Jangan Mudah Menuduh Orang Lain Tidak Sesuai Sunah Nabi


Renungan sebuah peristiwa.

(( كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ فَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ لَهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَقَرَأَ بِهَا افْتَتَحَ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ثُمَّ يَقْرَأُ بِسُورَةٍ أُخْرَى مَعَهَا وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا: إِنَّكَ تَقْرَأُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى، قَالَ: مَا أَنَا بِتَارِكِهَا إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِهَا فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ وَكَانُوا يَرَوْنَهُ أَفْضَلَهُمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ: يَا فُلَانُ مَا يَمْنَعُكَ مِمَّا يَأْمُرُ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ أَنْ تَقْرَأَ هَذِهِ السُّورَةَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ حُبَّهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ. قَالَ أَبُو عِيسَى: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ ثَابِتٍ وَرَوَى مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ هَذِهِ السُّورَةَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، فَقَالَ: إِنَّ حُبَّكَ إِيَّاهَا يُدْخِلُكَ الْجَنَّةَ ))

[الترمذي عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِك]

حديث عائشة ـ رضي الله عنها ـ في صحيح ابن حبان دون ذكر لفظ (صفة)، ولفظه: عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ، فَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِمْ {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} ، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: ” سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ صَنَعَ هَذَا “؟ فَسَأَلُوهُ، فَقَالَ: أَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ.

Baca juga:   Membantu Istri

Terjamahan👆kejadian pada masa Nabi Muhammad SAW. 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ada seseorang dari kalangan Al Anshor menjadi imam di Masjid Quba.

Setiap kali menjadi imam bagi kalangan Al Anshar, selalu memulai baca surat al Ikhlas ( setelah Al Fatihah).

Setelah itu barulah membaca surat lainnya. Dan imam ini selalu mengerjakan hal tersebut setiap rakaat.

Maka para sahabatnya mengingatkannya dengan berkata,  “sesungguhnya engkau membaca surat Al Ikhlas lalu kamu  melihat bahwa surat Al Ikhlas menjadi pahala dilanjutkan dengan surat lainnya. 

Maka baca dengan surat Al Ikhlas atau kamu tinggalkan surat Al Ikhlas langsung kamu baca surat yang lainnya.

(ini permintaan para sahabatnya karena Nabi tidak mencontohkan shalat seperti ini).

Imam itu menjawab, “sekali kali aku tidak akan meninggalkannya, kalau kalian masih suka aku jadi imam maka aku jadi imam. Tetapi bila kalian tidak suka aku jadi imam, ya saya akan tinggalkan kalian, ( tidak lagi jadi imam). 

Sementara kawan kawan al Anshar melihat orang ini adalah yang terbaik diantara mereka, dan belum ada cocok selainnya untuk menjadi imam.

Disaat Nabi datang kepada mereka, merekapun melaporkan apa yang terjadi ( karena Nabi belum mencontohkan sholat seperti imam mereka). 

Lalu dipanggil imam tersebut dan ditanya Nabi, “Wahai Fulan!  Faktor apa yang menahan kamu untuk tidak menjalankan perintah permintaan kawan kawanmu ( meninggalkan bacaan surat Al Ikhlas setiap rakaat). 

Dan apa penyebab menjadikan kamu selalu membaca surat al Ikhlas setiap rakaat  ?”.

Orang ini menjawab pertanyaan Nabi, “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku sangat mencintai surat Al Ikhlas.”
Lalu Nabi bersabda “Sesungguhnya cinta terhadap surat Al-Ikhlas penyebab kamu masuk sorga”. (HR At Tirmidzi). 

Baca juga:   Situs Carihadis.com Digugat

🌸🌸🌸

Riwayat yang lain kisah dari Aisyah, RA dari riwayat Ibn Hibban,

Rasulullah sallaAllahu alaihi wa salam, mengutus seseorang dalam peperangan. 

Dan ia setiap menjadi imam, dalam sholat sholat, yaitu  selalu membaca surat al Ikhlas. Saat kembali ke Madinah mereka menceritakan kepada Nabi saw, lalu belliau berkata “tanyalah kalian kepada imam ini “.
Ia menjawab karena ia sangat mencintai surat al Ikhlas.

Lalu Nabi mengatakan “beritahukan kepadanya bahwa Allah mencintainya”.

💗💗💗🌸🌸🌸👆❤❤❤❤❤❤❤❤

Coba renungkan kasus diatas. Bila terjadi zaman sekarang pasti dianggap bidah dan tidak ikuti sunnah. 

Maka jangan mudah menuduh orang lain sesat hanya karena tidak dicontohkan Nabi  lalu menepuk dada “kami yang sesuai sunah Nabi”.

Padahal orang yang dianggap sesat ternyata mereka punya dalil, yang mengandung pemahaman berbeda. Bisa jadi justru lebih dicintai Allah!. 

Sudah saatnya menghormati perbedaan dalam soal furu’. Saling mencintai dan saling menghargai.
Jangan merasa paling benar dan paling suci atau paling sesuai dengan sunah Nabi. !!.

((أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ))

[البخاري عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ]

Riwayat lainnya : Hadist Riwayat Bukhori dari Abu Saad al Khudzri bahwa ada seorang mendengar selalu membaca surat Al Ikhlas diulang ulang.

 Maka pada keesokan paginya ia datangi Rasulullah saw dan menceritakan hal itu seakan akan mengatakan yang sama (mempraktekan apa yang ia dengar ). 

Rasulullah bersabda “Demi jiwaku yang didalam tanganNya sesungguhnya surat al Ikhlas sama dengan 1/3 Al Quran.” 

Baca juga:   Mengenal Gelar-Gelar Ahli Hadis

Mari hormati perbedaan pendapat. Jangan nuding nuding semua perbuatan bidah, sesat dan neraka! .

Selama ada dasar dalil maka jangan memaksakan pendapat diri sendiri terhadap orang lain. Intinya jangan merasa paling benar sendiri !!


Oleh: Islamic Character Development-ICD 

Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *