Perjuangan Da’i Pedalaman Mentawai

Dai pedalaman tidak seperti para da’i di kota-kota besar dalam melaksanakan tugas dakwahnya mungkin lebih mudah, baik secara ekonomi, transportasi dan yang lainnya. Lihat perjuangan mereka, bantu mereka.


Mereka menghadapi banyak kendala, seperti perjalanan ke desa tujuan menghadapi ombak, angin, atau air sungai yang surut, bila aliran sungai mengering, motor harus didorong sampai ke bagian sungai yang dalam. Setidaknya 500.000,- uang harus keluar untuk menuju desa binaan.

Menyiapkan Islam di Kepulauan Mentawai memerlukan perjuangan yang penuh keikhlasan, ketabahan dan kesabaran. Ekonomi mereka kalah jauh dengan dai di kota, tetapi semangat menyiarkan Islam tidak kalah sama sekali.

Dai Mentawai butuh ketabahan dalam memberikan dakwah kepada muallaf mengingat mereka masih makan daging Babi yang jelas haram dalam Islam. Membimbing kebiasaan yang mendarah daging sedikit sulit dan memakan waktu.

Sekalipun demikian, dengan bimbingan rutin tentang Islam, banyak masyarakat Islam yang meninggalkan kebiasaan makan daging Babi dan mengganti dengan binatang ayam, burung.

Dusun Buttui

desa madobak, siberut selatan

Sarana transportasi di dusun Buttui masih sangat sulit. Namun di dusun ini, pembinaan para dai kepada muallaf sudah mulai memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Para muallaf khususnya dari anak-anak kecil sudah mulai belajar salat dan mengaji dengan baik.

Di dusun ini sudah ada masjid yang cukup besar sebagai tempat salat berjamaah dan salat jumat, ada PAUD Tunas Bakti Bangsa dan Asrama putra dan putri untuk anak SD dan SMP. Pengajarnya mendapatkan honorarium dari Aksi Peduli Bangsa, saat ini ada 6 relawan pendidik dan guru masyarakat yang aktif.

Dusun Ugai

Lain halnya di dusun Ugai yang mayoritasnya beragama katolik. Ugai terletak 2 km dari Buttui, jalan kesana bisa dengan jalan kaki atau motor trail melewati jalan berlobang dan berlumpur. Saat ini belum ada dai yang standby dan tinggal, maka beberapa dai yang tinggal di Buttui setiap hari Ahad pergi ke Ugai untuk mengajarkan salat dan mengaji.

Baca juga:   Sagu Vs Beras

Ugai memiliki 100 KK lebih dan baru 14 KK yang masuk Islam dengan Aman Lobi sebagai ketua muallaf. Pembinaan muallaf di Ugai harus lebih intensif. Jumlah mereka setiap saat bertambah dengan program dakwah yang terus dan terorganisir.

Itulah perjuangan para dai di Kepulauan Mentawai dengan ketabahan, kesabaran dan keyakinan yang kuat mereka menyelamatkan umat Islam dari kegelapan. Tantangan dan ujian sangat berat, namun mereka tetap tegar dalam perjuangan membawa umat dalam ridha-Nya.

Perjuangan mereka perlu kita dukung, terlebih dukungan materi untuk keberlangsungan syiar Islam di Kepulauan Mentawai, tanah para Sikerei.

Dusun Buttui dan Ugai melewati sungai panjang Sarireket. Alat transportasi antara pompong atau mesin perahu.

Video pendek sungai sarireket

Video menggunakan Drone dari tim Aksi Peduli Bangsa dalam perjalanan menuju daerah Pedalaman Mentawai.

Perjalanan menggunakan perahu Sungai yang muat hanya 8 orang saja, jarak dari Muara Siberut menuju pedalaman kurang lebih 7 jam perjalanan.

Dusun Salapak

Salapak adalah salah satu dusun dari desa Muntei di Siberut Selatan. Tidak jauh dari Muara Siberut, namun untuk menjangkau Muara, para dai harus melewati hutan dan menyeberangkan motornya lewati sungai dengan sampan tali.

Video sederhana berikut menggambarkan keadaan salah satu dai saat menyeberangi sungai dari Salapak ke Muara.

Video Dakwah

Berikut kumpulan video dokumentasi sederhana perjalanan dakwah kami di Kepulauan Mentawai, khususnya dusun Buttui, desa Madobak.

Sumber: Youtube.com/JumalAhmad

Info terkait

  1. Menatap Peluang Dakwah Mentawai dalam Kaca Mata Buya Mas’oed Abidin yang Masih Relevan Sampai Sekarang
  2. Muslim Mentawai Masih Makan Babi dan Solusinya
  3. Ramuan Obat dari Sikerei Mentawai
  4. Potret Pendidikan di Daerah Pedalaman Mentawai
Share your love
Jumal Ahmad
Jumal Ahmad

Jumal Ahmad Ibnu Hanbal menyelesaikan pendidikan sarjana pada jurusan Pendidikan Agama Islam dan Magister Pengkajian Islam di SPS UIN Jakarta. Aktif di lembaga Islamic Character Development dan Aksi Peduli Bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *