hal yang menejurmus zina seperti melihat, meraba, berjalan ke arah zina bahkan ada keinginan berzina.

Maka doa ini sungguh agung, Nabi mengajarkan kita sebuah doa yang melindungi tubuh sebagai nikmat Allah agar terjaga dari keburukan dan kejahatan.

Referensi

Min Asalibir Rasul Fit Tarbiyah oleh Najib Khalid Al-‘Amr, terjemah: Tarbiyah Rasulullah, Gema Insani Press hal. 117-123

https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/6163

Jangan Dekati Zina – JUMAL AHMAD

Berhenti dari Ketagihan Pornografi – JUMAL AHMAD

Sila baca juga senarai tulisan lain tentang LGBT dan Homoseksual

  1. Islam dan Homoseksual
  2. Pandangan Al-Quran Tentang Homoseksual
  3. Homoseksual Dan Pendidikan Seks Dalam Islam
  4. Hukuman Pelaku Homoseksual dan Lesbian menurut Hukum Pidana Islam dan KUHP
  5. Pandangan Siti Musdah Mulia tentang Feminisme dan Homoseksual
  6. Fenomena Transgender, Status Waria dan Hukum Operasi Kelamin
  7. Penyimpangan Sosial Pedofilia: Pencegahan dan Penanganan
  8. Hukum Masturbasi dan Onani dalam Islam dan Cara Menghindarinya
  9. Mushaharah (Perbesanan) Akibat Liwath (Sodomi)
  10. Doa Menjaga Kehormatan (Terjaga dari Zina, Perbuatan Asusila dan LGBT)

Jumal Ahmad | ahmadbinhanbal.com

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *