Perihal dimanakah kepala cucu Rasulullah, Husain bin Ali, ada beberapa riwayat yang simpang siur. Artikel ini menjelaskan lengkap riwayat Syiah dan Sunah. Menurut sumber sejarah yang sahih, kepala al-Husain dimakamkan di Madinah. Ibnu Sa’ad mengatakan (Thabaqat Ibni Sa’ad): “Yazid mengirimkan kepala al-Husain kepada Amr bin Sa’ad, gubernur Madinah saat itu. Amr kemudian mengafani kepala al-Husain lalu memakamkannya di Baqi’.”
Yazid kemudian mengirim utusan ke Madinah untuk menuntut pengakuan atas kekuasaannya. Husein bin Ali bin Abu Thalib (58 tahun) dan Abdullah bin Zubair menolak pembaiatan tersebut. Keduanya meninggalkan Madinah pada malam hari menuju Makkah.
Abdullah bin Zubair tidak mau berbaiat dan tidak juga memproklamirkan diri sebagai khalifah. Sedangkan Husein bin Ali dikirimi surat oleh loyalisnya di Kufah atau Irak. Ia kemudian bermusyawarah dengan sebagian sahabat Rasul yang masih hidup ketika itu. Tetapi tekad Husein untuk menuju Kufah tidak terbendung.
Abdullah bin Abbas ra menangis atas kepergian Husein. Demikian juga Abdullah bin Umar ra. Sedangkan Husein ra berangkat bersama sekelompok keluarganya laki-laki, perempuan, dan anak-anak ke Irak pada 10 Dzulhijjah 61 H.
Yazid bin Muawiyah meminta gubernur Iraq, Ubaidullah bin Ziyad, untuk menumpas rombongan Husein ra. Sebanyak 4.000 pasukan di bawah kendali Umar bin Sa’ad bin Abu Waqash mengepung dan membunuh Husein bin Ali bin Abu Thalib ra. (As-Suyuthi, Tarikhul Khulafa, [Kairo, Darul Ghaddil Jadid: 2007 M/1428 H], halaman 203).
Sebagian dari mereka memukul kepala Husein bin Ali ra dengan pedang, memanah dan memenggal lehernyan pada 10 Muharram 61 H. Mereka juga menghabisi 72 pengikut loyal Husein bin Ali ra yang mengiringinya di Karbala, Irak.
Ibnu Qutaibah menyebut 90 orang laki-laki dan perempuan pengiring Sayyidina Husein bin Ali ra. (Ibnu Qutaibah, al-Imamah was Siyasah, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2009 M], juz II, halaman 184).
Untuk mengetahui peristiwa Karbala dan kesyahidan Imam Husein, silakan baca juga artikel kami sebelumnya yang bersumber dari tulisan Muhammad Yusuf Ali, penerjemah Al-Quran dalam bahasa Inggris. (Klik Link)
Perihal dimanakah tempat dimakamkan kepala Imam Husain, ada beberapa pendapat yang bisa kita kumpulkan dari pendapat ulama Syiah dan ulama Sunnah.
Makam Kepala Imam Husain menurut Syiah
Ulama Syiah menyebutkan berdasarkan riwayat mereka, dua tempat yang menjadi tempat dimakamkan kepala Imam Husain yang suci yaitu di Karbala dan Najaf.
Kepala Imam Husain dimakamkan di Karbala
Ini adalah pendapat masyhur di kalangan Syiah, sebagaimana disebutkan oleh Al-Majlisi berdasarkan perkataan putri Imam Zainal Abidin dan saudari Imam Husain RA. Ulama Syiah yang berpegang dengan pendapat ini adalah Syaikh Shaduq, Sayyid Al-Murtadha dan Sayyid Ibn Thawus.
Riwayat pertama dari Syaikh Shaduq dalam kitab Al-Amali halaman 231 dengan sanad dari Fatimah binti Ali menyebutkan bahwa kepala Imam Husain dikembalikan ke Karbala.
Riwayat kedua dari Sayid Murtadha ketika ditanyakan tentang apakah kepala maulana As-Syahid Abu Abdillah dibawa kembali ke Syam? beliau menjawab bahwa perkara ini sudah menjadi hal yang pasti di kalangan para peneliti dan telah menetapkannya.
Kepala Imam Husain dimakamkan di Najaf
Kepala Imam Husain dimakamkan di kota Najaf Al-Syarif disamping makam Ali bin Abi Thalib, ayah dari Imam Husain. Hal ini berdasarkan riwayat dari kitab-kitab Syiah yang mu’tabar.
Dalam kitab Al-Kaafi (jilid 4, hal. 1157), Al-Kulaini menyebutkan hadis no 8119 yang menyebutkan bahwa kepala As-Syarif (Imam Husain) dimakankan di tempat makam Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) Alaihissalam.
Riwayat lainnya disebutkan dalam kitab Kamil Az-Ziyaarat hal 86-87 dan kitab Tahzibul Ahkam jilid 6 hal. 777 pada hadis nomor 7076 juga menyebutkan bahwa kepala As-Syarif (Imam Husain) dimakankan di tempat makam Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) Alaihissalam.
Inilah riwayat dari Syiah yang terkenal tentang tempat makam kepala Imam Husain. Tempat lain yang sangat dikenal di kalangan Syiah dan masyarakat awam bahwa kepala Imam Husain dimakamkan di Kairo.
Kepala Imam Husain dimakamkan di Kairo
Ada beberapa informasi tentang bagaimana kepala Imam Husain bisa ke Kairo.
Setelah tibanya di Ashqelon, kepala Sayidina Husein pun dipindah kembali menuju Mesir yang dibawa oleh beberapa panglima besar dan sejarawan di antaranya : Ibnu Maisir, Ali bin Abi Bakar, Ibnu Iyas, Qalqasyqandi, Sabtul Jauzi, dan Al-Hafidz As-Sakhowi.
Seorang sejarawan Al-Maqrizi berkata : “Kepala Sayidina Husein telah dipindahkan dari Ashqelon ke Kairo pada hari Ahad, 8 Jumadal Akhir 548 H(bertepatan 31 Agustus 1153 M). Seseorang yang memindahkan kepala dari Ashqelon yaitu Al-Amir Saiful Mamlakah sampai di daerah Bab Zuwaela yang bertempat di Darbul Ahmar, Masjid Sholih Tholai’. Lalu dimandikannya kepala tersebut di atas papan kayu, dan banyak yang mengatakan kalau kepala Sayidina Husein masih di Masjid tersebut.”
Menurut Al-Qalqasyandi, ketika Raja Al-Faiz bi Dinillah yang merupakan salah seorang raja Syiah Fathimiyah di Mesir hendak membangun universitas, dia ingin agar kepala Husain dibawa ke sana. Akhirnya Al-Faiz memerintahkan Thala’i bin Ruzzik untuk menyogok warga Ashkelon yang dipercayai tempat dikuburnya kepala Husein sebelumnya, agar mau memindah kepala Husain ke Kairo.
Asy-Syablanji menyebut uang suap yang dikeluarkan Thala’i bernilai tiga ratus ribu Dinar. Akhirnya mereka setuju dan tentara Dinasti Fathimiyah berangkat ke wilayah tersebut dan memindahkan kepala yang diyakini sebagai Husain ke Kairo.
Ibnu Katsir menuturkan: “Kelompok Fathimiyyah mengeklaim bahwa kepala al-Husain dibawa ke Mesir lalu dikuburkan di sana. Setelah itu, mereka mendirikan sebuah petilasan terkenal di atas makam tersebut. Sejumlah ulama terkemuka menyatakan klaim ini sama sekali tidak benar. Kelompok ini sengaja merekayasa informasi demikian agar bisa menyebarluaskan kebathilan mereka, yaitu klaim bahwa mereka memiliki nasab yang mulia.
Sebenarnya, semua itu hanyalah bohong belaka. Mereka bukan satu-satunya kelompok yang suka menyebarluaskan kebohongan seperti ini. Biasanya modus mereka adalah dengan membawa kepala seseorang lalu meletakkannya di sebuah masjid, kemudian mereka katakan bahwa itu adalah kepala al-Husain sehingga hal itu tersebar luas dan diyakini kebenarannya oleh kalangan mereka” (al-Bidayah wan Nihayah).
Makam Kepala Imam Husain menurut Sunnah
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, ada banyak kuburan dan petilasan yang tersebar di berbagai negara Islam, dan sebagian penduduknya mengeklaim bahwa di negara merekalah kepala al-Husain dimakamkan.
Ada yang mengeklaim bahwa kepala al-Husain dimakamkan di Damaskus, ada pula yang mengeklaim bahwa kepalanya dimakamkan di Karbala, atau di Riqqah, atau di Asqalan, atau di Kairo, atau mungkin di tempat-tempat lainnya. Akan tetapi, semua klaim itu tidak pernah terbukti kebenarannya, apabila merujuk pada sumber-sumber sejarah yang shahih.
Kepala Imam Husain dimakamkan di Madinah
Menurut sumber sejarah yang shahih, kepala al-Husain dimakamkan di Madinah. Ibnu Sa’ad mengatakan (Thabaqat Ibni Sa’ad): “Yazid mengirimkan kepala al-Husain kepada Amr bin Sa’ad, gubernur Madinah saat itu. Amr kemudian mengafani kepala al-Husain lalu memakamkannya di Baqi’. Di tempat inilah ibunda al-Husain, Fathimah binti Rasulullah, dimakamkan”.
Pendapat ini didukung oleh al-Hafizh Abu Ya’la al-Hamdani. Menurutnya, riwayat itulah yang paling shahih terkait makam kepala al-Husain (at-Tadzkirah). Pendapat demikian juga dipegang oleh sejumlah pakar nasab, seperti az-Zubair bin Bakkar dan Muhammad bin al-Hasan al-Makhzumi. Seperti itu juga yang dikatakan oleh ulama-ulama besar, seperti Ibnu Abid Dunya, Abul Mu-ayyad al-Khawarizmi, Ibnu Sa’ad, Ibnul Jauzi, al-Qurthubi, Ibnu Dihyah, Ibnu Taimiyah, dan yang lainnya.
Ibnu Taimiyah menuturkan: “Kepala al-Husain dimakamkan di Baqi. Fakta ini dikuatkan oleh tradisi bangsa Arab pada waktu itu. Dahulu, apabila terjadi peperangan antara dua kelompok kemudian salah satu kelompok berhasil membunuh pemimpin kelompok musuhnya, maka kepala dan badannya dikembalikan kepada keluarganya” (Makan Ra’sul Husain, Hal Masyhad Ra’sul Husain bil Qahirah auw ‘Asqalan? oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Dar Al-Jail, Beirut. Unduh Ebook.)
Tempat makam kepala Imam Husain adalah termasuk perkara yang Syubhat. Dalam perkara yang syubhat ini, bukan kewajiban kita untuk meyakini tentang kepala Sayidina Husein terdapat di Mesir atau Karbala, karena ini adalah perkara sejarah, dan bukan suatu perkara syar’iah yang harus diyakini. Kita cukup percayakan semuanya kepada Allah Yang Maha Mengetahui.
Sebagaimana dimakamkannya Rasulullah Saw di Madinah, tapi kita bisa menjunjung tinggi nama Rasulullah dimanapun itu untuk mengharap syafaatnya. Tidak bedanya dengan perkara kepala Sayidina Husein yang dikubur di Mesir atau tidak, jikalau kita mampu merasakan ketenangan dengan menyebut namanya dan bertawasul, maka itulah sesungguhnya karomah dari para Wali. Dimanapun kita menjadikan pusat perwalian itu berada, maka kita mampu menciptakan benih-benih keberkahan dari para Wali di tempat tersebut, insya’ Allah.
Sekian.