Indonesia Peringkat Ke-2 Jurnal Predator

Belakang ini, sedang ramai diperbincangkan mengenai etika penerbitan jurnal internasional di kalangan akademisi. Hal ini perlu menjadi pelajaran dan sama-sama menjaga integritas dan kredibilitas akademik. Tanamkan etika sebagai orang yang berilmu dari sekarang. Ilmu adalah sesuatu yang kita tinggalkan untuk anak cucu.

Jurnal Predator

Jurnal predator adalah jurnal internasional yang di dalam proses penerbitannya tidak didapati proses peninjauan ilmiah atas naskahnya.

Sejumlah besar jurnal ilmiah orang Indonesia banyak ditemukan sebagai jurnal palsu di pangkalan data global di jurnal Scopus yang digunakan untuk mengukur peringkat universitas di tataran global. Jurnal palsu dikenal sebagai “predatory journals” adalah penyedia jurnal dengan kualitas penyelidikan rendah dan isi yang masih dipersoalkan, dan seringkali terlalu mudah menerima artikel tanpa meneliti dan dalam kebanyakan kasus, hanya mementingkan bayaran uang.

Sejumlah 324 jurnal palsu menyusup masuk dalam Scopus, pangkalan data global berpusat di Belanda yang menghimpunkan lebih 30,000 jurnal humaniora, sosial, fisika dan kesehatan.

Temuan baru dari dua ahli ekonomi dari Czech Republic yaitu Vít Macháček dan Martin Srholec yang menghasilkan analisis berdasarkan negara tentang jurnal palsu di Scopus antara tahun 2015 hingga 2017.

Sumber jurnal palsu berasal dari negara dengan mayoritas penduduk tertinggi di dunia seperti India, Indonesia, Filipina dan Mesir, masuknya Indonesia sebagai negara tertinggi nomor 2 dalam hal jurnal palsu memberikan kesan buruk kepada kualitas kerja akademik nasional.

Kajian Macháček dan Srholec menempatkan Indonesia berada di kedudukan kedua dari 20 negara paling aktif meneribitkan predatory journal ini. Paling tinggi adalah Kazakhstan dengan 17% artikel, kemudian Indonesia dengan dengan Indonesia 16.7% artikel, Iraq 13% artikel, Albania 12% artikel dan Negara tetangga Malaysia dengan 11.6% artikel.

Baca juga:   Nasyid Arab Syahdu oleh Mishary Rashid Al-Afasy

Evans Laksmana, menyebut bahwa Kazakhstan dan Indonesia tampaknya yang paling mengerikan, dengan kira-kira setiap artikel keenam termasuk dalam kategori predator.

Anshory Yusuf dari Universitas Pajajaran memberikan beberapa kumpulan daftar Negara dengan jumlah jurnal predatorinya sebagai berikut:

Lebih lengkap lagi di tabel berikut:

Image
Image

Kriteria Jurnal Internasional

Sebenarnya DIKTI telah memiliki standar sendiri terkait dengan jurnal internasional. Terbaru dan detail ditemukan dalam Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Tunjangan Profesi Dosen Dan Tunjangan Kehormatan Profesor sebabai berikut;

Jurnal Internasional adalah jurnal yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan;
  2. Memiliki ISSN;
  3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok);
  4. Memiliki terbitan versi online;
  5. Dewan Redaksi (Editorial Board) adalah pakar di bidangnya paling sedikit berasal dari 4 (empat) negara;
  6. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit  penulisnya berasal dari  2 (dua)  negara;
  7. Jurnal yang diakui sebagai jurnal internasional oleh Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti yang mempunyai indikator:
  8. Diterbitkan oleh asosiasi profesi ternama di dunia atau Perguruan Tinggi atau Penerbit (Publisher) kredibel;
  9. Terindeks oleh pemeringkat internasional (contoh SJR) atau basis data internasional yang ternama, contoh Index Copernicus International (ICI);
  10.  Alamat jurnal dapat ditelusuri daring;
  11. Editor Boards dari Jurnal dapat ditelusuri daring dan tidak ada perbedaan antara editor yang tercantum di edisi cetak dan edisi daring;
  12. Proses review dilakukan dengan baik dan benar;
  13. Jumlah artikel setiap penerbitan adalah wajar dan format tampilan setiap terbitan tidak berubah ubah;
  14. Tidak pernah ditemukan sebagai jurnal yang tidak bereputasi atau jurnal meragukan oleh Ditjen Dikti/Ditjen Sumber Daya dan Iptek.
Baca juga:   Internet Archive Scholar, Indeks Pencarian Baru untuk Karya Ilmiah

Jurnal yang memenuhi kriteria pada butir 3 huruf a sampai g namun mempunyai faktor dampak (impact factor) 0 (nol)atau not available dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau jurnal terindeks di SCImago Journal and Country Rank dengan Q4 (quartile empat) atau terindeks di Microsoft Academic Search digolongkan sebagai jurnal internasional;

Menjadi PR bersama agar ke depan dunia pendidikan kita lebih menekankan pada kredibilitas dan kejujuran kepenulisan.

Tips Menghindari Jurnal Predator

Gunakan Lembaga Indesasi Jurnal Untuk Mengetahui Keasliannya

Indeksi jurnal dapat dilakukan oleh semua orang dengan cara mengunjungi website lembaga indeksasi jurnal seperti SintaWoS ( Web Of Science), DOAJ (Directory Of Open Access Journals). Jurnal yang telah terindeks dan terdaftar akreditasi akan terteara pada pencarian dihalaman website indeksasi jurna diatas, jika tertera jurnal dipastikan telah terindeksasi aman serta terpercaya untuk menerbitkan tulisan melalui jurnal yang akan di pusblish.

Pastikan Proses Penerbitan Jurnal Dilakukan Secara Profesional

Banyak jurnal yang menerapkan prosedur yang tidak sesuai dengan alur proses penerbitan, pada umumnya proses penerbitan artikel di suatu jurnal nasional akan memakan waktu 2 sampai 3 bulan sedangkan butuh waktu lebih lama dalam memproses tulisan yanag akan diterbitkan di jurnal internasional dengan kisaran waktu 5-7 bulan sesuai dengan ketentuan tulisan, template dan sebagainya.

Perhatikan Terbitan Jurnal Yang Ada

Biasanya jurnal yang sudah terindeksasi dan professional akan secara sistematis dalam mengatur sistem publikasi tulisan dan sebaginya, biasanya jumlah artikel yang diterbitkan dalam satu issue tergolong normal, tidak ada lonjakan atau penurusan yang signifikan.

Pastikan Editorial Board nya Jelas

Kejelasan team editor merupakan salah satu hal yang harus dipastikan sebelum memustukan untuk menerbitkan artikel pada jurnal tersebut, jurnal professional akan memiliki sistem yang terstruktur termasuk dalam hal editorial team/board/review dan sebagainya.

Baca juga:   Potensi Gempa Mentawai Menurut Prof. Kerry Edward Sieh

Referensi:

Artikel di Website

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *